Trump: Penjualan TikTok Harus Bermanfaat Bagi AS
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 22:18 WIB
JAKARTA - Larangan aplikasi berbagi video pendek asal China , TikTok belakangan terasa seperti transaksi bisnis untuk Presiden AS, Donald Trump . Menurut laporan Reuters, Trump menegaskan, kesepakatan apa pun untuk menjual TikTok ke perusahaan Amerika harus secara substansial menguntungkan Amerika Serikat dan memberikan keamanan total. (Baca juga: Giliran Prancis Selidiki TikTok karena Langgar Privasi Pengguna )
"Manfaat substansial" bagian AS agak membingungkan. Laman Giz China menyoroti mengapa penjualan TikTok menguntungkan AS? Larangan ini seharusnya tentang perusahaan Amerika yang mengambil alih aplikasi sehingga menghilangkan ketakutan akan risiko keamanan.
Namun kesepakatan ini sekarang lebih dari sekadar perusahaan Amerika yang mengambil alih. Ingat, Microsoft dan Trump sudah memiliki kesepakatan tentang proses penjualan TikTok. Namun, TikTok tampaknya tidak mau asetnya dijual ke Microsoft. Ada perusahaan Amerika lainnya yang mengantre untuk membeli aplikasi ini.
Baru-baru ini, Twitter menyatakan keinginannya untuk membeli TikTok. Namun, tidak ada diskusi substansial antara kedua perusahaan untuk saat sekarang.
Menurut Sensor Tower, pada Juli tahun ini, Douyin dan TikTok menduduki peringkat pertama dalam daftar unduhan aplikasi seluler global (non-game) dengan lebih dari 65,2 juta unduhan. Angka ini meningkat 21,4% dibandingkan periode yang sama pada 2019. Amerika Serikat juga pasar dengan volume unduhan terbesar dalam edisi ini, terhitung 9,7%.
TikTok Populer di Kalangan Remaja
Selama dua tahun terakhir, pertumbuhan TikTok sangat pesat, terutama di kalangan remaja. Menurut laporan dari Qustodio, anak-anak berusia antara 4-15 tahun menghabiskan rata-rata 80 menit di TikTok setiap hari. Ini kurang lebih lima menit dari waktu yang mereka habiskan di YouTube.
Selain itu, munculnya pandemik virus Corona mempercepat adopsi aplikasi ini. Dalam periode lockdown (Januari hingga April), aplikasi mencatat unduhan besar-besaran. Menurut Sensor Tower, pengguna di India dan AS mengunduh aplikasi ini lebih banyak daripada setiap wilayah lain.
Aplikasi sendiri sudah menghadapi vonis larangan di India. Dengan demikian, kehilangan pasar terbesar keduanya akan menjadi pukulan besar bagi perusahaan. Harap dicatat bahwa padanan bahasa China untuk aplikasi ini adalah Douyin. Jadi, sebagian besar nilai unduhan tidak termasuk apa yang terjadi di China dengan Douyin. (Baca juga: Presiden Palestina Tolak dan Kecam Kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab )
"Manfaat substansial" bagian AS agak membingungkan. Laman Giz China menyoroti mengapa penjualan TikTok menguntungkan AS? Larangan ini seharusnya tentang perusahaan Amerika yang mengambil alih aplikasi sehingga menghilangkan ketakutan akan risiko keamanan.
Namun kesepakatan ini sekarang lebih dari sekadar perusahaan Amerika yang mengambil alih. Ingat, Microsoft dan Trump sudah memiliki kesepakatan tentang proses penjualan TikTok. Namun, TikTok tampaknya tidak mau asetnya dijual ke Microsoft. Ada perusahaan Amerika lainnya yang mengantre untuk membeli aplikasi ini.
Baru-baru ini, Twitter menyatakan keinginannya untuk membeli TikTok. Namun, tidak ada diskusi substansial antara kedua perusahaan untuk saat sekarang.
Menurut Sensor Tower, pada Juli tahun ini, Douyin dan TikTok menduduki peringkat pertama dalam daftar unduhan aplikasi seluler global (non-game) dengan lebih dari 65,2 juta unduhan. Angka ini meningkat 21,4% dibandingkan periode yang sama pada 2019. Amerika Serikat juga pasar dengan volume unduhan terbesar dalam edisi ini, terhitung 9,7%.
TikTok Populer di Kalangan Remaja
Selama dua tahun terakhir, pertumbuhan TikTok sangat pesat, terutama di kalangan remaja. Menurut laporan dari Qustodio, anak-anak berusia antara 4-15 tahun menghabiskan rata-rata 80 menit di TikTok setiap hari. Ini kurang lebih lima menit dari waktu yang mereka habiskan di YouTube.
Selain itu, munculnya pandemik virus Corona mempercepat adopsi aplikasi ini. Dalam periode lockdown (Januari hingga April), aplikasi mencatat unduhan besar-besaran. Menurut Sensor Tower, pengguna di India dan AS mengunduh aplikasi ini lebih banyak daripada setiap wilayah lain.
Aplikasi sendiri sudah menghadapi vonis larangan di India. Dengan demikian, kehilangan pasar terbesar keduanya akan menjadi pukulan besar bagi perusahaan. Harap dicatat bahwa padanan bahasa China untuk aplikasi ini adalah Douyin. Jadi, sebagian besar nilai unduhan tidak termasuk apa yang terjadi di China dengan Douyin. (Baca juga: Presiden Palestina Tolak dan Kecam Kesepakatan Israel-Uni Emirat Arab )
(iqb)
tulis komentar anda