NASA Pakai Satelitnya untuk Melindungi Spesies Hewan yang Terancam Punah
Selasa, 11 Juni 2024 - 09:42 WIB
JAKARTA - Alih-alih hanya fokus pada luar angkasa, NASA mengarahkan perhatiannya ke Bumi dengan menggunakan satelit canggihnya untuk membantu para ahli ekologi dalam upaya pelestarian spesies yang terancam punah, seperti harimau dan gajah.
Hilangnya habitat menjadi ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati di planet kita. Meningkatnya populasi manusia mendorong konversi hutan dan eksploitasi sumber daya secara berlebihan.
Seperti dilansir dari IFL Science, Selasa (11/6/2024), spesies yang lebih besar, seperti harimau dan gajah, termasuk yang paling rentan terhadap kepunahan.
Populasi harimau (Panthera tigris) yang tersebar luas di Asia telah kehilangan 93% habitatnya selama 150 tahun terakhir. Para ilmuwan memperkirakan bahwa hanya tersisa kurang dari 4.000 harimau yang masih hidup di alam liar.
Namun, data satelit NASA membawa secercah harapan dengan mengidentifikasi habitat potensial yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh predator agung ini.
"Ternyata masih ada lebih banyak ruang di dunia untuk harimau daripada yang diperkirakan para ahli," kata ahli ekologi konservasi Eric Sanderson, yang saat ini bekerja di New York Botanical Garden, kepada Emily DeMarco di NASA.
"Kita hanya bisa mengetahuinya karena kita mengumpulkan semua data dari NASA dan menggabungkannya dengan informasi dari lapangan."
Upaya NASA dalam memanfaatkan teknologi satelit untuk pelestarian satwa liar merupakan contoh nyata bagaimana sains dan teknologi dapat digunakan untuk mengatasi masalah lingkungan yang mendesak.
Hilangnya habitat menjadi ancaman terbesar bagi keanekaragaman hayati di planet kita. Meningkatnya populasi manusia mendorong konversi hutan dan eksploitasi sumber daya secara berlebihan.
Seperti dilansir dari IFL Science, Selasa (11/6/2024), spesies yang lebih besar, seperti harimau dan gajah, termasuk yang paling rentan terhadap kepunahan.
Populasi harimau (Panthera tigris) yang tersebar luas di Asia telah kehilangan 93% habitatnya selama 150 tahun terakhir. Para ilmuwan memperkirakan bahwa hanya tersisa kurang dari 4.000 harimau yang masih hidup di alam liar.
Namun, data satelit NASA membawa secercah harapan dengan mengidentifikasi habitat potensial yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh predator agung ini.
"Ternyata masih ada lebih banyak ruang di dunia untuk harimau daripada yang diperkirakan para ahli," kata ahli ekologi konservasi Eric Sanderson, yang saat ini bekerja di New York Botanical Garden, kepada Emily DeMarco di NASA.
"Kita hanya bisa mengetahuinya karena kita mengumpulkan semua data dari NASA dan menggabungkannya dengan informasi dari lapangan."
Upaya NASA dalam memanfaatkan teknologi satelit untuk pelestarian satwa liar merupakan contoh nyata bagaimana sains dan teknologi dapat digunakan untuk mengatasi masalah lingkungan yang mendesak.
Lihat Juga :
tulis komentar anda