Virus Corona Bikin Pasar Smartphone Global Nyungsep
Jum'at, 01 Mei 2020 - 17:42 WIB
JAKARTA - Pandemik virus Corona membuat pasar smartphone mengalami penurunan tercepat pada kuartal pertama tahun ke tahun, menurut data baru dari perusahaan analis.
Dua perusahaan riset pasar, Counterpoint Research dan Canalys, sama-sama menempatkan penurunan pengiriman global secara keseluruhan sebesar 13% alias nyungsep. Ini menjadi pengiriman smartphone pertama kali di bawah 300 juta sejak 2014.
"Permintaan untuk perangkat baru telah hancur," kata analis senior Canalys, Ben Stanton dikutip dari The Verge, Jumat (1/5/2020).
“Pada bulan Februari, ketika virus Corona berpusat di China, para vendor khawatir untuk memenuhi permintaan smartphone global. Tetapi pada bulan Maret, situasinya terbalik. Manufaktur smartphone kini telah pulih, namun saat itu hampir seluruh dunia melakukan lockdown, penjualan anjlok," sambung Stanton.
Sementara itu, Associate Director Counterpoint, Tarun Pathak, melihat dari sisi konsumen, bahwa mereka tidak akan mengganti handphone jika tidak benar-benar rusak. “Konsumen, di bawah masa yang tidak pasti ini, kemungkinan akan menahan melakukan banyak pembelian diskresioner yang signifikan. Ini berarti siklus penggantian cenderung menjadi lebih lama," ungkapnya.
Samsung, Huawei, dan Apple masih menjadi tiga vendor teratas. Sementara Apple hanya mengalami penurunan terkecil dalam pengapalan tahun-ke-tahun.
Canalys dan Counterpoint mencatat Xiaomi di peringkat keempat, merebut 10% pangsa pasar global untuk pertama kalinya.
Dua perusahaan riset pasar, Counterpoint Research dan Canalys, sama-sama menempatkan penurunan pengiriman global secara keseluruhan sebesar 13% alias nyungsep. Ini menjadi pengiriman smartphone pertama kali di bawah 300 juta sejak 2014.
"Permintaan untuk perangkat baru telah hancur," kata analis senior Canalys, Ben Stanton dikutip dari The Verge, Jumat (1/5/2020).
“Pada bulan Februari, ketika virus Corona berpusat di China, para vendor khawatir untuk memenuhi permintaan smartphone global. Tetapi pada bulan Maret, situasinya terbalik. Manufaktur smartphone kini telah pulih, namun saat itu hampir seluruh dunia melakukan lockdown, penjualan anjlok," sambung Stanton.
Sementara itu, Associate Director Counterpoint, Tarun Pathak, melihat dari sisi konsumen, bahwa mereka tidak akan mengganti handphone jika tidak benar-benar rusak. “Konsumen, di bawah masa yang tidak pasti ini, kemungkinan akan menahan melakukan banyak pembelian diskresioner yang signifikan. Ini berarti siklus penggantian cenderung menjadi lebih lama," ungkapnya.
Samsung, Huawei, dan Apple masih menjadi tiga vendor teratas. Sementara Apple hanya mengalami penurunan terkecil dalam pengapalan tahun-ke-tahun.
Canalys dan Counterpoint mencatat Xiaomi di peringkat keempat, merebut 10% pangsa pasar global untuk pertama kalinya.
(iqb)
tulis komentar anda