Rupiah Amblas, Harga Produk Elektronik Ancang-ancang Naik

Rabu, 18 Maret 2015 - 22:20 WIB
Rupiah Amblas, Harga...
Rupiah Amblas, Harga Produk Elektronik Ancang-ancang Naik
A A A
SEMARANG - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang melemah di atas Rp13.000 dalam beberapa pekan terakhir, mulai berdampak terhadap bisnis elektronik di Jawa Tengah. Sejumlah vendor elektronik sudah ancang-ancang menaikkan harga.

Meski untuk produk yang diproduksi atau dirakit di Indonesia sampai saat ini belum ada kenaikan, namun untuk produk-produk built-up yang diimpor langsung dari prinsipal di luar negeri sudah naik 5-6%.

“Melemahknya nilai tukar rupiah, rasanya semua bisnis akan terkena imbas. Tapi, sampai saat ini kami belum ada rencana menaikan harga jual,” ujar praktisi bisnis ritel elektronik yang juga Managing Director Superstore Global Elektronik Semarang, Gouw Andy Siswanto, di sela-sela pembukaan showroom Spesialis Tata Udara (toko AC) di Semarang, Rabu (18/3/2015).

Dia mengatakan, produsen elektronik terutama yang memproduksi barang di dalam negeri saat ini masih wait and see. Mereka masih melihat sampai di mana kenaikan USD, apakah sementara atau jangka panjang.

Tidak hanya produsen yang wait and See, lanjut Andy, Global Elektronik sebagai toko ritel juga masih menunggu perkembangan kondisi nilai tukar rupiah. “Kami belum tahu perkembangan pasca nilai tukar dolar (USD) yang semakin tinggi ini. Sampai sekarang juga kami belum menaikkan harga, yang kami programkan sekarang menjual sebanyak mungkin dengan harga lebih kompetitif dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan,” bebernya.

Dia menambahkan meskipun secara keseluruhan produk elektronik terkena imbas dari kenaikan USD terhadap rupiah, namun khusus untuk produk AC, diperkirakan akan tetap tumbuh sekitar 10-20%.

Branch Manager PT Sharp Electronics Indonesia Semarang, Anton Fatoni mengakui, dengan kondisi nilai tukar rupiah yang masih melemah, membuat banyak merek ngerem produksi. Bahkan, saat ini ada salah satu merek yang memang sengaja berhenti operasi sampai USD stabil.

Dia menyebutkan sampai saat ini harga belum ada kenaikan, namun tidak menutup kemungkinan jika USD masih bertahan Rp13.000 sampai akhir bulan, pada awal bulan depan harga pasti akan naik. Kenaikan berkisar 3-5%.

“Harga bulan depan sudah pasti akan naik. Namun, yang kita khawatir masalah daya beli. Dengan kondisi saat ini saja daya beli drop, apalagi jika nanti harga dinaikkan,” katanya.
(dmd)
Berita Terkait
Pandemi Covid-19 Membuat...
Pandemi Covid-19 Membuat Air Purifier True HEPA Filter Banyak Dicari
IIW 2021 Perkenalkan...
IIW 2021 Perkenalkan Beragam Inovasi Teknologi Elektronik dari Taiwan
Menangkap Peluang Peningkatan...
Menangkap Peluang Peningkatan Produk Elektronik di Tangerang
China Jadi Importir...
China Jadi Importir Limbah Elektronik Terbesar di Dunia
GSEI 2023 Segera Digelar:...
GSEI 2023 Segera Digelar: Peluang Emas bagi Pelaku Industri Elektronik
Banyak Pilihan Perangkat...
Banyak Pilihan Perangkat Elektronik, AQUA Hadirkan Sweat Heart
Berita Terkini
Terjadi di Zaman Nabi,...
Terjadi di Zaman Nabi, Fenomena Alam Ini Jadikan Organ Tubuh seperti Kaca
1 jam yang lalu
Pantai di Iran Tiba-tiba...
Pantai di Iran Tiba-tiba Berubah Warna Menjadi Merah Darah
4 jam yang lalu
Indonesia Hapus 1,3...
Indonesia Hapus 1,3 Juta Konten Berbahaya Terkait Pornografi dan Judi Online
7 jam yang lalu
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
8 jam yang lalu
Cara Mengatasi Bootloop...
Cara Mengatasi Bootloop di HP Oppo yang Langsung Tokcer
13 jam yang lalu
4 Cara Menghapus Aplikasi...
4 Cara Menghapus Aplikasi Bawaan Realme Anti Ribet
14 jam yang lalu
Infografis
Mulai Januari 2025 Gaji...
Mulai Januari 2025 Gaji Guru Non-ASN Bakal Naik Rp2 Juta
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved