Selama Pandemik Maret-Juni 2020, Pengguna Data Indosat Ooredoo Naik 25%
Rabu, 22 Juli 2020 - 18:01 WIB
JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang memaksa banyak orang untuk tetap di rumah, membuka peluang besar bagi provider telekomunikasi. Tak heran, karena di kota-kota besar hampir semua aktivitas harus dilakukan dari rumah dan membutuhkan internet. (Baca juga; Razia Masker di Asemka, Satpol PP Ciduk Ratusan Pelanggar )
Misalnya yang dialami oleh Indosat Ooredoo. Provider kuning itu mengaku mengalami peningkatan pemakaian data sebesar 25% sejak Maret-Juni 2020. (Baca juga; Jangan Korbankan Kesehatan Demi Kesenangan, Anies Diminta Tak Gegabah Buka Hiburan Malam )
“Kami melihat peningkatan penggunaan data yang sangat besar di perumahan. Artinya, ada perpindahan dari kawasan bisnis ke perumahan.,” kata Direktur Indosat Ooredoo, Vikram Sinha, saat Public Expose Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2020, Senin (20/7/2020).
Di sisi lain, imbas negatif COVID-19 juga dirasakan oleh Indosat. Biasanya, perusahaan bisa memperoleh proyek-proyek besar, seperi dari pemerintah, sektor transportasi, dan pariwisata. Tapi proyek itu hilang selama pandemi.
“Proyek B2B (business to business) banyak ditunda,” jelas Vikram.
Kendati demikian, Indosat Ooredoo berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,57 triliun pada 2019, setelah mengalami rugi hingga Rp2,4 triliun pada tahun sebelumnya. Total pendapatan itu tumbuh sebesar 12,9% menjadi sebesar Rp26,1 triliun.
Misalnya yang dialami oleh Indosat Ooredoo. Provider kuning itu mengaku mengalami peningkatan pemakaian data sebesar 25% sejak Maret-Juni 2020. (Baca juga; Jangan Korbankan Kesehatan Demi Kesenangan, Anies Diminta Tak Gegabah Buka Hiburan Malam )
“Kami melihat peningkatan penggunaan data yang sangat besar di perumahan. Artinya, ada perpindahan dari kawasan bisnis ke perumahan.,” kata Direktur Indosat Ooredoo, Vikram Sinha, saat Public Expose Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2020, Senin (20/7/2020).
Di sisi lain, imbas negatif COVID-19 juga dirasakan oleh Indosat. Biasanya, perusahaan bisa memperoleh proyek-proyek besar, seperi dari pemerintah, sektor transportasi, dan pariwisata. Tapi proyek itu hilang selama pandemi.
“Proyek B2B (business to business) banyak ditunda,” jelas Vikram.
Kendati demikian, Indosat Ooredoo berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,57 triliun pada 2019, setelah mengalami rugi hingga Rp2,4 triliun pada tahun sebelumnya. Total pendapatan itu tumbuh sebesar 12,9% menjadi sebesar Rp26,1 triliun.
(wbs)
tulis komentar anda