Thailand Blokir Pengguna Facebook
A
A
A
BANGKOK - Setelah mengambil alih pemerintahan, militer Thailand membatasi semua media termasuk penyiaran televisi dan TV Kabel. Tidak hanya itu, mereka juga mengancam akan memblokir sejumlah akun individu di situs jejaring sosial.
Menyusul langkah tersebut. Rabu (29/5/2014), pukul 03.30 waktu setempat, situs Facebook tidak dapat diakses. Disinyalir hal ini terjadi akibat penutupan yang dilakukan pihak militer yang telah melakukan kudeta.
Disebutkan langkah tersebut dilakukan untuk meminimalisir pengaruh para kritikus politik dalam mengekspresikan perbedaan pendapat melalui media sosial.
Facebook sendiri sangat populer di Thailand. Kurang lebih 67 juta masyarakat 'Gajah Putih' menggunakannya. Selang 90 menit Facebook kembali dapat diakses, tetapi hanya pada perangkat mobile.
Menanggapi masalah tersebut, Juru Bicara Angkatan Darat Thailand Winthai Suvaree menyalahkan ketidakmampuan sebagian besar pengguna untuk mengakses Facebook pada masalah teknis. Dia menyebutkan Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi sedang bekerja untuk memperbaikinya.
"Ini harus kembali segera. Kami tidak memiliki perintah untuk menutupnya," katanya, seperti dilansir dari Wall Street Journal, Rabu (28/5/2014).
Sementara perwakilan Facebook mengatakan perusahaan sedang mencari masalah yang dialami di Thailand. Pihaknya belum mau berkomentar lebih lanjut tentang Kudeta Thailand.
Sebelumnya, pihak Angkatan Darat Thailand menyatakan akan menargetkan akun media sosial individu jika mereka memprovokasi kekacauan atau ketidakstabilan, tapi tidak akan menargetkan seluruh jaringan.
Mayor Jenderal Pisit Paoin, penasihat sekretaris tetap kementerian membantah laporan berita bahwa mereka telah sengaja memblokir Facebook.
Dia mengatakan kementerian akan mengundang perwakilan dari semua jejaring media sosial, termasuk Facebook, Twitter dan foto aplikasi Instagram untuk bertemu Kamis (28/5/2014). Nantinya dalam pertemuan itu akan dibahas kerja sama menangani setiap akun individu yang melanggar, misalnya fitnah dan memprovokasi. Apalagi hukum Thailand memberlakukan larangan kritik terhadap keluarga kerajaan .
Menyusul langkah tersebut. Rabu (29/5/2014), pukul 03.30 waktu setempat, situs Facebook tidak dapat diakses. Disinyalir hal ini terjadi akibat penutupan yang dilakukan pihak militer yang telah melakukan kudeta.
Disebutkan langkah tersebut dilakukan untuk meminimalisir pengaruh para kritikus politik dalam mengekspresikan perbedaan pendapat melalui media sosial.
Facebook sendiri sangat populer di Thailand. Kurang lebih 67 juta masyarakat 'Gajah Putih' menggunakannya. Selang 90 menit Facebook kembali dapat diakses, tetapi hanya pada perangkat mobile.
Menanggapi masalah tersebut, Juru Bicara Angkatan Darat Thailand Winthai Suvaree menyalahkan ketidakmampuan sebagian besar pengguna untuk mengakses Facebook pada masalah teknis. Dia menyebutkan Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi sedang bekerja untuk memperbaikinya.
"Ini harus kembali segera. Kami tidak memiliki perintah untuk menutupnya," katanya, seperti dilansir dari Wall Street Journal, Rabu (28/5/2014).
Sementara perwakilan Facebook mengatakan perusahaan sedang mencari masalah yang dialami di Thailand. Pihaknya belum mau berkomentar lebih lanjut tentang Kudeta Thailand.
Sebelumnya, pihak Angkatan Darat Thailand menyatakan akan menargetkan akun media sosial individu jika mereka memprovokasi kekacauan atau ketidakstabilan, tapi tidak akan menargetkan seluruh jaringan.
Mayor Jenderal Pisit Paoin, penasihat sekretaris tetap kementerian membantah laporan berita bahwa mereka telah sengaja memblokir Facebook.
Dia mengatakan kementerian akan mengundang perwakilan dari semua jejaring media sosial, termasuk Facebook, Twitter dan foto aplikasi Instagram untuk bertemu Kamis (28/5/2014). Nantinya dalam pertemuan itu akan dibahas kerja sama menangani setiap akun individu yang melanggar, misalnya fitnah dan memprovokasi. Apalagi hukum Thailand memberlakukan larangan kritik terhadap keluarga kerajaan .
(dol)