Meta Tutup 4.800 Akun Palsu di China yang Membahayakan Amerika
Jum'at, 01 Desember 2023 - 13:48 WIB

Ribuan akun palsu tersebut menyamar sebagai warga Amerika dan digunakan untuk menyebarkan konten politik yang memecah belah jelang pemilu. (Foto: The Guardian)
JAKARTA - Meta menutup 4.800 akun palsu Facebook dan Instagram di China yang mengancam eksistensi Amerika Serikat. Ribuan akun palsu tersebut menyamar sebagai warga Amerika dan digunakan untuk menyebarkan konten politik yang memecah belah menjelang pemilihan pada tahun depan.
Dikutip dari The Guardian, Jumat (1/12/2023), akun-akun palsu ini mencoba membangun audiens. Akun-akun tersebut menggunakan foto palsu, nama, dan lokasi sebagai cara untuk tampak seperti pengguna Facebook Amerika biasa yang memberikan pendapat tentang isu-isu politik.
Alih-alih menyebarkan konten palsu seperti jaringan lainnya, akun-akun ini digunakan untuk menyebarkan kembali postingan dari X yang dibuat oleh politisi, media, dan lainnya. Akun-akun yang saling terhubung ini menarik konten dari sumber liberal dan konservatif, menjadi indikasi tujuannya bukan untuk mendukung salah satu pihak tetapi memperbesar perpecahan dan memperburuk polarisasi.
Jaringan yang baru diidentifikasi ini menunjukkan bagaimana pihak luar memanfaatkan platform teknologi berbasis AS untuk menanam benih pertikaian dan ketidakpercayaan, dan mengisyaratkan ancaman serius yang dihadapi akibat disinformasi online, ketika pemilihan nasional akan berlangsung di AS, India, Meksiko, Ukraina, Pakistan, Taiwan, dan negara-negara lain.
Baca Juga: China Nyatakan Tidak Tertarik Intervensi Pilpres AS
Dikutip dari The Guardian, Jumat (1/12/2023), akun-akun palsu ini mencoba membangun audiens. Akun-akun tersebut menggunakan foto palsu, nama, dan lokasi sebagai cara untuk tampak seperti pengguna Facebook Amerika biasa yang memberikan pendapat tentang isu-isu politik.
Alih-alih menyebarkan konten palsu seperti jaringan lainnya, akun-akun ini digunakan untuk menyebarkan kembali postingan dari X yang dibuat oleh politisi, media, dan lainnya. Akun-akun yang saling terhubung ini menarik konten dari sumber liberal dan konservatif, menjadi indikasi tujuannya bukan untuk mendukung salah satu pihak tetapi memperbesar perpecahan dan memperburuk polarisasi.
Jaringan yang baru diidentifikasi ini menunjukkan bagaimana pihak luar memanfaatkan platform teknologi berbasis AS untuk menanam benih pertikaian dan ketidakpercayaan, dan mengisyaratkan ancaman serius yang dihadapi akibat disinformasi online, ketika pemilihan nasional akan berlangsung di AS, India, Meksiko, Ukraina, Pakistan, Taiwan, dan negara-negara lain.
Baca Juga: China Nyatakan Tidak Tertarik Intervensi Pilpres AS
Lihat Juga :