Dituding Bisa Baca Pesan Pengguna, WhatsApp Mengelak
Kamis, 09 September 2021 - 18:31 WIB
JAKARTA - Baru-baru ini ramai dibicarakan bahwa aplikasi WhatsApp dituding bisa membaca pesan yang dikirimkan oleh penggunanya. Padahal, selama ini WhatsApp menggaungkan sebagai aplikasi yang dilindungi oleh enkripsi end-to-end.
Isu ini muncul di permukaan berdasarkan laporan dari organisasi nirlaba, ProPublica. Laporan itu menyebutkan bahwa Facebook dan WhatsApp bisa membaca pesan pengguna.
ProPublica digadang berhasil mengungkap bahwa WhatsApp memiliki lebih dari 1.000 karyawan kontrak di Austin, Texas, Dublin, dan Singapura, yang bertugas untuk memeriksa setiap konten yang dilaporkan oleh penggunanya.
Sementara itu, mengutip dari XDA Developer, Kamis (9/9), Director of Communications WhatsApp, Carl Woog, mengakui bahwa perusahaannya memiliki tim karyawan kontrak yang tugasnya meninjau pesan yang dilaporkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memblokir pelanggaran berat.
Namun, Woog menegaskan bahwa tugasnya tak lebih dari itu, dan tim tersebut tidak menggunakan istilah moderator konten. Mereka bekerja menggunakan software khusus buatan Facebook.
Cara kerjanya dengan menyaring jutaan pesan, foto dan video yang telah dilaporkan oleh pengguna, kemudian diteruskan ke sistem yang dibekali kecerdasan buatan. Karyawan kontrak ini kemudian memutuskan apakah konten itu melanggar aturan atau tidak.
Sebenarnya karena WhatsApp menonjolkan bahwa aplikasinya dilindungi enkripsi, sistem AI mereka tidak bisa secara otomatis memindai semua pesan, foto, dan video seperti di Facebook dan Instagram yang tidak dienkripsi.
Artinya, karyawan kontrak WhatsApp hanya bisa melihat konten yang telah dilaporkan oleh pengguna. Ketentuan ini telah dijabarkan WhatsApp di kolom FAQ, tentang memblokir dan melaporkan kontak.
Isu ini muncul di permukaan berdasarkan laporan dari organisasi nirlaba, ProPublica. Laporan itu menyebutkan bahwa Facebook dan WhatsApp bisa membaca pesan pengguna.
ProPublica digadang berhasil mengungkap bahwa WhatsApp memiliki lebih dari 1.000 karyawan kontrak di Austin, Texas, Dublin, dan Singapura, yang bertugas untuk memeriksa setiap konten yang dilaporkan oleh penggunanya.
Sementara itu, mengutip dari XDA Developer, Kamis (9/9), Director of Communications WhatsApp, Carl Woog, mengakui bahwa perusahaannya memiliki tim karyawan kontrak yang tugasnya meninjau pesan yang dilaporkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memblokir pelanggaran berat.
Namun, Woog menegaskan bahwa tugasnya tak lebih dari itu, dan tim tersebut tidak menggunakan istilah moderator konten. Mereka bekerja menggunakan software khusus buatan Facebook.
Cara kerjanya dengan menyaring jutaan pesan, foto dan video yang telah dilaporkan oleh pengguna, kemudian diteruskan ke sistem yang dibekali kecerdasan buatan. Karyawan kontrak ini kemudian memutuskan apakah konten itu melanggar aturan atau tidak.
Sebenarnya karena WhatsApp menonjolkan bahwa aplikasinya dilindungi enkripsi, sistem AI mereka tidak bisa secara otomatis memindai semua pesan, foto, dan video seperti di Facebook dan Instagram yang tidak dienkripsi.
Artinya, karyawan kontrak WhatsApp hanya bisa melihat konten yang telah dilaporkan oleh pengguna. Ketentuan ini telah dijabarkan WhatsApp di kolom FAQ, tentang memblokir dan melaporkan kontak.
tulis komentar anda