Dampak Game Augmented Reality dan Perkembangan AR
Rabu, 19 April 2023 - 16:19 WIB
JAKARTA - Dampak game augmented reality kini bisa kamu rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya, dampak dari teknologi tersebut memiliki nilai plus dan minus.
Saat ini, perkembangan AR semakin pesat. Apalagi, sejak kemunculan game Pokemon GO. Permainan tersebut menarik perhatian masyarakat sejak 2016 lalu. Permainan ini memungkinkan kamu untuk mencari monster.
Mengutip dari sumber berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai perkembangan beserta dampak game augmented reality:
Sejarah Game Augmented Reality
Belakangan ini, mungkin kamu sering mendengar augmented reality. Sebenarnya, perkembangan AR baru terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Lalu, apa itu augmented reality?
Mengutip BitDegree, AR adalah teknologi yang menembus batas dunia nyata. Jadi, AR memberikan nilai tambahan melalui bentuk digital. Kemudian, AR menjadi teknologi yang cukup dekat dengan kehidupan manusia.
Morton Heilig memperkenalkan konsep AR pada 1950-an. Saat itu, augmented reality memerlukan alat besar sebagai output-nya. Lalu, alat tersebut dipasangkan di tubuh kita.
Alat ini bisa berupa LCD, monitor TV, hingga layar ponsel. Kemudian, Ivan Sutherland dari Universitas Harvard menemukan alat bernama HMD. Ia pun menciptakan sistem tampilan yang dipasangkan ke kepalanya.
Saat ini, perkembangan AR semakin pesat. Apalagi, sejak kemunculan game Pokemon GO. Permainan tersebut menarik perhatian masyarakat sejak 2016 lalu. Permainan ini memungkinkan kamu untuk mencari monster.
Mengutip dari sumber berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai perkembangan beserta dampak game augmented reality:
Sejarah Game Augmented Reality
Belakangan ini, mungkin kamu sering mendengar augmented reality. Sebenarnya, perkembangan AR baru terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Lalu, apa itu augmented reality?
Mengutip BitDegree, AR adalah teknologi yang menembus batas dunia nyata. Jadi, AR memberikan nilai tambahan melalui bentuk digital. Kemudian, AR menjadi teknologi yang cukup dekat dengan kehidupan manusia.
Morton Heilig memperkenalkan konsep AR pada 1950-an. Saat itu, augmented reality memerlukan alat besar sebagai output-nya. Lalu, alat tersebut dipasangkan di tubuh kita.
Alat ini bisa berupa LCD, monitor TV, hingga layar ponsel. Kemudian, Ivan Sutherland dari Universitas Harvard menemukan alat bernama HMD. Ia pun menciptakan sistem tampilan yang dipasangkan ke kepalanya.
tulis komentar anda