Tutup BLANJA.com, Langkah Telkom Dinilai Tepat Beralih ke Bisnis eCommerce
Senin, 07 September 2020 - 16:02 WIB
Sedangkan Pengamat Ekonomi Digital lainnya Daniel Tumiwa mengakui langkah Telkom sudah tepat menutup BLANJA. "Bagus, karena late comer yang tidak berhasil atau gagal cari pendanaan pasti akan tutup. Platform eCommerce sudah tutup untuk pemain baru, sudah terlalu mahal untuk masuk. Nanti akan ada koreksi lagi di pasar," prediksinya.
Terpisah, pengamat telekomunikasi Doni Ismanto Darwin menyatakan bisnis eCommerce terutama di sektor C2C memang lumayan keras karena masyarakat masih menjadikan promosi berupa cashback, diskon, hingga subsidi ongkos pengiriman sebagai daya tarik berbelanja.
"Harus dipahami sebagai listed company dan BUMN, Telkom itu tetap orientasinya EBITDA dan Net Income positif dalam mengoperasikan bisnis. Sementara bisnis eCommerce ini yang diincar Gross Market Value (GMV) yang butuh dana besar sebagai bensinnya, tetapi EBITDA dan Net Income belum tentu positif. Melirik lucrative market seperti B2B yang lebih bisa dikelola supply chain tentu langkah rasional jika Telkom masih mau bermain di eCommerce," katanya.
Lebih lanjut Doni menyarankan pemerintah untuk lebih jeli melihat kompetisi di eCommerce karena ekosistemnya makin dikuasai asing. "Platform, payment, hingga logistik sekarang mulai dikuasai asing. Saya rasa pemain lokal ada peluang di payment dan logistik jika regulasi dijalankan dengan benar. Kalau payment dan logistik lepas juga semua ke asing, artinya Indonesia ini hanya akan menjadi pasar," tutupnya.
Sebelumnya, BLANJA.com yang dikelola Telkom dan eBay mengumumkan adanya perubahan strategi bisnis yang dilakukan, sehingga terhitung mulai 1 September 2020 seluruh kegiatan pembelian di portal tersebut akan dihentikan.
Direktur Digital Business Telkom, Fajrin Rasyid menjelaskan sejalan dengan program transformasi perusahaan, terhitung 1 Oktober 2020 Telkom hanya akan fokus pada bisnis eCommerce di segmen korporasi dan UMKM melalui transaksi B2B.
Terpisah, pengamat telekomunikasi Doni Ismanto Darwin menyatakan bisnis eCommerce terutama di sektor C2C memang lumayan keras karena masyarakat masih menjadikan promosi berupa cashback, diskon, hingga subsidi ongkos pengiriman sebagai daya tarik berbelanja.
"Harus dipahami sebagai listed company dan BUMN, Telkom itu tetap orientasinya EBITDA dan Net Income positif dalam mengoperasikan bisnis. Sementara bisnis eCommerce ini yang diincar Gross Market Value (GMV) yang butuh dana besar sebagai bensinnya, tetapi EBITDA dan Net Income belum tentu positif. Melirik lucrative market seperti B2B yang lebih bisa dikelola supply chain tentu langkah rasional jika Telkom masih mau bermain di eCommerce," katanya.
Lebih lanjut Doni menyarankan pemerintah untuk lebih jeli melihat kompetisi di eCommerce karena ekosistemnya makin dikuasai asing. "Platform, payment, hingga logistik sekarang mulai dikuasai asing. Saya rasa pemain lokal ada peluang di payment dan logistik jika regulasi dijalankan dengan benar. Kalau payment dan logistik lepas juga semua ke asing, artinya Indonesia ini hanya akan menjadi pasar," tutupnya.
Sebelumnya, BLANJA.com yang dikelola Telkom dan eBay mengumumkan adanya perubahan strategi bisnis yang dilakukan, sehingga terhitung mulai 1 September 2020 seluruh kegiatan pembelian di portal tersebut akan dihentikan.
Direktur Digital Business Telkom, Fajrin Rasyid menjelaskan sejalan dengan program transformasi perusahaan, terhitung 1 Oktober 2020 Telkom hanya akan fokus pada bisnis eCommerce di segmen korporasi dan UMKM melalui transaksi B2B.
(wbs)
tulis komentar anda