Ini Solusi Atasi Baterai Gadget Panas
A
A
A
NEW YORK - Perangkat elektronik atau gadget mengalami panas memang normal karena merupakan efek samping yang tidak dapat dihindari dalam pengisian dan pemakaian perangkat. Walau panas pada gadget normal, bukan berarti baik, untuk itu CEO perusahaan pengujian baterai Cadex Electronics, Isidor Buchmann menyampaikan penyebab dan cara mengatasi hal ini.
Dilansir dari Popular Mechanics, Kamis (12/6/2014), menurut penelitiannya, baterai lithium ion disimpan dengan daya 40% dan suhu 104 derajat Fahrenheit akan kehilangan 15% dari kapasitasnya selama setahun. Angka itu menjadi 35% jika baterai disimpan dengan daya penuh.
Ada tiga penyebab umum dari gadget menjadi panas, yakni kesulitan menangkap sinyal, intens beban kerja dan pengisian daya baterai.
Tidak banyak dapat dilakukan jika gadget kesulitan menangkap sinyal. Sistem operasi smartphone cukup pandai menjaga software sejalan. Tapi tidak ada salahnya memeriksa apakah ada aplikasi berjalan.
Masalah kesulitan sinyal dan menyebabkan baterai menjadi panas, sebetulnya terletak pada baterai itu sendiri. Salah satu solusinya adalah buka ponsel Anda dan lepaskan baterai dari perangkat selama satu hari.
Sementara itu, untuk laptop panas biasanya disebabkan oleh salah satu prosesor terlalu aktif atau ventilasi yang buruk. Mengatasinya, dapat dilakukan dengan menekan CTRL + ALT + DELETE pada PC atau membuka aplikasi Activity Monitor pada Mac untuk memeriksa apakah ada program yang membuat prosesor tegang, kemudian tutup.
Menopang laptop panas dapat meningkatkan aliran udara. Beberapa laptop seperti Apple, seluruh bagiannya sebagai pengantar panas.
Terakhir, lihat bagian dalam exhoust laptop atau saluran masuk. Debu menumpuk dapat mengakibatkan panas berlebihan. Unttuk itu bongkak laptop dan bershikan dari debu dengan menggunakan sikat halus atau kompresi udara.
Jika suhu gadget di luar kendali, perangkat biasanya akan memberikan tanda. Sebuah laptop akan mematikan dayanya tanpa peringatan, sedangkan smartphone akan menampilkan peringatan visual, kemudian daya turun dan mati.
Jika masalah berlanjut, segera hubungi produsen karena panas yang bertahan dan ekstrim bisa mengakibatkan baterai meledak.
Dilansir dari Popular Mechanics, Kamis (12/6/2014), menurut penelitiannya, baterai lithium ion disimpan dengan daya 40% dan suhu 104 derajat Fahrenheit akan kehilangan 15% dari kapasitasnya selama setahun. Angka itu menjadi 35% jika baterai disimpan dengan daya penuh.
Ada tiga penyebab umum dari gadget menjadi panas, yakni kesulitan menangkap sinyal, intens beban kerja dan pengisian daya baterai.
Tidak banyak dapat dilakukan jika gadget kesulitan menangkap sinyal. Sistem operasi smartphone cukup pandai menjaga software sejalan. Tapi tidak ada salahnya memeriksa apakah ada aplikasi berjalan.
Masalah kesulitan sinyal dan menyebabkan baterai menjadi panas, sebetulnya terletak pada baterai itu sendiri. Salah satu solusinya adalah buka ponsel Anda dan lepaskan baterai dari perangkat selama satu hari.
Sementara itu, untuk laptop panas biasanya disebabkan oleh salah satu prosesor terlalu aktif atau ventilasi yang buruk. Mengatasinya, dapat dilakukan dengan menekan CTRL + ALT + DELETE pada PC atau membuka aplikasi Activity Monitor pada Mac untuk memeriksa apakah ada program yang membuat prosesor tegang, kemudian tutup.
Menopang laptop panas dapat meningkatkan aliran udara. Beberapa laptop seperti Apple, seluruh bagiannya sebagai pengantar panas.
Terakhir, lihat bagian dalam exhoust laptop atau saluran masuk. Debu menumpuk dapat mengakibatkan panas berlebihan. Unttuk itu bongkak laptop dan bershikan dari debu dengan menggunakan sikat halus atau kompresi udara.
Jika suhu gadget di luar kendali, perangkat biasanya akan memberikan tanda. Sebuah laptop akan mematikan dayanya tanpa peringatan, sedangkan smartphone akan menampilkan peringatan visual, kemudian daya turun dan mati.
Jika masalah berlanjut, segera hubungi produsen karena panas yang bertahan dan ekstrim bisa mengakibatkan baterai meledak.
(dyt)