Pertamina Maksimalkan Mobil Tangki Keliling
A
A
A
MAKASSAR - PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi semakin menggenjot penggunaan bahan bakar minyak (BBM) Non Public Service Obligation (NPSO) ke sejumlah perusahaan corporate, dengan menjalin kerjasama dalam pengadaan mobil tangki keliling di area kerjanya.
Mobil tangki keliling juga dihadirkan sebagai upaya meningkatkan layanan kebutuhan BBM, dibeberapa daerah yang dianggap memberikan potensi besar dalam penjualan NPSO.
Di area Sulawesi, baru dua perusahaan yang diajak kerjasama untuk mobil tangki keliling, sebelumnya di Oktober digagas kerjasama dengan PT KIMA dan digagas kerjasama PT Angkasa Pura I Bandara Hasanuddin Maros, kemarin.
Kerjasama dengan pihak bandara ditandai pengisian tangki BBM pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus (SPBK) di areal Bandara disaksikan, Business Development Group Head Pusat Angkasa Pura I Syafrie Rachman, General Manager (GM) PT Pertamina MOR VII Sulawesi, Budi Setio Hartono, GM Angkasa Pura I Yanus Suprayogi dan General Manager PT Airnav Sultan Hasanuddin International Airport Makassar Nopi Pattarianto.
General Manager (GM) PT Pertamina MOR VII Sulawesi, Budi Setio Hartono mengatakan, mobil ini akan beroperasi di areal bandara, sehingga memudahkan sistem pengisian yang tidak mesti keluar jauh-jauh lagi melakukan pengisian.
“Peluncuran mobil tangki merupakan hasil kerja sama pelayanan BBM antara PT Pertamina dan PT Angkasa Pura yang juga menjadi salah satu sinergitas antar BUMN. Hal itu juga, sesuai aturan perundang-undangan sektor industri merupakan sektor yang wajib menggunakan BBM NPSO untuk kebutuhan bahan bakar mesin industri,” ujarnya.
Dia menjelaskan, mobil tangki Pertamina-KIMA dapat melayani kebutuhan BBM partai besar (dalam satuan kilo liter) maupun partai eceran (dalam satuan liter). Mobil ini dilengkapi pompa dan flowmeter. Sehingga dapat melayani kebutuhan customer dalam partai eceran dan memberi kemudahan kepada perusahaan untuk mendapatkan BBM Non Subsidi secara eceran.
"Mobil tangki berkapasitas 5.000 liter juga melayani kebutuhan partai besar, misalkan 5.000 liter atau 10.000 liter yang disuplai langsung ke tanki penyimpanan/storage customer, bersifat mobile atau bergerak untuk mendekati lokasi industri maupun tangki penyimpanan milik customer," jelasnya.
Pertamina menjamin kualitas dan kuantitas. Suplai BBM ke Angkasa Pura dilakukan melalui suplai point Pertamina di Terminal BBM (TBBM) Makassar berkapasitas storage BBM Solar 20.000 KL, khusus di bandara disiapkan sekitar lebih dari 200 KL sesuai kebutuhan.
Sementara itu, Business Development Group Head Pusat Angkasa Pura I, Syafrie Rachman memaparkan, kerjasama pengadaan SPBK sebagai salah satu upaya mewujudkan konsep Airport City, sehingga layanan pengisian dilakukan dalam satu kawasan. Hal tersebut dilakukan untuk peningkatan layanan ke mitra usaha bandara khususnya ke airlines dan ground handling.
“Penyediaan SPBK juga mampu meningkatkan safety di lingkungan bandara, karena selama ini sangat banyak kendaraan operasional keluar masuk area bandara melakukan pengisian BBM dengan rata-rata penggunaan perbulannya di atas 200 KL,”paparnya.
Dia menambahkan, hadirnya SPBK diharapkan dapat menghilangkan keberadaan semua tangki timbun di bandara karena hal itu sangat beresiko.
Mobil tangki keliling juga dihadirkan sebagai upaya meningkatkan layanan kebutuhan BBM, dibeberapa daerah yang dianggap memberikan potensi besar dalam penjualan NPSO.
Di area Sulawesi, baru dua perusahaan yang diajak kerjasama untuk mobil tangki keliling, sebelumnya di Oktober digagas kerjasama dengan PT KIMA dan digagas kerjasama PT Angkasa Pura I Bandara Hasanuddin Maros, kemarin.
Kerjasama dengan pihak bandara ditandai pengisian tangki BBM pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus (SPBK) di areal Bandara disaksikan, Business Development Group Head Pusat Angkasa Pura I Syafrie Rachman, General Manager (GM) PT Pertamina MOR VII Sulawesi, Budi Setio Hartono, GM Angkasa Pura I Yanus Suprayogi dan General Manager PT Airnav Sultan Hasanuddin International Airport Makassar Nopi Pattarianto.
General Manager (GM) PT Pertamina MOR VII Sulawesi, Budi Setio Hartono mengatakan, mobil ini akan beroperasi di areal bandara, sehingga memudahkan sistem pengisian yang tidak mesti keluar jauh-jauh lagi melakukan pengisian.
“Peluncuran mobil tangki merupakan hasil kerja sama pelayanan BBM antara PT Pertamina dan PT Angkasa Pura yang juga menjadi salah satu sinergitas antar BUMN. Hal itu juga, sesuai aturan perundang-undangan sektor industri merupakan sektor yang wajib menggunakan BBM NPSO untuk kebutuhan bahan bakar mesin industri,” ujarnya.
Dia menjelaskan, mobil tangki Pertamina-KIMA dapat melayani kebutuhan BBM partai besar (dalam satuan kilo liter) maupun partai eceran (dalam satuan liter). Mobil ini dilengkapi pompa dan flowmeter. Sehingga dapat melayani kebutuhan customer dalam partai eceran dan memberi kemudahan kepada perusahaan untuk mendapatkan BBM Non Subsidi secara eceran.
"Mobil tangki berkapasitas 5.000 liter juga melayani kebutuhan partai besar, misalkan 5.000 liter atau 10.000 liter yang disuplai langsung ke tanki penyimpanan/storage customer, bersifat mobile atau bergerak untuk mendekati lokasi industri maupun tangki penyimpanan milik customer," jelasnya.
Pertamina menjamin kualitas dan kuantitas. Suplai BBM ke Angkasa Pura dilakukan melalui suplai point Pertamina di Terminal BBM (TBBM) Makassar berkapasitas storage BBM Solar 20.000 KL, khusus di bandara disiapkan sekitar lebih dari 200 KL sesuai kebutuhan.
Sementara itu, Business Development Group Head Pusat Angkasa Pura I, Syafrie Rachman memaparkan, kerjasama pengadaan SPBK sebagai salah satu upaya mewujudkan konsep Airport City, sehingga layanan pengisian dilakukan dalam satu kawasan. Hal tersebut dilakukan untuk peningkatan layanan ke mitra usaha bandara khususnya ke airlines dan ground handling.
“Penyediaan SPBK juga mampu meningkatkan safety di lingkungan bandara, karena selama ini sangat banyak kendaraan operasional keluar masuk area bandara melakukan pengisian BBM dengan rata-rata penggunaan perbulannya di atas 200 KL,”paparnya.
Dia menambahkan, hadirnya SPBK diharapkan dapat menghilangkan keberadaan semua tangki timbun di bandara karena hal itu sangat beresiko.
(dol)