Terpukul COVID-19, Penjualan Ponsel Global Merosot di Q1 2020
Rabu, 03 Juni 2020 - 04:45 WIB
JAKARTA - Pandemik COVID-19 akhirnya benar-benar memukul industri seluler . Laporan penelitian Gartner menyebutkan, pengiriman smartphone global selama kuartal pertama (Q1) 2020 merosot hingga 20%. (Baca juga: Pembatalan Haji, Pengusaha Travel Haji dan Umrah Rugi USD300 Juta )
Seperti diketahui, COVID-19 mulai mengganggu dunia sejak Desember 2019. Hal itu mengakibatkan penghentian operasional pabrikan manufaktur dan penjualannya di China, sebelum virus menyebar ke seluruh dunia. Konsumen pada akhirnya membelanjakan uangnya lebih sedikit untuk barang-barang yang tidak penting sehingga menyebabkan pengiriman smartphone global anjlok.
Laman GSM Arena melaporkan, Gartner menyeburkan, penjualan smartphone global turun 20,2% YoY (tahun ke tahun) pada Q1 tahun 2020. Berdasarkan hasil riset, merek smartphone teratas secara berurutan adalah Samsung, Huawei, Apple, Xiaomi, dan Oppo.
Apple mengalami penurunan penjualan yang lebih kecil dibandingkan lainnya. Sementara Oppo, Samsung, dan Huawei menderita penurunan sangat signifikan.
Samsung mengirimkan lebih dari 55 juta perangkat. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan Q1 tahun 2019, di mana saat itu raksasa Korea mengirimkan lebih dari 71 juta unit.
Sementara itu, Huawei mengirim lebih dari 42 juta ponsel. Padahal di periode yang sama tahun lalu berhasil menjual lebih dari 58 juta handphone. Sementara Apple menjual 40 juta iPhone dibandingkan kuartal yang sama di 2019, yakni lebih dari 44 juta unit.
Huawei memang memiliki kinerja terburuk pada kuartal ini, tapi mereka berhasil mempertahankan posisi nomor dua dunia untuk Q1. "Kemampuan Apple untuk melayani klien melalui toko daring dan produksinya yang kembali mendekati level normal pada akhir Maret membantu memulihkan beberapa momentum positif awal," ungkap Annette Zimmermann, Wakil Presiden Riset Gartner, seperti disitat GSM Arena.
Zimmermann mengaatakan, Apple memiliki awal yang kuat untuk tahun ini berkat jajaran produk barunya yang melihat momentum kuat secara global. Jika COVID-19 tidak terjadi, vendor kemungkinan akan melihat penjualan iPhone mencapai rekor pada kuartal tersebut.
"Gangguan rantai pasokan dan menurunnya belanja konsumen menghentikan tren positif ini di bulan Februari,” ucap Zimmermann.
Seperti diketahui, COVID-19 mulai mengganggu dunia sejak Desember 2019. Hal itu mengakibatkan penghentian operasional pabrikan manufaktur dan penjualannya di China, sebelum virus menyebar ke seluruh dunia. Konsumen pada akhirnya membelanjakan uangnya lebih sedikit untuk barang-barang yang tidak penting sehingga menyebabkan pengiriman smartphone global anjlok.
Laman GSM Arena melaporkan, Gartner menyeburkan, penjualan smartphone global turun 20,2% YoY (tahun ke tahun) pada Q1 tahun 2020. Berdasarkan hasil riset, merek smartphone teratas secara berurutan adalah Samsung, Huawei, Apple, Xiaomi, dan Oppo.
Apple mengalami penurunan penjualan yang lebih kecil dibandingkan lainnya. Sementara Oppo, Samsung, dan Huawei menderita penurunan sangat signifikan.
Samsung mengirimkan lebih dari 55 juta perangkat. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan Q1 tahun 2019, di mana saat itu raksasa Korea mengirimkan lebih dari 71 juta unit.
Sementara itu, Huawei mengirim lebih dari 42 juta ponsel. Padahal di periode yang sama tahun lalu berhasil menjual lebih dari 58 juta handphone. Sementara Apple menjual 40 juta iPhone dibandingkan kuartal yang sama di 2019, yakni lebih dari 44 juta unit.
Huawei memang memiliki kinerja terburuk pada kuartal ini, tapi mereka berhasil mempertahankan posisi nomor dua dunia untuk Q1. "Kemampuan Apple untuk melayani klien melalui toko daring dan produksinya yang kembali mendekati level normal pada akhir Maret membantu memulihkan beberapa momentum positif awal," ungkap Annette Zimmermann, Wakil Presiden Riset Gartner, seperti disitat GSM Arena.
Zimmermann mengaatakan, Apple memiliki awal yang kuat untuk tahun ini berkat jajaran produk barunya yang melihat momentum kuat secara global. Jika COVID-19 tidak terjadi, vendor kemungkinan akan melihat penjualan iPhone mencapai rekor pada kuartal tersebut.
"Gangguan rantai pasokan dan menurunnya belanja konsumen menghentikan tren positif ini di bulan Februari,” ucap Zimmermann.
(iqb)
tulis komentar anda