Indonesia Dinilai Belum Mengoptimalkan Sektor ICT
A
A
A
JAKARTA - Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang belum optimal, dalam memanfaatkan sektor Informasi, Komunikasi dan Teknologi (ICT). McKinsey & Company menilai kesiapan sebuah ICT di suatu negara, bisa dilihat dari beberapa indikator, salah satunya ketersediaan tenaga ahli.
Partner Senior McKinsey & Company serta Kepala Bidang Telekomunikasi, Media dan Teknologi, Asia Tenggara, Michael Gryseels mengatakan, pihaknya telah melakukan riset mengenai gagasan dalam memajukan ICT Indonesia, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Semakin siap sektor ICT sebuah negara, dapat diukur dari beberapa indikator, seperti ketersediaan tenaga ahli, keterjangkauan layanan ICT, penggunaan sektor ICT dalam dunia usaha dan pemerintahan. Semakin tinggi indikator tersebut, maka semakin tinggi daya saing suatu negara," ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (9/3/2015).
Sebagai gambaran, lanjut Michael, terdapat hubungan kuat antara penetrasi jaringan pita lebar (broadband), dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Dia menyampaikan, bahwa penetrasi broadband yang tinggi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
Senada, dengan Michael, Presiden Direktur McKinsey & Company Indonesia Phillia Wibowo, memaparkan pada sebuah analisa yang dibahas pada World Economy Forum disebutkan bahwa, ICT dapat berkontribusi dalam mengingkatkan pembangunan sosial dan ekonomi sebuah negara.
"Riset tersebut menyatakan, bahwa setiap peningkatan penetrasi broadband 10% memiliki korelasi terhadap pertumbuhan PDB dari 1,21% menjadi 1,38%," katanya.
Di sisi lain, Phillia juga menuturkan, bahwa sektor ICT yang kuat tidak hanya menciptakan lapangan kerja. Namun bisa memberikan efek domino positif pada penciptaan lapangan kerja di sektor lain.
"Jadi pekerjaan di sektor ICT dapat menciptakan tiga lapangan kerja di sektor ekonomi lain," tukasnya.
(Baca: McKinsey & Company: ICT Penting Bagi Masa Depan Indonesia)
Partner Senior McKinsey & Company serta Kepala Bidang Telekomunikasi, Media dan Teknologi, Asia Tenggara, Michael Gryseels mengatakan, pihaknya telah melakukan riset mengenai gagasan dalam memajukan ICT Indonesia, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Semakin siap sektor ICT sebuah negara, dapat diukur dari beberapa indikator, seperti ketersediaan tenaga ahli, keterjangkauan layanan ICT, penggunaan sektor ICT dalam dunia usaha dan pemerintahan. Semakin tinggi indikator tersebut, maka semakin tinggi daya saing suatu negara," ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (9/3/2015).
Sebagai gambaran, lanjut Michael, terdapat hubungan kuat antara penetrasi jaringan pita lebar (broadband), dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Dia menyampaikan, bahwa penetrasi broadband yang tinggi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
Senada, dengan Michael, Presiden Direktur McKinsey & Company Indonesia Phillia Wibowo, memaparkan pada sebuah analisa yang dibahas pada World Economy Forum disebutkan bahwa, ICT dapat berkontribusi dalam mengingkatkan pembangunan sosial dan ekonomi sebuah negara.
"Riset tersebut menyatakan, bahwa setiap peningkatan penetrasi broadband 10% memiliki korelasi terhadap pertumbuhan PDB dari 1,21% menjadi 1,38%," katanya.
Di sisi lain, Phillia juga menuturkan, bahwa sektor ICT yang kuat tidak hanya menciptakan lapangan kerja. Namun bisa memberikan efek domino positif pada penciptaan lapangan kerja di sektor lain.
"Jadi pekerjaan di sektor ICT dapat menciptakan tiga lapangan kerja di sektor ekonomi lain," tukasnya.
(Baca: McKinsey & Company: ICT Penting Bagi Masa Depan Indonesia)
(dyt)