Jadi Bank Digital, BNC Jamin Keamanan dengan Teknologi Penuh Improvement
Senin, 08 Maret 2021 - 16:15 WIB
JAKARTA - Bank Neo Commerce bertransformasi sebagai bank digital yang berikan neo experience perbankan bagi nasabah. PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) berkomitmen akan berupaya menjaga keamanan data dan aset nasabah dengan security keamanan yang baik.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan menjelaskan Perbedaan antara bank konvensional dan bank digital terletak pada teknologi, yaitu di platform dan juga inti bisnisnya. Namun, prinsip bisnis akan tetap sama di antara keduanya. Jika terjadi kelalaian dari pihak bank yang dapat dibuktikan secara legalitas, tentunya baik Bank Konvensional ataupun Bank Digital akan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.
'' Faktor keamanan (security) akan menjadi fokus yang paling utama, karena pada saat sebuah bank bertransformasi menjadi bank digital, maka digital security menjadi poin kunci untuk memastikan keamanan dan kenyamanan nasabah. Ketika proses perbankan diubah menjadi digital, proses yang seamless terjadi di bank digital. Hal yang paling signifikan adalah, di bank konvensional masih terdapat sentuhan manual (human intervention), berbeda dengan bank digital yang semua sudah tersistem dengan teknologi yang penuh improvement,'' tutur Tjandra dalam keterangan persnya secara Virtual, Senin (8/3/2021).
Bank Neo Commerce (BNC), sebagai transformasi dari Bank Yudha Bhakti, hadir dengan wajah dan identitas baru dengan memperkenalkan konsep bank digital bagi masyarakat. Dengan pengalaman perbankan lebih dari 30 tahun dan dipadukan dengan keahlian dan pengalaman melayani sektor teknologi finansial dari Akulaku, Bank Neo Commerce memiliki keunggulan untuk bisa memberikan pengalaman perbankan yang unik bagi masyarakat.
“BNC sangat serius untuk mewujudkan pengalaman perbankan baru bagi masyarakat. Salah satu bentuk keseriusan tersebut, kami menjalin kerja sama dengan berbagai penyedia layanan teknologi terkemuka di dunia, diantaranya dengan Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud. Pengalaman baru atau yang disebut dengan Neo experience yang kami tawarkan, dituangkan melalui peningkatkan berbagai infrastruktur digital, sehingga proses transaksi dapat lebih seamless dan juga guna mengantisipasi pertumbuhan jumlah nasabah secara eksplosif, dengan tetap mengedepankan faktor keamanan dan kerahasiaan data nasabah,” tambah Tjandra Gunawan.
Transformasi yang terjadi pada BNC tidak hanya terlihat dari kulit luar dengan perubahan nama, tapi juga meliputi perubahan fundamental yang tercermin dari perubahan bentuk layanan dari sebelumnya konvensional menjadi digital. “Kami menyebutnya dengan Neo Bank atau Bank Neo. Digitalisasi perbankan yang kami sasar adalah benar-benar merombak pondasi perbankan kami yang sebelumnya tradisional menjadi digital secara bertahap.”, jelas Tjandra. Perubahan ini juga meliputi jenis layanan, cara melayani dan berkomunikasi dengan nasabah, yang mana dengan perubahan ini juga berarti akan menjangkau lebih luas pangsa pasar ke generasi muda yang sudah terbiasa dengan paparan teknologi.
“Dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini, yang mana proyeksi populasi produktif milenial usia 21 hingga 36 tahun berjumlah sekitar 63,5 juta orang di tahun 2020, hal ini menjadikan milenial sebagai mesin pertumbuhan yang signifikan untuk perekonomian Indonesia. Di tengah resesi ekonomi yang terjadi saat ini, BNC ingin berpartisipasi mempercepat pemulihan ekonomi dengan menyasar generasi muda untuk semakin melek finansial dengan memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ungkap Tjandra.
