Balas Dendam ke AS, China Selidiki Nvidia Soal Dugaan Ini
Selasa, 10 Desember 2024 - 15:59 WIB
BEIJING - China memulai penyelidikan terhadap raksasa chip asal Amerika Serikat, Nvidia, karena diduga melanggar undang-undang antimonopolinya, ungkap sebuah badan tinggi pemerintah China, di saat kedua negara berlomba mendominasi pembuatan chip global.
Lembaga pemerintah China untuk regulasi pasar, otoritas yang menangani masalah antimonopoli, meluncurkan penyelidikan “sesuai dengan hukum,” menurut sebuah pernyataan yang dibagikan secara daring.
Nvidia juga diduga melanggar komitmen yang dibuatnya pada 2020, kata pernyataan itu, ketika mengakuisisi perusahaan pusat data Israel, Mellanox.
Setelah China mengumumkan penyelidikan tersebut, saham Nvidia turun 2,6 persen pada penutupan Wall Street pada ahari Senin, yang memicu penurunan saham AS.
Raksasa kecerdasan buatan itu tidak menanggapi permintaan komentar.
China dan Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir berselisih mengenai ekspor teknologi kunci pembuatan chip, di mana Nvidia merupakan pemain utama.
China pekan lalu mengatakan akan membatasi ekspor ke Amerika Serikat untuk beberapa komponen penting untuk membuat semikonduktor, setelah AS mengumumkan pembatasan yang menargetkan kemampuan China untuk membuat chip canggih.
Raksasa teknologi AS tersebut telah menerima keuntungan yang melonjak, karena permintaan yang kuat untuk teknologi kecerdasan buatannya.
Pada November, Nvidia melampaui Apple untuk menjadi perusahaan dengan nilai tertinggi di dunia karena peningkatan bisnis kecerdasan buatan terus menggairahkan Wall Street.
Pemerintah AS pada 2023 melarang Nvidia menjual beberapa chip kecerdasan buatan teratasnya ke China, yang dianggap AS sebagai pesaing strategis dalam bidang semikonduktor canggih.
Meskipun Nvidia pada November melaporkan pendapatan triwulanan yang sangat tinggi, investor waspada terhadap ketegangan AS-China, yang memanas dengan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
Lembaga pemerintah China untuk regulasi pasar, otoritas yang menangani masalah antimonopoli, meluncurkan penyelidikan “sesuai dengan hukum,” menurut sebuah pernyataan yang dibagikan secara daring.
Nvidia juga diduga melanggar komitmen yang dibuatnya pada 2020, kata pernyataan itu, ketika mengakuisisi perusahaan pusat data Israel, Mellanox.
Setelah China mengumumkan penyelidikan tersebut, saham Nvidia turun 2,6 persen pada penutupan Wall Street pada ahari Senin, yang memicu penurunan saham AS.
Raksasa kecerdasan buatan itu tidak menanggapi permintaan komentar.
China dan Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir berselisih mengenai ekspor teknologi kunci pembuatan chip, di mana Nvidia merupakan pemain utama.
China pekan lalu mengatakan akan membatasi ekspor ke Amerika Serikat untuk beberapa komponen penting untuk membuat semikonduktor, setelah AS mengumumkan pembatasan yang menargetkan kemampuan China untuk membuat chip canggih.
Raksasa teknologi AS tersebut telah menerima keuntungan yang melonjak, karena permintaan yang kuat untuk teknologi kecerdasan buatannya.
Pada November, Nvidia melampaui Apple untuk menjadi perusahaan dengan nilai tertinggi di dunia karena peningkatan bisnis kecerdasan buatan terus menggairahkan Wall Street.
Pemerintah AS pada 2023 melarang Nvidia menjual beberapa chip kecerdasan buatan teratasnya ke China, yang dianggap AS sebagai pesaing strategis dalam bidang semikonduktor canggih.
Meskipun Nvidia pada November melaporkan pendapatan triwulanan yang sangat tinggi, investor waspada terhadap ketegangan AS-China, yang memanas dengan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda