Teknologi Drone AI Digunakan untuk Mengukur Karbon di Kenya
Senin, 10 Juni 2024 - 01:06 WIB
JAKARTA - Dua perusahaan teknologi asal Indonesia sukses bersinar dikancah global dengan ikut serta dalam mengembangkan Data Deposit Karbon di Kenya. Dua perusahaan itu adalah PT Eidara Matadata Presisi Dan PT Aeroterra.
Diketahui, keduanya digaet oleh Banyan Investment Banking & Hedge Fund Statutory Trust untuk menyelesaikan proyek tersebut. Mereka diajak untuk menjadi penyedia teknologi utama untuk melaksanakan Pilot Project dengan keahlian yang dimiliki.
Menurut perwakilan dari Banyan Investment Banking & Hedge Fund Statutory Trust, Dr. Thana Balan, kedua perusahaan Indonesia ini dipilih untuk menjalankan Proyek Percontohan Swadaya Sukarela perdananya demi memenuhi kepentingan ekonomi sosial bagi Bangsa Kenya dan Masyarakat Afrika Timur.
Mereka akan memberikan dukungan teknis dan teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan data real-time mengenai kondisi aktual kesehatan area lahan yang dipilih sebagai proyek percontohan, serta untuk mengukur deposit kredit karbon dengan akurat.
Nantinya teknologi AI rancangan dua perusahaan AI itu akan meninjau simpanan kredit karbon di Kenya dalam mentransformasi peluang ekonomi bagi petani dan pemangku kepentingan lainnya dalam perekonomian yang lebih besar.
"Ini merupakan upaya peremajaan Bumi melalui penggunaan teknologi perangkat lunak dan keras untuk menganalisis dan mengukur data tanah menggunakan drone berbasis kecerdasan buatan," kata Thana dalam sambutannya, Kamis (6/6/2024).
"Teknologi canggih ini dapat memberikan data geografis secara real-time yang akurat untuk mengukur deposit karbon di area survei tanah. Teknologi drone AI ini memiliki kapasitas untuk memberikan analisis data yang akurat sesuai dengan prosedur standar pengukuran yang ditetapkan," tambahnya.
Selain menghadirkan solusi yang bertujuan untuk memastikan akurasi pengukuran deposit karbon global dan proses penyemaian untuk menghijaukan kembali Bumi, Thana menyampaikan bahwa pihaknya juga telah meluncurkan LETS COIN, mata uang pelengkap digital.
Ia menyebut, LETS COIN dirancang untuk memberdayakan komunitas lokal dengan memungkinkan pedagang, pengusaha, dan pengguna lain untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi digital. LETSCOIN juga telah mendapatkan dukungan perbankan dari Deutsche Bank Jerman dan ABC Bank sebagai bank kustodian lokal.
“Let’s Coin bukanlah Mata Uang Kripto, melainkan sebuah Mata Uang Komplementer yang berfungsi sebagai sistem barter digital untuk pertukaran barang dan jasa. Let’s Coin beroperasi di bawah Blockchain Trust, serta terdaftar dalam Blockchain Registry di Amerika Serikat sebagai Organisasi Let’s Coin dan juga Bank Blockchain," jelasnya.
Diketahui, keduanya digaet oleh Banyan Investment Banking & Hedge Fund Statutory Trust untuk menyelesaikan proyek tersebut. Mereka diajak untuk menjadi penyedia teknologi utama untuk melaksanakan Pilot Project dengan keahlian yang dimiliki.
Menurut perwakilan dari Banyan Investment Banking & Hedge Fund Statutory Trust, Dr. Thana Balan, kedua perusahaan Indonesia ini dipilih untuk menjalankan Proyek Percontohan Swadaya Sukarela perdananya demi memenuhi kepentingan ekonomi sosial bagi Bangsa Kenya dan Masyarakat Afrika Timur.
Mereka akan memberikan dukungan teknis dan teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan data real-time mengenai kondisi aktual kesehatan area lahan yang dipilih sebagai proyek percontohan, serta untuk mengukur deposit kredit karbon dengan akurat.
Nantinya teknologi AI rancangan dua perusahaan AI itu akan meninjau simpanan kredit karbon di Kenya dalam mentransformasi peluang ekonomi bagi petani dan pemangku kepentingan lainnya dalam perekonomian yang lebih besar.
"Ini merupakan upaya peremajaan Bumi melalui penggunaan teknologi perangkat lunak dan keras untuk menganalisis dan mengukur data tanah menggunakan drone berbasis kecerdasan buatan," kata Thana dalam sambutannya, Kamis (6/6/2024).
"Teknologi canggih ini dapat memberikan data geografis secara real-time yang akurat untuk mengukur deposit karbon di area survei tanah. Teknologi drone AI ini memiliki kapasitas untuk memberikan analisis data yang akurat sesuai dengan prosedur standar pengukuran yang ditetapkan," tambahnya.
Selain menghadirkan solusi yang bertujuan untuk memastikan akurasi pengukuran deposit karbon global dan proses penyemaian untuk menghijaukan kembali Bumi, Thana menyampaikan bahwa pihaknya juga telah meluncurkan LETS COIN, mata uang pelengkap digital.
Ia menyebut, LETS COIN dirancang untuk memberdayakan komunitas lokal dengan memungkinkan pedagang, pengusaha, dan pengguna lain untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi digital. LETSCOIN juga telah mendapatkan dukungan perbankan dari Deutsche Bank Jerman dan ABC Bank sebagai bank kustodian lokal.
“Let’s Coin bukanlah Mata Uang Kripto, melainkan sebuah Mata Uang Komplementer yang berfungsi sebagai sistem barter digital untuk pertukaran barang dan jasa. Let’s Coin beroperasi di bawah Blockchain Trust, serta terdaftar dalam Blockchain Registry di Amerika Serikat sebagai Organisasi Let’s Coin dan juga Bank Blockchain," jelasnya.
(wbs)
tulis komentar anda