Hasil Riset Sebut Nilai Aset Kripto Meningkat 10 Tahun ke Depan
Rabu, 29 September 2021 - 11:15 WIB
JAKARTA - Meningkatnya minat investor terhadap aset-aset kripto di Indonesia, Luno meningkatkan literasi dan edukasi seputar kripto dengan mengadakan riset bekerja sama dengan YouGov.
Buktinya, hasil studi Luno dan YouGov menunjukkan kalau para investor yang mengalokasikan pendapatannya di kripto rencana menabung demi masa pensiun (55 persen) dan sebagai warisan untuk anak-cucu mereka (45 persen).
Luno dan YouGov juga meneliti lebih jauh tentang tantangan yang menghalangi responden untuk berinvestasi dalam bentuk kripto.
Hasilnya menunjukkan bahwa kurangnya edukasi atau pemahaman soal kripto menjadi tantangan terbesar di hampir semua negara.
Riset terkait tren perilaku investor serta persepsi terhadap aset kripto ini mencakup tujuh negara: Indonesia, Malaysia, Inggris, Australia, Afrika Selatan, Kenya, dan Nigeria, dengan total lebih dari 6.642 responden, dengan 1.003 orang berasal dari Indonesia.
Antara 55-64 persen masyarakat dari tujuh negara yang disurvei mengaku alasan mereka tidak berinvestasi di aset kripto karena tidak memahami cara kerjanya.
Karena itu, para responden Indonesia juga menyebutkan bahwa edukasi yang lebih baik akan menjadi faktor terpenting yang bisa meyakinkan mereka untuk berinvestasi pada aset kripto.
Baru-baru ini, Indonesia menjadi pasar kedua terbesar Luno semenjak meroketnya jumlah investor aset kripto.
Buktinya, hasil studi Luno dan YouGov menunjukkan kalau para investor yang mengalokasikan pendapatannya di kripto rencana menabung demi masa pensiun (55 persen) dan sebagai warisan untuk anak-cucu mereka (45 persen).
Luno dan YouGov juga meneliti lebih jauh tentang tantangan yang menghalangi responden untuk berinvestasi dalam bentuk kripto.
Hasilnya menunjukkan bahwa kurangnya edukasi atau pemahaman soal kripto menjadi tantangan terbesar di hampir semua negara.
Riset terkait tren perilaku investor serta persepsi terhadap aset kripto ini mencakup tujuh negara: Indonesia, Malaysia, Inggris, Australia, Afrika Selatan, Kenya, dan Nigeria, dengan total lebih dari 6.642 responden, dengan 1.003 orang berasal dari Indonesia.
Antara 55-64 persen masyarakat dari tujuh negara yang disurvei mengaku alasan mereka tidak berinvestasi di aset kripto karena tidak memahami cara kerjanya.
Karena itu, para responden Indonesia juga menyebutkan bahwa edukasi yang lebih baik akan menjadi faktor terpenting yang bisa meyakinkan mereka untuk berinvestasi pada aset kripto.
Baru-baru ini, Indonesia menjadi pasar kedua terbesar Luno semenjak meroketnya jumlah investor aset kripto.
tulis komentar anda