Hampir 6 Juta Ancaman Online Mengincar Pengguna Indonesia Januari-Maret 2024
Senin, 03 Juni 2024 - 10:08 WIB
JAKARTA - Warganet Indonesia terus menjadi target menarik bagi penjahat dunia maya. Data terbaru Kaspersky mengungkapkan ada 97,465 phishing finansial, 16,4 juta insiden lokal, 11,7 juta serangan RDP, dan 97,226 deteksi ransomware terjadi di Indonesia selama periode Januari hingga Desember tahun lalu.
Kini, perusahaan keamanan siber global tersebut telah merilis statistik ancaman siber terbaru untuk Indonesia pada kuartal pertama tahun ini.
Data tersebut menunjukkan terjadi penurunan upaya siber terhadap pengguna internet Indonesia sebesar 23,37% di kuartal pertama 2024 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ancaman infeksi lokal: 13,170,332 deteksi (2023), 10,094,836 deteksi (2024)
Jumlah ini turun 23,37% dibandingkan 7.651.841 deteksi pada periode yang sama tahun lalu.
Infeksi pada serangan jenis ini terjadi ketika mengunjungi situs web yang terinfeksi, tanpa intervensi apa pun dari pengguna dan tanpa sepengetahuan mereka.
Metode ini digunakan di sebagian besar serangan. Diantaranya, malware tanpa file adalah yang paling berbahaya.
Kini, perusahaan keamanan siber global tersebut telah merilis statistik ancaman siber terbaru untuk Indonesia pada kuartal pertama tahun ini.
Data tersebut menunjukkan terjadi penurunan upaya siber terhadap pengguna internet Indonesia sebesar 23,37% di kuartal pertama 2024 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Berikut temuan lain dari laporan Kaspersky Security Network (KSN) Q1 2024.
Ancaman online: 7,651,841 deteksi (2023), 5,863,955 deteksi (2024)Ancaman infeksi lokal: 13,170,332 deteksi (2023), 10,094,836 deteksi (2024)
Hampir 6 Juta Ancaman Online
Menurut laporan terbaru Kaspersky, sebanyak 5.863.955 deteksi ancaman online berhasil diblokir selama periode Januari hingga Maret tahun ini.Jumlah ini turun 23,37% dibandingkan 7.651.841 deteksi pada periode yang sama tahun lalu.
Infeksi pada serangan jenis ini terjadi ketika mengunjungi situs web yang terinfeksi, tanpa intervensi apa pun dari pengguna dan tanpa sepengetahuan mereka.
Metode ini digunakan di sebagian besar serangan. Diantaranya, malware tanpa file adalah yang paling berbahaya.
tulis komentar anda