Riset: iPad dan Smartphone Bisa Rusak Otak Anak-anak
A
A
A
CALIFORNIA - Sebuah jurnal hasil riset memperingatkan penggunaan tablet dan smartphone sebagai usaha mengalihkan perhatian anak, justru dapat merusak perkembangan sosial emosi mereka.
Dikutip dari Theguardian, Senin (2/2/2015), sebuah penelitian menemukan, penggunaan smartphone atau iPad untuk menenangkan balita, sebetulnya dapat menghalangi kemampuan mereka mengontrol diri.
Penggunaan perangkat mobile pada usia muda, memiliki dampak tak terhitung bagi perkembangan dan perilaku anak-anak. Para peneliti di Boston University School of Medicine, mengungkapkan bahwa, dampak buruk yang ditimbulkan dari televisi dan video pada anak, justru jauh lebih kecil, dibandingkan perangkat mobile bagi otak anak usia pra-sekolah.
Para peneliti tersebut juga menemukan, penggunaan layar interaktif di bawah usia tiga tahun, dapat merusak perkembangan anak dari keterampilan yang dibutuhkan untuk matematika dan ilmu pengetahuan.
Jenny Radesky, instruktur klinis di pediatri perkembangan-perilaku di BU School of Medicine, menerbitkan temuan penelitian timnya dalam sebuah jurnal American Academy of Pediatrics. Dia mendesak orang tua untuk meningkatkan interaksi antar manusia.
Radesky mendorong, lebih menyarankan anak-anak berinteraksi dengan para anggota keluarga, menghabiskan waktu secara kualitas, tanpa televisi dan perangkat mobile apapun. Para peneliti menunjukkan, ada banyak bukti dari para ahli di mana anak-anak di bawah 30 bulan tidak bisa belajar dari televisi dan film. Tapi justru dari interaktif antar manusia.
Bermain dengan blok bangunan dapat membantu balita dengan keterampilan matematika melalui gadget elektronik interaktif.
"Perangkat ini mungkin menggantikan kegiatan pengembangan sensorimotor dan visualmotor keterampilan tangan, yang penting untuk pembelajaran dan penerapan matematika dan ilmu pengetahuan," kata Radesky.
Ada bukti dari sebuah penelitian terhadap awal belajar dengan programma televisi, Sesame Street, dan buku elektronik serta belajar membaca aplikasi pada perangkat mobile dapat membantu menambah kosa kata dan pemahaman bacaan. Tapi hanya berlaku pada anak-anak yang usianya dekat dengan usia sekolah.
Radesky menganjurkan orang tua mencoba mempertimbangkan aplikasi yang kemungkinkan digunakan anak. "Saat ini ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban ketika membahas dampak penyalahgunaan media mobile," tandasnya.
Dikutip dari Theguardian, Senin (2/2/2015), sebuah penelitian menemukan, penggunaan smartphone atau iPad untuk menenangkan balita, sebetulnya dapat menghalangi kemampuan mereka mengontrol diri.
Penggunaan perangkat mobile pada usia muda, memiliki dampak tak terhitung bagi perkembangan dan perilaku anak-anak. Para peneliti di Boston University School of Medicine, mengungkapkan bahwa, dampak buruk yang ditimbulkan dari televisi dan video pada anak, justru jauh lebih kecil, dibandingkan perangkat mobile bagi otak anak usia pra-sekolah.
Para peneliti tersebut juga menemukan, penggunaan layar interaktif di bawah usia tiga tahun, dapat merusak perkembangan anak dari keterampilan yang dibutuhkan untuk matematika dan ilmu pengetahuan.
Jenny Radesky, instruktur klinis di pediatri perkembangan-perilaku di BU School of Medicine, menerbitkan temuan penelitian timnya dalam sebuah jurnal American Academy of Pediatrics. Dia mendesak orang tua untuk meningkatkan interaksi antar manusia.
Radesky mendorong, lebih menyarankan anak-anak berinteraksi dengan para anggota keluarga, menghabiskan waktu secara kualitas, tanpa televisi dan perangkat mobile apapun. Para peneliti menunjukkan, ada banyak bukti dari para ahli di mana anak-anak di bawah 30 bulan tidak bisa belajar dari televisi dan film. Tapi justru dari interaktif antar manusia.
Bermain dengan blok bangunan dapat membantu balita dengan keterampilan matematika melalui gadget elektronik interaktif.
"Perangkat ini mungkin menggantikan kegiatan pengembangan sensorimotor dan visualmotor keterampilan tangan, yang penting untuk pembelajaran dan penerapan matematika dan ilmu pengetahuan," kata Radesky.
Ada bukti dari sebuah penelitian terhadap awal belajar dengan programma televisi, Sesame Street, dan buku elektronik serta belajar membaca aplikasi pada perangkat mobile dapat membantu menambah kosa kata dan pemahaman bacaan. Tapi hanya berlaku pada anak-anak yang usianya dekat dengan usia sekolah.
Radesky menganjurkan orang tua mencoba mempertimbangkan aplikasi yang kemungkinkan digunakan anak. "Saat ini ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban ketika membahas dampak penyalahgunaan media mobile," tandasnya.
(dyt)