Jangan Biasakan Jari di Rem Depan, Bahaya!
A
A
A
JAKARTA - Teknik pengereman adalah faktor krusial dalam berkendara dengan sepeda motor. Meski setiap hari mengendarai sepeda motor, masih banyak orang yang salah dalam mengaplikasikan teknik ini.
Kesalahan utama terjadi bukan hanya ketika mengerem, tapi pada posisi tangan di tuas rem. Biasakan kedua tangan mengenggam penuh grip dan tidak menyisakan satu atau dua jari di tuas rem depan.
"Alasannnya, pertama, telapak tangan tidak cukup kuat untuk menahan beban motor jika hanya ditopang tiga jari. Jempol, jari manis dan kelingking," ujar Training Director Jakarta Defense Driving Consulting (JDCC) Jusri Palubuhu.
Alasan kedua imbuhnya, jika ada jari di tuas rem depan ini akan membahayakan jika motor berjalan dalam kecepatan rendah dibawah 30kpj. Otak akan memberi sinyal reflek untuk mengerem sekuatnya, membuat ban depan motor terkunci dan sulit dikendalikan.
"Biasakan jari di grip, dan gunakan rem belakang jika laju kendaraan kurang dari 30kpj. Jangan biasankan ngerem dengan rem depan di kecepatan rendah karena motor akan gelosor," ulasnya.
Teknik berikutnya adalah pembagian persentase pengereman. Gunakan paduan rem depan dan belakang dalam kecepatan 30kpj hingga 80kpj. "Istilahnya combi brake, dalam kecepatan tersebut pembagian rem depan 70% dan rem belakang 30%," kata Jusri.
"Jika laju motor diatas 80kpj jangan gunakan rem belakang. Gunakan rem depan. Tarik perlahan, baru keudian kasih tekanan dan kemudian tuntaskan dengan rem belakang jika motor ingin berhenti. Teknik ini berlaku untuk semua tipe motor, baik motor matik dan sport," tegasnya.
Hal ini akan membuat rem depan tidak mengunci. Jika ada kondisi darurat maka kocok rem, hentakkan ruas jari di rem depan dan belakang secara bersamaan. "Ada dua alternatif jika malas mengocok rem. Pertama motor kekunci dan tabrakan. Kedua beli motor yang sudah ada ABS-nya," katanya.
Terakhir pesannya adalah awas, jangan melakukan pengereman terlalu dekat dengan objek. Melakukan pengereman dari jarak jauh akan lebih baik ketimbang sudah dekat, hal ini akan meminimalisir tubrukan depan jika rem kurang pakem.
"Mengerem itu sulit. Lebih sulit dari kelihatannya, tanya saja pebalap manapun yang paling sulit ialah teknik mengerem dengan benar. Jadikan ini sebagai pedoman, tidak mudah memang membiasakan menarik jari dari tuas rem depan, tapi harus dicoba setiap hari," pungkasnya.
Kesalahan utama terjadi bukan hanya ketika mengerem, tapi pada posisi tangan di tuas rem. Biasakan kedua tangan mengenggam penuh grip dan tidak menyisakan satu atau dua jari di tuas rem depan.
"Alasannnya, pertama, telapak tangan tidak cukup kuat untuk menahan beban motor jika hanya ditopang tiga jari. Jempol, jari manis dan kelingking," ujar Training Director Jakarta Defense Driving Consulting (JDCC) Jusri Palubuhu.
Alasan kedua imbuhnya, jika ada jari di tuas rem depan ini akan membahayakan jika motor berjalan dalam kecepatan rendah dibawah 30kpj. Otak akan memberi sinyal reflek untuk mengerem sekuatnya, membuat ban depan motor terkunci dan sulit dikendalikan.
"Biasakan jari di grip, dan gunakan rem belakang jika laju kendaraan kurang dari 30kpj. Jangan biasankan ngerem dengan rem depan di kecepatan rendah karena motor akan gelosor," ulasnya.
Teknik berikutnya adalah pembagian persentase pengereman. Gunakan paduan rem depan dan belakang dalam kecepatan 30kpj hingga 80kpj. "Istilahnya combi brake, dalam kecepatan tersebut pembagian rem depan 70% dan rem belakang 30%," kata Jusri.
"Jika laju motor diatas 80kpj jangan gunakan rem belakang. Gunakan rem depan. Tarik perlahan, baru keudian kasih tekanan dan kemudian tuntaskan dengan rem belakang jika motor ingin berhenti. Teknik ini berlaku untuk semua tipe motor, baik motor matik dan sport," tegasnya.
Hal ini akan membuat rem depan tidak mengunci. Jika ada kondisi darurat maka kocok rem, hentakkan ruas jari di rem depan dan belakang secara bersamaan. "Ada dua alternatif jika malas mengocok rem. Pertama motor kekunci dan tabrakan. Kedua beli motor yang sudah ada ABS-nya," katanya.
Terakhir pesannya adalah awas, jangan melakukan pengereman terlalu dekat dengan objek. Melakukan pengereman dari jarak jauh akan lebih baik ketimbang sudah dekat, hal ini akan meminimalisir tubrukan depan jika rem kurang pakem.
"Mengerem itu sulit. Lebih sulit dari kelihatannya, tanya saja pebalap manapun yang paling sulit ialah teknik mengerem dengan benar. Jadikan ini sebagai pedoman, tidak mudah memang membiasakan menarik jari dari tuas rem depan, tapi harus dicoba setiap hari," pungkasnya.
(dol)