Bos Marketing POCO Andi Renreng Blak-Blakan Soal Langkah Agresif POCO di Indonesia
Kamis, 19 Agustus 2021 - 14:05 WIB
POCO Fans memberi masukan ke kita, dari global maupun regional, dan kami sangat dekat dengan para fans.
Bisa dijelaskan seperti apa perbedaan POCO dan Xiaomi?
Kami akui bahwa kehadiran POCO sekarang sama seperti awal orang mencintai Xiaomi. Fokus sekali dengan spesifikasi. Itulah yang sekarang membedakan POCO dan Xiaomi.
POCO adalah ponsel yang selalu membawa spesifikasi lebih. Smartphone yang mungkin bukan untuk semua orang, tapi sudah menemukan pasarnya sendiri di Indonesia. POCO menciptakan targetnya sendiri. Pengguna yang terseleksi.
Jika Xiaomi menargetkan segmen yang lebih umum dan gaya hidup, maka pengguna POCO adalah para tech antusiast. Mereka sudah tahu yang diinginkan dalam sebuah ponsel. Mereka tahu kebutuhan mereka di sebuah ponsel itu apa saja. Karena itu, kami sangat detail dalam memaparkan informasi terkait spesifikasi.
Apa yang jadi fokus POCO saat ini?
Fokus kami sekarang adalah terus membangun brand, mengedukasi pasar bahwa POCO adalah brand yang sangat berbeda, juga bagaimana membawa produk POCO relevan bagi masyarakat Indonesia. Kami ingin orang bisa paham dan mengerti brand POCO.
Belakangan POCO juga aktif berkolaborasi dengan banyak seniman/artis, apa latar belakangnya?
Benar. Itu karena komunikasi POCO sangat berbeda. Kami mengincar subkultur-subkultur yang sangat niche. Misalnya, kami bekerja sama dengan Nijisanji, sebuah proyek VTuber atau Virtual Liver yang berasal dari Jepang dan dikembangkan oleh ANYCOLOR Inc.
Kami juga menggandeng rapper/hip hop Tuan Tigabelas dan Ecko Show. Termasuk berkolaborasi dengan Crooz, apparel yang fokus ke skateboard dan extreme sport.
Bisa dijelaskan seperti apa perbedaan POCO dan Xiaomi?
Kami akui bahwa kehadiran POCO sekarang sama seperti awal orang mencintai Xiaomi. Fokus sekali dengan spesifikasi. Itulah yang sekarang membedakan POCO dan Xiaomi.
POCO adalah ponsel yang selalu membawa spesifikasi lebih. Smartphone yang mungkin bukan untuk semua orang, tapi sudah menemukan pasarnya sendiri di Indonesia. POCO menciptakan targetnya sendiri. Pengguna yang terseleksi.
Jika Xiaomi menargetkan segmen yang lebih umum dan gaya hidup, maka pengguna POCO adalah para tech antusiast. Mereka sudah tahu yang diinginkan dalam sebuah ponsel. Mereka tahu kebutuhan mereka di sebuah ponsel itu apa saja. Karena itu, kami sangat detail dalam memaparkan informasi terkait spesifikasi.
Apa yang jadi fokus POCO saat ini?
Fokus kami sekarang adalah terus membangun brand, mengedukasi pasar bahwa POCO adalah brand yang sangat berbeda, juga bagaimana membawa produk POCO relevan bagi masyarakat Indonesia. Kami ingin orang bisa paham dan mengerti brand POCO.
Belakangan POCO juga aktif berkolaborasi dengan banyak seniman/artis, apa latar belakangnya?
Benar. Itu karena komunikasi POCO sangat berbeda. Kami mengincar subkultur-subkultur yang sangat niche. Misalnya, kami bekerja sama dengan Nijisanji, sebuah proyek VTuber atau Virtual Liver yang berasal dari Jepang dan dikembangkan oleh ANYCOLOR Inc.
Kami juga menggandeng rapper/hip hop Tuan Tigabelas dan Ecko Show. Termasuk berkolaborasi dengan Crooz, apparel yang fokus ke skateboard dan extreme sport.
Lihat Juga :
tulis komentar anda