Larang Jamaah di Bawah 50 Tahun Salat Jumat di Al-Aqsa, Israel Seperti Geng

Sabtu, 29 Juli 2017 - 02:23 WIB
Larang Jamaah di Bawah 50 Tahun Salat Jumat di Al-Aqsa, Israel Seperti Geng
Larang Jamaah di Bawah 50 Tahun Salat Jumat di Al-Aqsa, Israel Seperti Geng
A A A
YERUSALEM - Pasukan keamanan Israel masih melarang jamaah muslim Palestina yang berusia di bawah 50 tahun untuk salat di dalam Masjid Al-Aqsa, kemarin (28/7/2017). Jamaah yang dilarang salat Jumat di dalam masjid suci kesal dan menganggap polisi Israel bertindak seperti geng.

Mereka yang dilarang masuk akhirnya salat Jumat di luar kompleks masjid suci dan berhadapan dengan barikade polisi Israel.

Pembatasan akses masuk ke Masjid Al-Aqsa oleh pasukan keamanan Israel masih terjadi meski detektor logam dan CCTV pemicu ketegangan telah dilepas dari pintu masuk kompleks masjid.

Pembatasan akses masuk ke masjid itu diumumkan pihak keamanan Israel beberapa jam menjelang salat Jumat. Polisi juga menembakkan meriam air dan gas air mata ke arah demonstran di Betlehem.

”Kami dilarang masuk Al-Aqsa,” kata Salim Abu Hani, salah seorang jamaah yang ingin salat Jumat, kepada Al Jazeera.”Kami datang dari Bersyeba untuk salat, kami akan salat di jalan, tidak ada jalan lain,” ujarnya yang dilansir Sabtu (29/7/2017).

Beersheba berjarak lebih dari 100 kilometer dari Yerusalem.

”Situasinya semakin parah,” kata Abdullah Abu Hani, 34, jamaah yang juga berasal dari Bersyeba. ”Insya Allah akan menjadi lebih baik dan (pihak berwenang Israel) akan menghilangkan pos pemeriksaan.”

Baca Juga: Israel Kembali Berlakukan Pembatasan Warga Palestina Masuk Al-Aqsa

Samira Edrees, penduduk Kota Tua Yerusalem, mengatakan bahwa dia menolak untuk salat di dalam kompleks masjid suci karena tuntutan warga tidak dipenuhi Israel secara mutlak.

”Bagaimana saya bisa salat di sana saat tidak ada kedamaian? Bagaimana saya bisa masuk saat saudara laki-laki dan anak saya dilarang? Polisi bertindak seperti geng,” kata Samira Edrees kepada Al Jazeera.

Sementara itu di hari yang sama, pemuda 25 tahun asal Palestina, Muhammad Kanan, yang ditembak kepalanya oleh pasukan Israel tiga hari lalu meninggal setelah bertahan beberapa hari di sebuah rumah sakit di Kota Ramallah, Tepi Barat. Kematian korban diumumkan Kementerian Kesehatan Palestina.

Muhammad Kanan menjadi orang kelima Palestina yang dibunuh pasukan keamanan Israel selama ketegangan di situs Al-Aqsa dua minggu terakhir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3202 seconds (0.1#10.140)