Ahli Beberkan Cara AI Deteksi Suara Manusia Buatan Deepfake

JAK - Kemampuan untuk membuat pesan suara sintetis atau suara artifisial, yang dikenal sebagai deepfake, kini dapat dijangkau oleh siapa saja yang memiliki koneksi internet.



Dengan lebih dari 50 negara menyelenggarakan pemilu tahun ini, berbagai upaya untuk mendeteksi disinformasi dengan menggunakan deepfake semakin ditingkatkan sebelum menyebabkan kerugian.



Sarah Barrington meneliti audio deepfake di University of California, Berkeley mengatakan hanya perlu mengambil beberapa data.

Hanya dalam beberapa menit, dia telah mengkloning suara dengan menggunakan layanan online dan membuat pernyataan singkat versi palsu.

“Teknologi hanya mengambil sedikit data diri Anda,” kata Sarah Barrington seperti dilansir dari Daily Mail.

Beberapa petunjuk terlihat jelas secara visual oleh mata yang terlatih, seperti jeda yang cenderung dilakukan manusia.

Sarah Barrington menjelaskan suara sintetis menggunakan AI yang dilatih untuk mengenali suara palsu. “Pola AI ini sangat jelas, dan bisa berupa artefak yang sangat kecil dan halus yang tidak dapat kita dengar,” jelasnya.

Saraj mengatakan deteksi, meskipun berhasil, mungkin terlambat untuk menghentikan postingan viral, dan perusahaan media sosial serta penggunanya harus lebih terlibat dalam mengurangi penyebaran konten yang mungkin palsu.

“Kami sedang menuju solusi yang sebagian bersifat teknis tetapi juga sebagian berkaitan dengan perubahan dalam masyarakat dan aktivitas para pembuat kebijakan,” imbuhnya.

Memang, kita semua mempunyai peran untuk ikut mendeteksi deepfake dan tidak ikut menyebarkannya.