Bikin Was-was Tukang Bohong, AI yang Bisa Baca Pikiran Manusia Dikenalkan
Minggu, 07 Mei 2023 - 15:04 WIB
TEXAS - Sekelompok ilmuwan dari University of Texas, Austin menciptakan teknologi artificial intelligence (AI) yang bisa membaca pikiran manusia. Kecerdasan buatan ini juga bisa mendekteksi kebohongan.
Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience, para peneliti menggambarkan AI yang dapat menerjemahkan pikiran manusia dengan menganalisis pemindaian fMRI, yang mengukur aliran darah ke berbagai daerah di otak.
Seperti dilansir dari New York Times, para peneliti telah mengembangkan metode penguraian kode bahasa untuk mengambil ucapan percobaan dari orang-orang yang kehilangan kemampuan berbicara, dan memungkinkan orang yang lumpuh untuk menulis.
“Ini bukan hanya stimulus bahasa, kami mendapatkan makna, sesuatu tentang gagasan tentang apa yang terjadi. Dan fakta bahwa itu mungkin sangat menarik.” kata Alexander Huth, ahli saraf di universitas yang memimpin penelitian tersebut.
Dalam studi mereka, Dr. Huth dan rekan-rekannya secara efektif membalik proses tersebut, menggunakan AI lain untuk menerjemahkan gambar fMRI peserta menjadi kata dan frasa.
Para peneliti menguji dekoder dengan meminta peserta mendengarkan rekaman baru, kemudian melihat seberapa dekat terjemahan tersebut dengan transkrip yang sebenarnya.
Hampir setiap kata tidak sesuai pada tempatnya dalam naskah yang diterjemahkan.
Selama menjalani pemindaian fMRI, para peserta juga diminta membayangkan sedang bercerita dalam hati. Setelah itu, mereka mengulangi cerita itu dengan lantang, sebagai referensi. Di sini, model decoding menangkap inti dari versi tak terucapkan.
Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience, para peneliti menggambarkan AI yang dapat menerjemahkan pikiran manusia dengan menganalisis pemindaian fMRI, yang mengukur aliran darah ke berbagai daerah di otak.
Seperti dilansir dari New York Times, para peneliti telah mengembangkan metode penguraian kode bahasa untuk mengambil ucapan percobaan dari orang-orang yang kehilangan kemampuan berbicara, dan memungkinkan orang yang lumpuh untuk menulis.
“Ini bukan hanya stimulus bahasa, kami mendapatkan makna, sesuatu tentang gagasan tentang apa yang terjadi. Dan fakta bahwa itu mungkin sangat menarik.” kata Alexander Huth, ahli saraf di universitas yang memimpin penelitian tersebut.
Dalam studi mereka, Dr. Huth dan rekan-rekannya secara efektif membalik proses tersebut, menggunakan AI lain untuk menerjemahkan gambar fMRI peserta menjadi kata dan frasa.
Para peneliti menguji dekoder dengan meminta peserta mendengarkan rekaman baru, kemudian melihat seberapa dekat terjemahan tersebut dengan transkrip yang sebenarnya.
Hampir setiap kata tidak sesuai pada tempatnya dalam naskah yang diterjemahkan.
Selama menjalani pemindaian fMRI, para peserta juga diminta membayangkan sedang bercerita dalam hati. Setelah itu, mereka mengulangi cerita itu dengan lantang, sebagai referensi. Di sini, model decoding menangkap inti dari versi tak terucapkan.
tulis komentar anda