Pengamat Siber Minta Pengguna Twitter di Indonesia Ganti Password, Kenapa?
Kamis, 16 Juli 2020 - 22:05 WIB
JAKARTA - Jagat media sosial ramai karena beberapa akun Twitter orang ternama seperti Bill Gates, Barrack Obama, Jeff Bezos, dan Elon Musk mencuitkan hal yang kurang lebih sama. (Baca juga: 7 Pesohor Dunia Pencetak Uang Instan di Instagram )
Mereka men-twit untuk mengirimkan sejumlah nominal bitcoin dan berjanji akan mengirimkan balik dua kali lipat. Kejadian ini ternyata banyak dialami oleh akun-akun ternama dengan profil Twitter sudah verified atau memiliki centang warna biru.
Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, menjelaskan, peristiwa ini sangat berbahaya dan mungkin bisa disebut sebagai zero day exploit bagi Twitter. Karena celah keamanan yang dimanfaatkan peretas berdampak cukup massif dan sangat berbahaya.
Jika dilihat dari twit-nya, kata Pratama, peretasnya satu pihak, kemungkinan besar ada celah keamanan yang dieksploitasi oleh peretas. Bisa dari aplikasi pihak ketiga atau lainnya.
"Artinya bila celah keamanan ini disebarluaskan, korbannya nanti bisa bertambah dan di Indonesia juga bisa terkena dampaknya,” kata Pratama dalam keterangan tertulis, Kamis (16/7/2020).
Ditambahkan Pratama, bagi akun ternama yang khawatir mengalami hal serupa, bisa mengaktifkan two authentication lewat SMS di bagian pengaturan atau setting. Meski ini belum tentu bisa mengatasi eksploitasi celah keamanan pada sistem Twitter, ini adalah langkah pengamanan yang bisa dilakukan.
Asumsi terburuknya adalah ada kemungkinan hacker sudah memiliki semua database akun twitter. Oleh karena itu sebaiknya segera ganti password Twitter saat ini juga.
“Ternyata dengan twit meminta dikirim bitcoin banyak juga yang percaya. Beberapa akun sudah mengumumkan bahwa twit tersebut adalah penipuan. Tapi nampaknya sudah banyak yang melakukan transfer,” terang pria yang juga chairman Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini.
Pratama mengimbau agar publik Tanah Air tidak perlu khawatir berlebihan, namun juga harus waspada. Intinya yang penting adalah proses edukasi keamanan siber.
“Pemilik bitcoin ini seharusnya lebih melek soal keamanan siber apalagi keamanan siber. Namun ternyata masih banyak yang terkecoh. Inilah pentingnya edukasi keamanan siber sejak dini," pungkasnya.
Mereka men-twit untuk mengirimkan sejumlah nominal bitcoin dan berjanji akan mengirimkan balik dua kali lipat. Kejadian ini ternyata banyak dialami oleh akun-akun ternama dengan profil Twitter sudah verified atau memiliki centang warna biru.
Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, menjelaskan, peristiwa ini sangat berbahaya dan mungkin bisa disebut sebagai zero day exploit bagi Twitter. Karena celah keamanan yang dimanfaatkan peretas berdampak cukup massif dan sangat berbahaya.
Jika dilihat dari twit-nya, kata Pratama, peretasnya satu pihak, kemungkinan besar ada celah keamanan yang dieksploitasi oleh peretas. Bisa dari aplikasi pihak ketiga atau lainnya.
"Artinya bila celah keamanan ini disebarluaskan, korbannya nanti bisa bertambah dan di Indonesia juga bisa terkena dampaknya,” kata Pratama dalam keterangan tertulis, Kamis (16/7/2020).
Ditambahkan Pratama, bagi akun ternama yang khawatir mengalami hal serupa, bisa mengaktifkan two authentication lewat SMS di bagian pengaturan atau setting. Meski ini belum tentu bisa mengatasi eksploitasi celah keamanan pada sistem Twitter, ini adalah langkah pengamanan yang bisa dilakukan.
Asumsi terburuknya adalah ada kemungkinan hacker sudah memiliki semua database akun twitter. Oleh karena itu sebaiknya segera ganti password Twitter saat ini juga.
“Ternyata dengan twit meminta dikirim bitcoin banyak juga yang percaya. Beberapa akun sudah mengumumkan bahwa twit tersebut adalah penipuan. Tapi nampaknya sudah banyak yang melakukan transfer,” terang pria yang juga chairman Lembaga Riset Siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini.
Pratama mengimbau agar publik Tanah Air tidak perlu khawatir berlebihan, namun juga harus waspada. Intinya yang penting adalah proses edukasi keamanan siber.
“Pemilik bitcoin ini seharusnya lebih melek soal keamanan siber apalagi keamanan siber. Namun ternyata masih banyak yang terkecoh. Inilah pentingnya edukasi keamanan siber sejak dini," pungkasnya.
(iqb)
tulis komentar anda