Jaringan 4G LTE Masih Bisa Dioptimalkan
A
A
A
JAKARTA - Jaringan 4G LTE yang baru saja dikomersialkan tiga operator seluler Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat pada akhir Desember 2014, disambut positif oleh pelanggan seluler.
Menggunakan 4G LTE, pelanggan data bisa mengakses internet jauh lebih cepat dibanding 3G. Kendati demikian, kecepatan transfer data yang ada di jaringan 4G LTE saat ini masih belum optimal. Ini karena ketiga operator tersebut hanya menggunakan alokasi 5 MHz di pita frekuensi 900 MHz, yang membuat kecepatan maksimal jaringan 4G LTE hanya mencapai 36 Mbps.
Padahal jaringan 4G LTE baru akan efektif di alokasi 20 MHz, dimana kecepatan maksimal yang bisa dicapai adalah 185 Mbps. Hal itu hanya bisa dilakukan lewat carrier agregation di frekuensi 900 MHz dan 1.800 MHz. Tapi, seperti diketahui, frekuensi 1.800 MHz masih memerlukan penataan ulang agar berurutan (contiguous).
Menurut Presiden Direktur Alcatel-Lucent Indonesia Bobby Rasyidin, frekuensi 1.800 MHz memang paling tempat untuk mengimplementasikan 4G LTE.
”Frekuensi seperti 2.1 GHz maupun 2.6 GHz belum memiliki ekosistem 4G LTE yang kuat, sehingga cost-nya akan lebih tinggi,” ujarnya pada Sindonews, Jumat (16/1/2015).
Adapun pita frekuensi lainnya seperti 2.3 GHz menggunakan teknologi berbeda. Bukan Frequency Division (FD) LTE, melainkan melainkan Time division (TD) LTE yang sebenarnya dirancang untuk limited mobility dan jarang digunakan untuk roaming.
Bobby juga menyebut bahwa operator cenderung berhati-hati dalam men-deploy jaringan 4G LTE ini. Salah satunya, karena investasi teknologi 4G LTE relatif tinggi.
”Sehingga operator tidak akan men-deploy 4G LTE sekaligus secara nasional. Mereka akan selektif ke kota atau kawasan yang memiliki mobilitas dan konsumsi data tinggi. Mereka juga akan melihat profiling pengguna data, pertumbuhan data, serta behavior pengguna data itu sendiri,” paparnya.
Menggunakan 4G LTE, pelanggan data bisa mengakses internet jauh lebih cepat dibanding 3G. Kendati demikian, kecepatan transfer data yang ada di jaringan 4G LTE saat ini masih belum optimal. Ini karena ketiga operator tersebut hanya menggunakan alokasi 5 MHz di pita frekuensi 900 MHz, yang membuat kecepatan maksimal jaringan 4G LTE hanya mencapai 36 Mbps.
Padahal jaringan 4G LTE baru akan efektif di alokasi 20 MHz, dimana kecepatan maksimal yang bisa dicapai adalah 185 Mbps. Hal itu hanya bisa dilakukan lewat carrier agregation di frekuensi 900 MHz dan 1.800 MHz. Tapi, seperti diketahui, frekuensi 1.800 MHz masih memerlukan penataan ulang agar berurutan (contiguous).
Menurut Presiden Direktur Alcatel-Lucent Indonesia Bobby Rasyidin, frekuensi 1.800 MHz memang paling tempat untuk mengimplementasikan 4G LTE.
”Frekuensi seperti 2.1 GHz maupun 2.6 GHz belum memiliki ekosistem 4G LTE yang kuat, sehingga cost-nya akan lebih tinggi,” ujarnya pada Sindonews, Jumat (16/1/2015).
Adapun pita frekuensi lainnya seperti 2.3 GHz menggunakan teknologi berbeda. Bukan Frequency Division (FD) LTE, melainkan melainkan Time division (TD) LTE yang sebenarnya dirancang untuk limited mobility dan jarang digunakan untuk roaming.
Bobby juga menyebut bahwa operator cenderung berhati-hati dalam men-deploy jaringan 4G LTE ini. Salah satunya, karena investasi teknologi 4G LTE relatif tinggi.
”Sehingga operator tidak akan men-deploy 4G LTE sekaligus secara nasional. Mereka akan selektif ke kota atau kawasan yang memiliki mobilitas dan konsumsi data tinggi. Mereka juga akan melihat profiling pengguna data, pertumbuhan data, serta behavior pengguna data itu sendiri,” paparnya.
(dyt)