Riset dari Accenture 2019 Global Financial Services Consumer Study, generasi milenial dan Gen Z mengharapkan bank digital yang mampu menawarkan layanan lebih dari apa yang bank tradisional miliki saat ini. Diantaranya seperti transparansi keuangan, kemampuan akses layanan perbankan sepenuhnya melalui aplikasi , split bill, efisiensi layanan perbankan tanpa harus ke kantor cabang, dan berbagai inovasi berbasis teknologi lainnya.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan menjelaskan Perbedaan antara bank konvensional dan bank digital terletak pada teknologi, yaitu di platform dan juga inti bisnisnya. Namun, prinsip bisnis akan tetap sama di antara keduanya. Jika terjadi kelalaian dari pihak bank yang dapat dibuktikan secara legalitas, tentunya baik Bank Konvensional ataupun Bank Digital akan bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.
'' Faktor keamanan (security) akan menjadi fokus yang paling utama, karena pada saat sebuah bank bertransformasi menjadi bank digital, maka digital security menjadi poin kunci untuk memastikan keamanan dan kenyamanan nasabah. Ketika proses perbankan diubah menjadi digital, proses yang seamless terjadi di bank digital. Hal yang paling signifikan adalah, di bank konvensional masih terdapat sentuhan manual (human intervention), berbeda dengan bank digital yang semua sudah tersistem dengan teknologi yang penuh improvement,'' tutur Tjandra dalam keterangan persnya secara Virtual, Senin (8/3/2021).
Bank Neo Commerce (BNC), sebagai transformasi dari Bank Yudha Bhakti, hadir dengan wajah dan identitas baru dengan memperkenalkan konsep bank digital bagi masyarakat. Dengan pengalaman perbankan lebih dari 30 tahun dan dipadukan dengan keahlian dan pengalaman melayani sektor teknologi finansial dari Akulaku, Bank Neo Commerce memiliki keunggulan untuk bisa memberikan pengalaman perbankan yang unik bagi masyarakat.
“BNC sangat serius untuk mewujudkan pengalaman perbankan baru bagi masyarakat. Salah satu bentuk keseriusan tersebut, kami menjalin kerja sama dengan berbagai penyedia layanan teknologi terkemuka di dunia, diantaranya dengan Huawei, Sunline, dan Tencent Cloud. Pengalaman baru atau yang disebut dengan Neo experience yang kami tawarkan, dituangkan melalui peningkatkan berbagai infrastruktur digital, sehingga proses transaksi dapat lebih seamless dan juga guna mengantisipasi pertumbuhan jumlah nasabah secara eksplosif, dengan tetap mengedepankan faktor keamanan dan kerahasiaan data nasabah,” tambah Tjandra Gunawan.
Transformasi yang terjadi pada BNC tidak hanya terlihat dari kulit luar dengan perubahan nama, tapi juga meliputi perubahan fundamental yang tercermin dari perubahan bentuk layanan dari sebelumnya konvensional menjadi digital. “Kami menyebutnya dengan Neo Bank atau Bank Neo. Digitalisasi perbankan yang kami sasar adalah benar-benar merombak pondasi perbankan kami yang sebelumnya tradisional menjadi digital secara bertahap.”, jelas Tjandra. Perubahan ini juga meliputi jenis layanan, cara melayani dan berkomunikasi dengan nasabah, yang mana dengan perubahan ini juga berarti akan menjangkau lebih luas pangsa pasar ke generasi muda yang sudah terbiasa dengan paparan teknologi.
“Dengan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini, yang mana proyeksi populasi produktif milenial usia 21 hingga 36 tahun berjumlah sekitar 63,5 juta orang di tahun 2020, hal ini menjadikan milenial sebagai mesin pertumbuhan yang signifikan untuk perekonomian Indonesia. Di tengah resesi ekonomi yang terjadi saat ini, BNC ingin berpartisipasi mempercepat pemulihan ekonomi dengan menyasar generasi muda untuk semakin melek finansial dengan memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ungkap Tjandra.
Riset dari Accenture 2019 Global Financial Services Consumer Study, generasi milenial dan Gen Z mengharapkan bank digital yang mampu menawarkan layanan lebih dari apa yang bank tradisional miliki saat ini. Diantaranya seperti transparansi keuangan, kemampuan akses layanan perbankan sepenuhnya melalui aplikasi , split bill, efisiensi layanan perbankan tanpa harus ke kantor cabang, dan berbagai inovasi berbasis teknologi lainnya.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda