Ganggu Mental Anak, Eropa Memperketat Penggunaan HP di Sekolah
Kamis, 12 September 2024 - 17:30 WIB
MILAN - Negara-negara Eropa semakin khawatir terhadap penggunaan ponsel, media sosial , dan bentuk komunikasi digital lainnya yang berlebihan di kalangan anak muda - dan beberapa di antaranya sudah bergerak untuk melarang atau membatasi penggunaan ponsel di sekolah.
Penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan yang mengkhawatirkan antara waktu menatap layar yang berlebihan dan dampak negatif terhadap kesehatan mental dan prestasi akademis anak-anak dan remaja.
Seperi dilansir darhi Daily Mail, misalnya, studi yang dilakukan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) merekomendasikan penggunaan telepon seluler secara terbatas dan bertanggung jawab di sekolah.
Pada bulan Juli, setelah terpilih kembali untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen berjanji untuk mengatasi kecanduan media sosial dan penindasan maya, dengan alasan kekhawatiran yang meluas tentang dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan.
"Kami melihat semakin banyak laporan mengenai apa yang oleh sebagian orang disebut sebagai krisis kesehatan mental. Kami akan mengadakan penyelidikan pertama di seluruh Eropa mengenai dampak media sosial terhadap kesejahteraan generasi muda. Kami berhutang budi kepada mereka," kata von der Leyen.
Meskipun Uni Eropa semakin sadar akan dampak negatif penggunaan media sosial dan telepon seluler di kalangan generasi muda, belum ada peraturan di tingkat Uni Eropa yang dapat mengatasi masalah ini.
Di sisi lain, peraturannya berbeda-beda di setiap negara.
Beberapa negara Eropa sedang mempertimbangkan atau telah memberlakukan larangan penggunaan ponsel di sekolah atau pembatasan penggunaannya selama jam sekolah.
Belanda telah sepenuhnya melarang penggunaan ponsel di sekolah-sekolah di seluruh negeri.
Di 180 sekolah menengah Perancis yang dihadiri oleh siswa berusia antara sebelas dan 15 tahun, sebuah skema sedang diujicobakan untuk melarang penggunaan telepon seluler sepanjang hari sekolah
Penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan yang mengkhawatirkan antara waktu menatap layar yang berlebihan dan dampak negatif terhadap kesehatan mental dan prestasi akademis anak-anak dan remaja.
Seperi dilansir darhi Daily Mail, misalnya, studi yang dilakukan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) merekomendasikan penggunaan telepon seluler secara terbatas dan bertanggung jawab di sekolah.
Pada bulan Juli, setelah terpilih kembali untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen berjanji untuk mengatasi kecanduan media sosial dan penindasan maya, dengan alasan kekhawatiran yang meluas tentang dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan.
"Kami melihat semakin banyak laporan mengenai apa yang oleh sebagian orang disebut sebagai krisis kesehatan mental. Kami akan mengadakan penyelidikan pertama di seluruh Eropa mengenai dampak media sosial terhadap kesejahteraan generasi muda. Kami berhutang budi kepada mereka," kata von der Leyen.
Meskipun Uni Eropa semakin sadar akan dampak negatif penggunaan media sosial dan telepon seluler di kalangan generasi muda, belum ada peraturan di tingkat Uni Eropa yang dapat mengatasi masalah ini.
Di sisi lain, peraturannya berbeda-beda di setiap negara.
Beberapa negara Eropa sedang mempertimbangkan atau telah memberlakukan larangan penggunaan ponsel di sekolah atau pembatasan penggunaannya selama jam sekolah.
Belanda telah sepenuhnya melarang penggunaan ponsel di sekolah-sekolah di seluruh negeri.
Di 180 sekolah menengah Perancis yang dihadiri oleh siswa berusia antara sebelas dan 15 tahun, sebuah skema sedang diujicobakan untuk melarang penggunaan telepon seluler sepanjang hari sekolah
(wbs)
tulis komentar anda