Rokok Elektrik 10 Kali Lebih Tinggi Penyebab Kanker
A
A
A
TOKYO - Belakangan ini lagi ngetren rokok elektrik atau vaporizer. Alasan pertama bagi pengguna vaporizer adalah untuk berhenti merokok sebenarnya. Alasan terbanyak kedua adalah mengikuti tren alias bergaya.
Namun tahukah Anda bahaya yang ditimbulkan dari kandungan bahan kimia yang ada di dalamnya. Belum lama ini sebuah penelitian para ahli kesehatan di Jepang mengatakan rokok elektrik atau lebih dikenal dengan vaporizer mempunyai risiko penyakit kanker 10 kali lebih tinggi dibandingkan rokok biasa.
Para ahli kesehatan di Jepang menemukan tingkat tinggi bahan kimia termasuk formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan oleh beberapa jenis cairan rokok elektronik.
Seperti dilansir dari Dailymail, Selasa (2/12/2014), temuan ini sebagai pukulan bagi mereka yang mendukung perangkat elektronik yang digembar-gemborkan lebih aman daripada rokok biasa.
Rokok elektronik yang semakin populer di seluruh dunia, terutama di kalangan anak muda hanya membutuhkan sebuah cairan yang dipanaskan oleh baterai yang akan menimbulkan uap yang dihirup.
Para peneliti yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang menemukan karsinogen seperti formalin dan asetaldehida dalam uap mereka.
Formaldehyde adalah zat yang ditemukan dalam bahan bangunan dan cairan pembalseman. Ini jauh lebih tinggi daripada tingkat karsinogen yang ditemukan dalam asap dari rokok biasa, kata seorang pejabat kesehatan Jepang.
Asetaldehida, yang terjadi secara alami dalam jumlah kecil adalah bahan yang digunakan dalam pabrik-pabrik industri untuk membuat asam dan bahan kimia lainnya. Resikonya lebih tinggi daripada di tembakau normal.
Dalam salah satu merek rokok elektronik tim menemukan lebih dari 10 kali tingkat karsinogen yang terkandung dalam satu batang rokok biasa, "kata Dr Naoki Kunugita, dari Institut Nasional Kesehatan Masyarakat, Jepang.
Ketika cairan mendapat panas, jumlah yang lebih tinggi dari zat-zat berbahaya tampaknya diproduksi, tambahnya.
Rokok elektrik sama sekali jauh berbeda dengan rokok biasa. “Anda mungkin saja menyebutnya rokok elektronik, namun produk tersebut sangat jauh berbeda dengan rokok biasa,” ungkap Kunigita.
Lebih lanjut, Dr Naoki mengatakan pemerintah Jepang akan mendalami lebih lanjut mengenai risiko yang disebabkan oleh rokok elektronik. Rokok elektronik sendiri merupakan produk yang dilarang di Jepang.
Namun tahukah Anda bahaya yang ditimbulkan dari kandungan bahan kimia yang ada di dalamnya. Belum lama ini sebuah penelitian para ahli kesehatan di Jepang mengatakan rokok elektrik atau lebih dikenal dengan vaporizer mempunyai risiko penyakit kanker 10 kali lebih tinggi dibandingkan rokok biasa.
Para ahli kesehatan di Jepang menemukan tingkat tinggi bahan kimia termasuk formalin dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan oleh beberapa jenis cairan rokok elektronik.
Seperti dilansir dari Dailymail, Selasa (2/12/2014), temuan ini sebagai pukulan bagi mereka yang mendukung perangkat elektronik yang digembar-gemborkan lebih aman daripada rokok biasa.
Rokok elektronik yang semakin populer di seluruh dunia, terutama di kalangan anak muda hanya membutuhkan sebuah cairan yang dipanaskan oleh baterai yang akan menimbulkan uap yang dihirup.
Para peneliti yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan Jepang menemukan karsinogen seperti formalin dan asetaldehida dalam uap mereka.
Formaldehyde adalah zat yang ditemukan dalam bahan bangunan dan cairan pembalseman. Ini jauh lebih tinggi daripada tingkat karsinogen yang ditemukan dalam asap dari rokok biasa, kata seorang pejabat kesehatan Jepang.
Asetaldehida, yang terjadi secara alami dalam jumlah kecil adalah bahan yang digunakan dalam pabrik-pabrik industri untuk membuat asam dan bahan kimia lainnya. Resikonya lebih tinggi daripada di tembakau normal.
Dalam salah satu merek rokok elektronik tim menemukan lebih dari 10 kali tingkat karsinogen yang terkandung dalam satu batang rokok biasa, "kata Dr Naoki Kunugita, dari Institut Nasional Kesehatan Masyarakat, Jepang.
Ketika cairan mendapat panas, jumlah yang lebih tinggi dari zat-zat berbahaya tampaknya diproduksi, tambahnya.
Rokok elektrik sama sekali jauh berbeda dengan rokok biasa. “Anda mungkin saja menyebutnya rokok elektronik, namun produk tersebut sangat jauh berbeda dengan rokok biasa,” ungkap Kunigita.
Lebih lanjut, Dr Naoki mengatakan pemerintah Jepang akan mendalami lebih lanjut mengenai risiko yang disebabkan oleh rokok elektronik. Rokok elektronik sendiri merupakan produk yang dilarang di Jepang.
(dol)