Militan Irak Bajak Hasttag Piala Dunia 2014 untuk Propaganda
A
A
A
CARDIFF - Kelompok militan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) menggunakan Twitter sebagai ajang penyebarkan pesan mereka kepada dunia. Anggota kelompok tersebut membajak hasttag Piala Dunia 2014 seperti #ENG dan #Brazil2014, dan menargetkan propaganda kepada Barat.
Seperti dilansir dari Independent, Senin (23/6/2014) banyak hasttags dibajak berisikan video yang dibintangi seorang mahasiswa kedokteran berusia 20 tahun. Dia berpergian dari Cardiff ke Suriah untuk memperjuangkan ISIS, dan mencoba merekrut orang Barat untuk berjihad. Video perekrutan ISIS yang disebarkan melalui hashtags Piala Dunia
Tidak seperti kelompok militan lain, ISIS telah sepenuh hati memeluk media sosial dan propaganda pada umumnya. Dalam berbagai video yang diunggah, ISIS terlihat membagi-bagikan es krim dan donat untuk anak-anak di kota-kota mereka taklukkan.
Mendistribusikan secara berkala majalah berita berbahasa Inggris, dan membuat akun Twitter dalam berbagai bahasa yang didedikasikan untuk berita dan informasi dari perspektif Jihadis.
Sementara Twitter terus menutup akun para anggota ISIS, puluhan bahkan ratusan akun lain segera bermunculan. Kehadiran ISIS di media sosial begitu kuat sehingga minggu lalu pemerintah Irak memblokir akses ke semua situs jejaring sosial besar, seperti Twitter dan Facebook, dalam upaya untuk menghentikan para militan.
Saat ini ada beberapa account ISIS yang menggabungkan hashtags Piala Dunia ke dalam tweet mereka. Tidak diketahui apakah Twitter akan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghentikan pembajakan hasttag.
Seperti dilansir dari Independent, Senin (23/6/2014) banyak hasttags dibajak berisikan video yang dibintangi seorang mahasiswa kedokteran berusia 20 tahun. Dia berpergian dari Cardiff ke Suriah untuk memperjuangkan ISIS, dan mencoba merekrut orang Barat untuk berjihad. Video perekrutan ISIS yang disebarkan melalui hashtags Piala Dunia
Tidak seperti kelompok militan lain, ISIS telah sepenuh hati memeluk media sosial dan propaganda pada umumnya. Dalam berbagai video yang diunggah, ISIS terlihat membagi-bagikan es krim dan donat untuk anak-anak di kota-kota mereka taklukkan.
Mendistribusikan secara berkala majalah berita berbahasa Inggris, dan membuat akun Twitter dalam berbagai bahasa yang didedikasikan untuk berita dan informasi dari perspektif Jihadis.
Sementara Twitter terus menutup akun para anggota ISIS, puluhan bahkan ratusan akun lain segera bermunculan. Kehadiran ISIS di media sosial begitu kuat sehingga minggu lalu pemerintah Irak memblokir akses ke semua situs jejaring sosial besar, seperti Twitter dan Facebook, dalam upaya untuk menghentikan para militan.
Saat ini ada beberapa account ISIS yang menggabungkan hashtags Piala Dunia ke dalam tweet mereka. Tidak diketahui apakah Twitter akan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghentikan pembajakan hasttag.
(dol)