MediaTek: Kami Tidak akan Menjual Chipset ke Huawei Secara Ilegal
Kamis, 04 Juni 2020 - 04:50 WIB
SHENZHEN - Pada Januari 2019, Huawei berencana menyelesaikan tahun tersebut sebagai produsen smartphone teratas di dunia. Perusahaan telah mengirimkan 205 juta handset selama tahun sebelumnya dan jalur P30 dan Mate 30 diharapkan menjadi dua penjualan besar bagi perusahaan. (Baca juga: Huawei P40 dan P40 Pro Plus Segera Masuki Pasar Handphone Indonesia )
Tetapi pada pertengahan Mei, Departemen Perdagangan AS, dengan alasan keamanan, menempatkan Huawei pada Daftar Entitasnya. Ini mencegah Huawei mengakses rantai pasokan yang berasal dari AS, nilainya tidak tanggung-tanggung, USD18 miliar pada 2018.
Sementara Huawei dapat menemukan solusi untuk mengganti sebagian besar pemasok AS, satu yang tidak dapat dengan mudah diganti adalah Google. Ketidakmampuannya untuk melisensikan Layanan Seluler mencegah produknya menggunakan aplikasi Google seperti Pencarian, Peta, Gmail, YouTube, Drive, Play Store, dan lainnya.
Ini tidak masalah di China, di mana aplikasi ini dilarang, tapi berdampak pada penjualan ponsel Huawei ke pasar lain di luar Negeri Tirai Bambu. Namun, lonjakan besar dalam penjualan domestik yang dipimpin oleh konsumen China yang menganggap perusahaan itu menjadi korban penindasan AS, memungkinkannya untuk mengirim 240 juta smartphone di seluruh dunia pada 2019.
Peningkatan 17% per tahun membantu Huawei melampaui Apple untuk posisi kedua di antara produsen telepon. Walaupun tetap belum bisa melampaui posisi Samsung.
Presiden AS Donald Trump tampaknya terus mencari cara ampuh untuk "mematikan" Huawei, karena raksasa manufaktur China itu ternyata bisa menemukan cara-cara kreatif berkelit dari larangan tersebut. Nah bulan lalu AS mengubah aturan ekspor dengan mewajibkan setiap pembuatan chipset yang menggunakan "produk langsung dari perangkat lunak dan teknologi AS tertentu" memperoleh lisensi dari Departemen Perdagangan AS agar bisa mengirim chip ke Huawei.
Huawei sendiri memiliki unit desain chip sendiri (HiSilicon) dan bergantung padanya untuk memproduksi chip. TSMC sebagai "pengecoran" independen ikut memberikan kontribusi untuk chipset HiSilicon senilai USD5,2 miliar pada tahun lalu.
AS tetap mengizinkan Huawei untuk menerima pengiriman chip yang diproduksi hingga 15 Mei, asalkan dikirimkan maksimal pertengahan September. Ini memungkinkan Huawei untuk menerima chipset Kirin 1020 5nm yang cukup canggih dari TSMC untuk memenuhi pesanan seri Mate 40 mendatang.
TSMC mulai memproduksi chip menggunakan proses 5nm-nya dengan 171,3 juta transistor yang disambung menjadi mm persegi. Itu sebanding dengan chip 7nm Kirin 990 yang digunakan pada seri P40 Huawei saat ini. Komponen terakhir cocok 96,5 juta transistor menjadi mm persegi. semakin banyak transistor di dalam chip, semakin kuat dan hemat energi.
Tetapi pada pertengahan Mei, Departemen Perdagangan AS, dengan alasan keamanan, menempatkan Huawei pada Daftar Entitasnya. Ini mencegah Huawei mengakses rantai pasokan yang berasal dari AS, nilainya tidak tanggung-tanggung, USD18 miliar pada 2018.
Sementara Huawei dapat menemukan solusi untuk mengganti sebagian besar pemasok AS, satu yang tidak dapat dengan mudah diganti adalah Google. Ketidakmampuannya untuk melisensikan Layanan Seluler mencegah produknya menggunakan aplikasi Google seperti Pencarian, Peta, Gmail, YouTube, Drive, Play Store, dan lainnya.
Ini tidak masalah di China, di mana aplikasi ini dilarang, tapi berdampak pada penjualan ponsel Huawei ke pasar lain di luar Negeri Tirai Bambu. Namun, lonjakan besar dalam penjualan domestik yang dipimpin oleh konsumen China yang menganggap perusahaan itu menjadi korban penindasan AS, memungkinkannya untuk mengirim 240 juta smartphone di seluruh dunia pada 2019.
Peningkatan 17% per tahun membantu Huawei melampaui Apple untuk posisi kedua di antara produsen telepon. Walaupun tetap belum bisa melampaui posisi Samsung.
Presiden AS Donald Trump tampaknya terus mencari cara ampuh untuk "mematikan" Huawei, karena raksasa manufaktur China itu ternyata bisa menemukan cara-cara kreatif berkelit dari larangan tersebut. Nah bulan lalu AS mengubah aturan ekspor dengan mewajibkan setiap pembuatan chipset yang menggunakan "produk langsung dari perangkat lunak dan teknologi AS tertentu" memperoleh lisensi dari Departemen Perdagangan AS agar bisa mengirim chip ke Huawei.
Huawei sendiri memiliki unit desain chip sendiri (HiSilicon) dan bergantung padanya untuk memproduksi chip. TSMC sebagai "pengecoran" independen ikut memberikan kontribusi untuk chipset HiSilicon senilai USD5,2 miliar pada tahun lalu.
AS tetap mengizinkan Huawei untuk menerima pengiriman chip yang diproduksi hingga 15 Mei, asalkan dikirimkan maksimal pertengahan September. Ini memungkinkan Huawei untuk menerima chipset Kirin 1020 5nm yang cukup canggih dari TSMC untuk memenuhi pesanan seri Mate 40 mendatang.
TSMC mulai memproduksi chip menggunakan proses 5nm-nya dengan 171,3 juta transistor yang disambung menjadi mm persegi. Itu sebanding dengan chip 7nm Kirin 990 yang digunakan pada seri P40 Huawei saat ini. Komponen terakhir cocok 96,5 juta transistor menjadi mm persegi. semakin banyak transistor di dalam chip, semakin kuat dan hemat energi.
tulis komentar anda