Data 267 Juta Akun Facebook Dijual Murah, Hanya Rp9,2 Juta

Jum'at, 24 April 2020 - 06:51 WIB
Cyble merekomendasikan pengguna untuk memperketat pengaturan privasi mereka di profil Facebook mereka. Dan berhati-hatilah dengan email dan pesan teks yang tidak diminta. Foto/ist
MENLO PARK - Keamanan Facebook kembali menjadi sorotan lantaran informasi akun penggunanya ketahuan dijual di dark web. Kali ini jumlah akun yang terekspos mencapai ratusan juta pengguna.

Dalam laporannya, laman Giz China menyebutkan, ada 267 juta informasi pribadi pengguna Facebook yang tersedia untuk dijual di dark web. Ironisnya harga yang ditawarkan hanya Rp9,2 juta.

Untuk diketahui, terkait keamanan data pribadi, sebelumnya para peneliti dari perusahaan Cybersecurity menemukan kebocoran 530.000 akun Zoom yang dijual di dark web beberapa hari lalu. Sekarang situs khusus Bleeping Computer melaporkan keberadaan 267 juta akun Facebook yang diretas dan datanya tersedia untuk dijual di dark web.





Informasi pribadi dari akun media sosial tidak memiliki kata sandi, dan sebagian besar berasal dari akun warga AS. Namun, banyak informasi seperti nama lengkap, pengidentifikasi, alamat email, tanggal lahir dan bahkan nomor telepon pengguna tersedia dalam data ini.

Tentunya ini adalah informasi emas bagi peretas, terutama bagi mereka yang berspesialisasi dalam phishing. Ini memungkinkan pelaku, misalnya, mengekstrak data pribadi dari pengguna dengan bertindak sebagai badan resmi.

Bob Diachenko, peneliti yang bertanggung jawab atas temuan ini, mengaku menemukan data yang dijual peretas di dark web melalui antarmuka pemrograman Facebook (API). Namun ini hanya hipotesis oleh peneliti.

Akhirnya data akun Facebook yang diretas dengan cepat dibeli oleh Cyble. Perusahaan yang menemukan penjualan akun Zoom ini membeli data-data tersebt untuk mencegah peretas mengaksesnya.

"Peneliti Cyble mengeksekusi penjualan dan dapat mengunduh dan memverifikasi data. Pengguna yang terkena dampak akan dapat memverifikasi ini pada platform pemantauan pelanggaran data Cyble, AmIbreached.com segera," kata perwakilan peneliti.

Pada tahap ini, para peneliti Cybke tidak tahu bagaimana cara mereka membocorkan data. Mungkin karena kebocoran pada API pihak ketiga atau scrapping. Data berisi detail sensitif pada pengguna yang bisa digunakan penjahat siber untuk phishing dan spamming.

"Cyble merekomendasikan pengguna untuk memperketat pengaturan privasi mereka di profil Facebook mereka. Dan berhati-hatilah dengan email dan pesan teks yang tidak diminta. Kami saat ini mengindeks data di platform pemantauan dark web kami, dan pengguna ritel dapat mengaksesnya melalui AmIbreached.com," katanya lagi.
(iqb)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More