UI Manfaatkan AI untuk Deteksi Ujaran Kebencian di Twitter

Jum'at, 04 Desember 2020 - 02:29 WIB
Salah satu contoh ujaran kebencian. Kredit: Twitter
Jakarta - Peneliti dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI), yaitu Muhammad Okky Ibrohim, M.Kom. dan Dr. Indra Budi telah melakukan penelitian untuk mendeteksi ujaran kebencian di Twitter. Mereka memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dalam melakukan analisis terhadap berbagai cuitan netizen.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa media sosial merupakan sarana berinteraksi antar penggunanya untuk memudahkan komunikasi satu sama lain. Namun, media sosial beralih menjadi ajang untuk melakukan ujaran kebencian terhadap lawan bisnis maupun politik.

Baca juga : Begini Cara Crowdsourcing Bantu Tuntaskan Masalah Perusahaan Anda



Melihat hal tersebut, Okky dan Budi ingin membantu Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dalam melakukan investigasi kejahatan siber di Indonesia. Mereka berharap penlitian ini dapat dimanfaatkan oleh aparat penegak hukum seperti Polri.

Hasil riset menunjukkan bahwa bahwa kombinasi fitur Word Unigram, Random Forest Decision Tree (RFDT), dan Label Power-set (LP) mampu medeteksi bahasa kasar dan ujaran kebencian pada platform Twitter. Keseluruhan fitur memiliki tingkat akurasi rata-rat sebesar 77,36%.

Para peneliti melakukan pengumpulan data dengan memanfaatkan Twitter Search API sebanyak 13.169 cuitan. Mereka mencatat ada 7.608 cuitan bukan ujaran kebencian dan 5.561 cuitan adalah ujaran kebencian.

"Dalam risetnya ini, ujaran kebencian dikategorikan menjadi lima kategori seperti agama, ras, fisik, gender atau orientasi seksual, dan umpatan lainnya," kata Okky, melalui siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (30/11/2020).

Pendeteksian juga mampu mengklasifikasikan target, kategori, dan level ujaran kebencian itu sendiri. Ujaran kebencian dapat diklasifikasikan menjadi tiga level.

Level pertama adalah weak hate speech. Level ini merupakan kata umpatan yang ditujukan pada individu tanpa unsur provokasi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More