Diselamatkan Donald Trump, TikTok Diminta Lakukan Hal Ini untuk AS
Senin, 20 Januari 2025 - 07:57 WIB
LONDON - Setelah di bannded selama 1 hari, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump langsung gerak cepat menyiapkan langkah untuk selamatkan TikTok dan tentunya menguntungkan AS.
Undang-undang yang melarang aplikasi media sosial di wilayah Amerika Serikat mulai berlaku pada hari Minggu, tetapi presiden terpilih mengisyaratkan kesediaannya untuk menunda penerapannya.
Undang-undang yang menyatakan aplikasi media sosial TikTok ilegal di Amerika Serikat akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/1/2024). Pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan bahwa mereka berencana untuk mencoba menemukan cara agar TikTok tetap bisa digunakan di AS.
Berdasarkan undang-undang saat ini, perusahaan induk layanan tersebut, ByteDance yang berbasis di China, harus menjual TikTok ke perusahaan non-China. Jika tidak, aplikasi itu akan dilarang digunakan di Amerika Serikat.
Anggota Kongres Mike Waltz, yang telah ditunjuk untuk menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Trump, mengatakan kepada Fox News pada hari Kamis (16/1) bahwa presiden terpilih tersebut punya beberapa opsi untuk menunda berlakunya undang-undang tersebut selagi pembahasan terkait kemungkinan penjualan TikTok berlangsung.
"Kami akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah larangan TikTok," kata Waltz, "selama kesepakatan yang layak sedang dibahas. Pada dasarnya, Presiden Trump bisa mempertahankan TikTok."
Sejak TikTok diluncurkan, ribuan kreator konten yang berbasis di Amerika Serikat telah membangun audiens yang besar di aplikasi tersebut, dan dalam banyak hal telah mampu memonetisasi TikTok mereka.
Banyak bisnis kecil berhasil mengiklankan produk mereka kepada pengguna TikTok. Banyak juga pengguna TikTok yang awalnya populer di aplikasi tersebut menjadi selebritas yang lebih terkenal dan menjangkau audiens lebih banyak. Mereka berhasil mendapatkan kerja sama untuk mempromosikan produk-produk dan kerja sama lainnya.
Menjelang tenggat waktu hari Minggu (19/1/2025), ada sejumlah rumor tentang kemungkinan penjualan perusahaan tersebut. Bloomberg melaporkan pada hari Rabu (15/1) bahwa pejabat China tengah mempertimbangkan kemungkinan menjual layanan tersebut kepada miliarder Elon Musk, penasihat Trump yang sudah memiliki layanan media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Miliarder Amerika Serikat lainnya, pengembang real estat Frank McCourt, mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis (18/1) bahwa konsorsium investor yang dibentuknya telah membuat penawaran resmi untuk membeli TikTok, sebesar USD20 miliar.
Namun, masih belum jelas apakah pemerintah China mengizinkan penjualan TikTok. Investor tetap harus menyertakan "mesin rekomendasi", nama yang digunakan TikTok untuk algoritme yang membuat layanan tersebut begitu populer dan, menurut banyak orang, membuat ketagihan.
Undang-undang yang melarang aplikasi media sosial di wilayah Amerika Serikat mulai berlaku pada hari Minggu, tetapi presiden terpilih mengisyaratkan kesediaannya untuk menunda penerapannya.
Undang-undang yang menyatakan aplikasi media sosial TikTok ilegal di Amerika Serikat akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/1/2024). Pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengisyaratkan bahwa mereka berencana untuk mencoba menemukan cara agar TikTok tetap bisa digunakan di AS.
Berdasarkan undang-undang saat ini, perusahaan induk layanan tersebut, ByteDance yang berbasis di China, harus menjual TikTok ke perusahaan non-China. Jika tidak, aplikasi itu akan dilarang digunakan di Amerika Serikat.
Anggota Kongres Mike Waltz, yang telah ditunjuk untuk menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Trump, mengatakan kepada Fox News pada hari Kamis (16/1) bahwa presiden terpilih tersebut punya beberapa opsi untuk menunda berlakunya undang-undang tersebut selagi pembahasan terkait kemungkinan penjualan TikTok berlangsung.
"Kami akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah larangan TikTok," kata Waltz, "selama kesepakatan yang layak sedang dibahas. Pada dasarnya, Presiden Trump bisa mempertahankan TikTok."
Sejak TikTok diluncurkan, ribuan kreator konten yang berbasis di Amerika Serikat telah membangun audiens yang besar di aplikasi tersebut, dan dalam banyak hal telah mampu memonetisasi TikTok mereka.
Banyak bisnis kecil berhasil mengiklankan produk mereka kepada pengguna TikTok. Banyak juga pengguna TikTok yang awalnya populer di aplikasi tersebut menjadi selebritas yang lebih terkenal dan menjangkau audiens lebih banyak. Mereka berhasil mendapatkan kerja sama untuk mempromosikan produk-produk dan kerja sama lainnya.
Menjelang tenggat waktu hari Minggu (19/1/2025), ada sejumlah rumor tentang kemungkinan penjualan perusahaan tersebut. Bloomberg melaporkan pada hari Rabu (15/1) bahwa pejabat China tengah mempertimbangkan kemungkinan menjual layanan tersebut kepada miliarder Elon Musk, penasihat Trump yang sudah memiliki layanan media sosial X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Miliarder Amerika Serikat lainnya, pengembang real estat Frank McCourt, mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis (18/1) bahwa konsorsium investor yang dibentuknya telah membuat penawaran resmi untuk membeli TikTok, sebesar USD20 miliar.
Namun, masih belum jelas apakah pemerintah China mengizinkan penjualan TikTok. Investor tetap harus menyertakan "mesin rekomendasi", nama yang digunakan TikTok untuk algoritme yang membuat layanan tersebut begitu populer dan, menurut banyak orang, membuat ketagihan.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda