CLW Laporkan Eksploitasi Pekerja Anak di Pabrik Samsung
A
A
A
DONGGUAN - Dua tahun setelah pertama mengungkapkan eksploitasi pekerja anak dalam rantai pasokan Samsung, CLW (China Labor Watch) sekali lagi menentukan pelanggaran yang sama terhadap kontraktor produsen. Kali ini di sebuah pabrik yang disebut Shinyang Electronics di Dongguan, Cina.
Dilansir dari Phonearena, Jumat (11/7/2014), para pengawas melaporkan, mereka telah mengirim penyelidik yang menyamar ke pabrik Shinyang pada Juni tahun ini. Dalam hitungan hari, menemukan lima pekerja anak, dengan bukti yang menunjukkan mungkin ada lebih dari itu.
Sebagian besar order Samsung biasanya musiman, produsen seperti Shinyang memilih berkeliling melakukan perekrutan. Mereka juga kerap memekerjakan anak-anak serta remaja untuk meringankan beban kerja dan membantu memenuhi tenggat waktu.
Selama masa sibuk dari 3-6 bulan, anak-anakn itu dipekerjakan sekitar 11 jam sehari tanpa bayaran lembur. Bahkan mereka juga tidak menerima ausransi sosial dan tidak ada pesangon setelah pesanan selesai dan para pekerja ilegal itu diberhentikan.
Sementara itu, Samsung mengklaim dalam laporan keberlanjutan 2014 berjudul "Harmony global", mereka telah memeriksa kondisi pekerja pada 200 pemasok di 2013 dan tidak ada kasus pekerja anak yang ditemukan.
Tidak kalah dari laporan yang disampaikan CLW, yakni satu pemasok menemukan beberapa anak-anak dipekerjakan selama 11 jam per hari dan dibayar untuk 10 jam. Pelanggaran lainnya terungkap, meliputi upah lembur yang tidak dibayar, lembur berlebihan, kurangnya asuransi sosial, kurangnya pra-job pelatihan keselamatan, tidak ada peralatan pelindung dalam lingkungan yang berbahaya, perekrutan secara diskriminatif.
Ada juga pelangaran seperti pekerja dibuat menandatangani kontrak kosong, persyaratan pengunduran ilegal, dan potensi fraud audit.
Selama 2 tahun terakhir, CLW telah berulang kali mempublikasikan pelanggaran tenaga kerja dalam rantai pasokan Samsung, sebagai raksasa produsen smartphone namun belum efektif menerapkan kode etik dan komitmen sosial.
Dilansir dari Phonearena, Jumat (11/7/2014), para pengawas melaporkan, mereka telah mengirim penyelidik yang menyamar ke pabrik Shinyang pada Juni tahun ini. Dalam hitungan hari, menemukan lima pekerja anak, dengan bukti yang menunjukkan mungkin ada lebih dari itu.
Sebagian besar order Samsung biasanya musiman, produsen seperti Shinyang memilih berkeliling melakukan perekrutan. Mereka juga kerap memekerjakan anak-anak serta remaja untuk meringankan beban kerja dan membantu memenuhi tenggat waktu.
Selama masa sibuk dari 3-6 bulan, anak-anakn itu dipekerjakan sekitar 11 jam sehari tanpa bayaran lembur. Bahkan mereka juga tidak menerima ausransi sosial dan tidak ada pesangon setelah pesanan selesai dan para pekerja ilegal itu diberhentikan.
Sementara itu, Samsung mengklaim dalam laporan keberlanjutan 2014 berjudul "Harmony global", mereka telah memeriksa kondisi pekerja pada 200 pemasok di 2013 dan tidak ada kasus pekerja anak yang ditemukan.
Tidak kalah dari laporan yang disampaikan CLW, yakni satu pemasok menemukan beberapa anak-anak dipekerjakan selama 11 jam per hari dan dibayar untuk 10 jam. Pelanggaran lainnya terungkap, meliputi upah lembur yang tidak dibayar, lembur berlebihan, kurangnya asuransi sosial, kurangnya pra-job pelatihan keselamatan, tidak ada peralatan pelindung dalam lingkungan yang berbahaya, perekrutan secara diskriminatif.
Ada juga pelangaran seperti pekerja dibuat menandatangani kontrak kosong, persyaratan pengunduran ilegal, dan potensi fraud audit.
Selama 2 tahun terakhir, CLW telah berulang kali mempublikasikan pelanggaran tenaga kerja dalam rantai pasokan Samsung, sebagai raksasa produsen smartphone namun belum efektif menerapkan kode etik dan komitmen sosial.
(dyt)