Doku: Raksasa Fintech Indonesia Incar 450 Juta Transaksi di 2025!
Rabu, 20 November 2024 - 07:54 WIB
“Pekerjaan rumah kita supaya UMKM bisa menggunakan layanan digital. Seringnya karena volume transaksi tidak terlalu besar, tendensinya UMKM langsung transfer. Padahal, dengan digitalisasi transaksi, mereka bisa menganalisa tren penjualan,” ungkapnya.
Saat ini transaksi UMKM sendiri masih kecil, hanya 3 persen dari total volume transaksi di Doku.
“Presiden Prabowo menekankan bahwa transaksi digital harus merata. Bukan hanya kota-kota besar, tapi juga kota tier 2 dan tier 3. Peranan kita harus empowering, mendukung mitra-mitra dengan teknologi yang dimiliki,” beber Himelda.
Pada 2025, Doku juga berencana melakukan ekspansi ke Filipina ataupun Thailand setelah sudah terlebih dulu beroperasi di Malaysia. “Indonesia terbilang luar biasa dalam hal pembayaran alternatif dibanding koridor lain yang berbasis transfer dan kartu. Kami akan ekspansi ke negara yang dianggap memiliki ruang untuk berkembang,” bebernya.
Himelda mengakui, deflasi di Indonesia berdampak besar pada sejumlah merchant. “Tapi, dengan diversifikasi dan berbagai strategi yang kita bangun di Q1, memasuki Q3 angkanya beranjak naik,” ungkapnya.
Saat ini Doku adalah satu-satunya penyedia layanan pembayaran yang memiliki enam lisensi dari Bank Indonesia, seperti payment gateway, transfer dana domestik, remitansi, PPOB, uang elektronik, dompet elektronik, operator QRIS serta collecting agent untuk PNBP.
Bahkan, di 2025 Doku tidak ragu menargetkan 450 juta transaksi. “Kami percaya dengan menjaga konsumen, serta kemampuan mengawinkan dan mengkombinasikan mitra jadi kunci. Kami juga sudah menyiapkan solusi-solusi baru di awal 2025,” ungkapnya.
- 6.000.000 pengguna layanan e-wallet Doku di seluruh Indonesia.
Saat ini transaksi UMKM sendiri masih kecil, hanya 3 persen dari total volume transaksi di Doku.
“Presiden Prabowo menekankan bahwa transaksi digital harus merata. Bukan hanya kota-kota besar, tapi juga kota tier 2 dan tier 3. Peranan kita harus empowering, mendukung mitra-mitra dengan teknologi yang dimiliki,” beber Himelda.
Pada 2025, Doku juga berencana melakukan ekspansi ke Filipina ataupun Thailand setelah sudah terlebih dulu beroperasi di Malaysia. “Indonesia terbilang luar biasa dalam hal pembayaran alternatif dibanding koridor lain yang berbasis transfer dan kartu. Kami akan ekspansi ke negara yang dianggap memiliki ruang untuk berkembang,” bebernya.
Himelda mengakui, deflasi di Indonesia berdampak besar pada sejumlah merchant. “Tapi, dengan diversifikasi dan berbagai strategi yang kita bangun di Q1, memasuki Q3 angkanya beranjak naik,” ungkapnya.
Saat ini Doku adalah satu-satunya penyedia layanan pembayaran yang memiliki enam lisensi dari Bank Indonesia, seperti payment gateway, transfer dana domestik, remitansi, PPOB, uang elektronik, dompet elektronik, operator QRIS serta collecting agent untuk PNBP.
Bahkan, di 2025 Doku tidak ragu menargetkan 450 juta transaksi. “Kami percaya dengan menjaga konsumen, serta kemampuan mengawinkan dan mengkombinasikan mitra jadi kunci. Kami juga sudah menyiapkan solusi-solusi baru di awal 2025,” ungkapnya.
Data dan Fakta Doku:
- 300.000 bisnis/merchant telah bergabung dalam ekosistem pembayaran Doku.- 6.000.000 pengguna layanan e-wallet Doku di seluruh Indonesia.
tulis komentar anda