TikTok Terancam Punah di Amerika, Meta, YouTube, dan Pesaing Lain Siap Pesta Pora!
Jum'at, 17 Januari 2025 - 13:51 WIB
AMERIKA - Hari-hari eksistensi TikTok di Amerika Serikat (AS) mungkin akan segera berakhir. Platform media sosial tersebut tinggal sebentar lagi dari tenggat waktu hukum yang akan mewajibkan Apple dan Google untuk menghapus aplikasi tersebut dari toko aplikasi mereka masing-masing. Artinya, secara efektif TikTok tidak lagi bisa digunakan.
Kedua, perusahaan dapat mengajukan banding kepada pemerintahan yang akan datang untuk mengambil tindakan untuk menyelamatkan mereka. Dan sebenarnya itu sudah dilakukan. CEO TikTok, Shou Zi Chew, dijadwalkan menghadiri pelantikan presiden baru, lapor The Wall Street Journal.
Meta dan YouTube diprediksi akan menjadi "pemenang utama" dalam "pertempuran" platform media sosial ini.
Meta telah "bertarung" dengan TikTok selama bertahun-tahun. Zuckerberg meluncurkan Reels Instagram dan Facebook, fitur video pendek mirip TikTok, untuk melawan dan membawa pengguna kembali ke platformnya.
Menurut direktur pelaksana Morgan Stanley, Brian Nowak, setiap 10% waktu yang akan dihabiskan pengguna di TikTok yang dialihkan ke YouTube akan menambahkan USD400 juta hingga USD750 juta (sekitar Rp6,3 triliun hingga Rp11,8 triliun) dalam pendapatan iklan ke penjualan platform video tersebut.
TikTok Berjuang untuk Bertahan Hidup
Masih ada beberapa cara agar TikTok dapat keluar dari keadaan "hidup atau mati" ini. Mahkamah Agung dapat memutuskan bahwa undang-undang yang melarang aplikasi tersebut tidak konstitusional, meski, seperti yang ditunjukkan oleh Alexis Keenan dari Yahoo Finance, para hakim tampaknya skeptis terhadap argumen tersebut.Kedua, perusahaan dapat mengajukan banding kepada pemerintahan yang akan datang untuk mengambil tindakan untuk menyelamatkan mereka. Dan sebenarnya itu sudah dilakukan. CEO TikTok, Shou Zi Chew, dijadwalkan menghadiri pelantikan presiden baru, lapor The Wall Street Journal.
Pesaing TikTok "Siap Menyambut" Pengguna Baru
Namun, jika TikTok benar-benar "menghilang", maka para pesaingnya siap "menyambut" para pengguna dan pengiklan yang "terdampar". Atau, sebut saja para “pengungsi digital”.Meta dan YouTube diprediksi akan menjadi "pemenang utama" dalam "pertempuran" platform media sosial ini.
Meta: "Pesta Pora" Pendapatan Iklan
"Secara umum, ini adalah hal yang sangat baik untuk Meta," kata analis riset William Blair, Ralph Schackart, kepada Yahoo Finance. "Kami memperkirakan ada 60% hingga 70% dari belanja TikTok dapat berpindah ke Instagram dan itu menghasilkan uang sekitar 3x lipat dari TikTok."Meta telah "bertarung" dengan TikTok selama bertahun-tahun. Zuckerberg meluncurkan Reels Instagram dan Facebook, fitur video pendek mirip TikTok, untuk melawan dan membawa pengguna kembali ke platformnya.
YouTube: "Ketiban Durian Runtuh"
YouTube dan platform Shorts-nya juga diharapkan mendapatkan keuntungan dari "kepergian" TikTok.Menurut direktur pelaksana Morgan Stanley, Brian Nowak, setiap 10% waktu yang akan dihabiskan pengguna di TikTok yang dialihkan ke YouTube akan menambahkan USD400 juta hingga USD750 juta (sekitar Rp6,3 triliun hingga Rp11,8 triliun) dalam pendapatan iklan ke penjualan platform video tersebut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda