Meta Sebut Asia Tenggara Jadi Pusat Kejahatan Penipuan Online
Selasa, 26 November 2024 - 06:46 WIB
Para penipu sering menargetkan korban melalui aplikasi kencan dan media sosial lainnya. Mereka menciptakan persona yang menipu, sering kali menggambarkan diri mereka sebagai orang lajang yang menarik demi menarik korban potensial.
Korban “mungkin diizinkan menarik sejumlah kecil uang untuk membangun kepercayaan, tetapi begitu mereka mulai meminta kembali ‘investasi’ mereka atau tidak memiliki dana lagi untuk dikirim, para penipu yang berbasis di luar negeri biasanya menghilang bersama semua uang tersebut,” jelas Meta.
Dalam satu kasus, Meta menerima informasi dari OpenAI tentang kompleks penipuan di Kamboja yang mencoba menghasilkan dan menerjemahkan konten menggunakan ChatGPT, yang mendorong Meta untuk menghentikan aktivitas berbahaya di situs web mereka.
US Institute of Peace, sebuah lembaga independen yang didirikan oleh Kongres AS, memperkirakan dalam laporannya pada Mei 2024 bahwa hingga 300.000 orang dipaksa bekerja sebagai penipu daring di wilayah Mekong, Asia.
“Pada akhir tahun 2023, perkiraan konservatif nilai tahunan dana yang dicuri secara global oleh para sindikat ini mendekati $64 miliar,” tulis laporan tersebut.
Mayor Jenderal Teeradej Thumsutee, komandan divisi investigasi dari Biro Kepolisian Metropolitan Kepolisian Kerajaan Thailand, mengatakan bahwa otoritas Thailand telah bekerja sama dengan Meta selama lebih dari dua tahun untuk membongkar pusat-pusat penipuan kriminal.
Thumsutee menyatakan, “Kami dapat berbagi informasi sehingga mereka bisa menyelidiki dan mengambil tindakan terhadap para pelaku, serta membantu kami menuntut sindikat kriminal di balik pusat-pusat penipuan ini.”
Korban “mungkin diizinkan menarik sejumlah kecil uang untuk membangun kepercayaan, tetapi begitu mereka mulai meminta kembali ‘investasi’ mereka atau tidak memiliki dana lagi untuk dikirim, para penipu yang berbasis di luar negeri biasanya menghilang bersama semua uang tersebut,” jelas Meta.
Dalam satu kasus, Meta menerima informasi dari OpenAI tentang kompleks penipuan di Kamboja yang mencoba menghasilkan dan menerjemahkan konten menggunakan ChatGPT, yang mendorong Meta untuk menghentikan aktivitas berbahaya di situs web mereka.
US Institute of Peace, sebuah lembaga independen yang didirikan oleh Kongres AS, memperkirakan dalam laporannya pada Mei 2024 bahwa hingga 300.000 orang dipaksa bekerja sebagai penipu daring di wilayah Mekong, Asia.
“Pada akhir tahun 2023, perkiraan konservatif nilai tahunan dana yang dicuri secara global oleh para sindikat ini mendekati $64 miliar,” tulis laporan tersebut.
Mayor Jenderal Teeradej Thumsutee, komandan divisi investigasi dari Biro Kepolisian Metropolitan Kepolisian Kerajaan Thailand, mengatakan bahwa otoritas Thailand telah bekerja sama dengan Meta selama lebih dari dua tahun untuk membongkar pusat-pusat penipuan kriminal.
Thumsutee menyatakan, “Kami dapat berbagi informasi sehingga mereka bisa menyelidiki dan mengambil tindakan terhadap para pelaku, serta membantu kami menuntut sindikat kriminal di balik pusat-pusat penipuan ini.”
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda