ChatGPT Terdeteksi Belum Mampu Membuat Makalah Ilmiah Sebaik Manusia
Minggu, 11 Juni 2023 - 10:06 WIB
Model komputer yang dibuat oleh para peneliti dapat mendeteksi studi palsu yang dihasilkan oleh ChatGPT lebih dari 99%. “Membaca tulisan yang dihasilkan ChatGPT bisa seperti memainkan dua kebenaran dan kebohongan," tambah Desaire.
Diketahui sejak diluncurkan pada November 2022, ChatGPT telah menjadi alat yang sangat populer untuk menulis laporan, mengirim email, mengisi dokumen, menerjemahkan bahasa, dan menulis kode komputer. Tetapi chatbot juga dikritik karena plagiarisme dan kurang akurat, sekaligus memicu kekhawatiran dapat membantu menyebarkan "berita palsu" dan menggantikan beberapa pekerja manusia.
Pada Desember 2022, grup riset lain mengunggah studi ke server pracetak bioRxiv, yang mengungkapkan bahwa peninjau jurnal hanya dapat mengidentifikasi abstrak studi yang dihasilkan AI sekitar 68%. Peninjau juga salah mengidentifikasi 14% dari makalah asli sebagai palsu.
Sementara program komputer dapat mengidentifikasi pemalsuan 99%. Para peneliti studi baru mengatakan mereka senang bahwa program mereka efektif dalam mendeteksi naskah palsu tetapi memperingatkan itu baru hanya bukti konsep.
Studi berskala lebih luas diperlukan untuk membuat model yang kuat yang bahkan lebih andal dan dapat dilatih. Terutama untuk disiplin ilmu tertentu demi menjaga integritas metode ilmiah, tulis asli ilmuwan dalam makalah mereka.
Diketahui sejak diluncurkan pada November 2022, ChatGPT telah menjadi alat yang sangat populer untuk menulis laporan, mengirim email, mengisi dokumen, menerjemahkan bahasa, dan menulis kode komputer. Tetapi chatbot juga dikritik karena plagiarisme dan kurang akurat, sekaligus memicu kekhawatiran dapat membantu menyebarkan "berita palsu" dan menggantikan beberapa pekerja manusia.
Pada Desember 2022, grup riset lain mengunggah studi ke server pracetak bioRxiv, yang mengungkapkan bahwa peninjau jurnal hanya dapat mengidentifikasi abstrak studi yang dihasilkan AI sekitar 68%. Peninjau juga salah mengidentifikasi 14% dari makalah asli sebagai palsu.
Sementara program komputer dapat mengidentifikasi pemalsuan 99%. Para peneliti studi baru mengatakan mereka senang bahwa program mereka efektif dalam mendeteksi naskah palsu tetapi memperingatkan itu baru hanya bukti konsep.
Studi berskala lebih luas diperlukan untuk membuat model yang kuat yang bahkan lebih andal dan dapat dilatih. Terutama untuk disiplin ilmu tertentu demi menjaga integritas metode ilmiah, tulis asli ilmuwan dalam makalah mereka.
(wib)
tulis komentar anda