Eropa permasalahkan jebakan free aplikasi smartphone
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Eropa akan menyelesaikan masalah layanan game pada tablet dan smartphone, yang memungkinkan orang terkena tagihan kartu kredit besar akibat jebakan pembelian dalam aplikasi.
Berdasarkan laporan, kelompok konsumen dari Denmark, Inggris, Italia dan Belgia, akan mengadakan pembicaraan dengan perusahaan aplikasi, pembuat kebijakan dan otoritas perlindungan konsumen selama dua hari (Kamis-Jumat) untuk mempertimbangkan aturan jelas.
Perhatian utama adalah permainan sering dicap "bebas untuk men-download" tetapi tidak "bebas untuk bermain". Lebih dari setengah game online di Uni Eropa diiklankan 'Free', meskipun banyak biaya tersembunyi.
"Menyesatkan konsumen jelas model bisnis yang salah dan juga bertentangan dengan semangat aturan Uni Eropa tentang perlindungan konsumen," kata Komisaris Keadilan Uni Eropa, Viviane Reding, seperti dilansir Reuters, Kamis (27/2/2014).
"Komisi Eropa mengharapkan jawaban lebih konkret dari industri aplikasi atas keprihatinan yang diajukan warga dan organisasi konsumen nasional," paparnya.
Dalam satu kasus di Inggris, seorang gadis 8 tahun berhasil menjalankan sebuah tagihan 4.000 pound (USD6.700) akibat pembelian aplikasi dari permainan, seperti My Horse dan Smurfs' Village. Pembayaran terpaksa diganti ayah gadis itu.
"Konsumen dan khususnya anak-anak, membutuhkan perlindungan lebih baik terhadap biaya tak terduga dari pembelian dalam aplikasi," tegas Neven Mimica, komisaris kebijakan konsumen Eropa.
Dalam proposal pertemuan tersebut pembelian aplikasi mobile dapat dinonaktifkan, menghapus bujukan melakukan pembelian, seperti "beli sekarang!" atau "upgrade now!" serta mencegah pembayaran yang didebet tanpa persetujuan secara eksplisit.
Pertemuan ini juga akan membahas apakah perusahaan harus memberikan alamat email yang memungkinkan konsumen menghubungi mereka segera dengan pertanyaan atau keluhan.
Perusahaan yang ikut ambil bagian dalam pertemuan tersebut adalah Apple dan Google, bersama lembaga perlindungan konsumen dari Denmark, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Lithuania dan Luksemburg.
Industri Aplikasi di Eropa sendiri telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya penggunaan smartphone dan tablet, yang memungkinkan konsumen mengakses game dan aplikasi.
Pasar Uni Eropa diperkirakan memiliki nilai 63 miliar euro (USD86 miliar) dalam 5 tahun ke depan. Komisi mencatat, pengguna di Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda dan Belgia diperkirakan telah menghabiskan 16,5 miliar euro untuk game online pada 2011.
Berdasarkan laporan, kelompok konsumen dari Denmark, Inggris, Italia dan Belgia, akan mengadakan pembicaraan dengan perusahaan aplikasi, pembuat kebijakan dan otoritas perlindungan konsumen selama dua hari (Kamis-Jumat) untuk mempertimbangkan aturan jelas.
Perhatian utama adalah permainan sering dicap "bebas untuk men-download" tetapi tidak "bebas untuk bermain". Lebih dari setengah game online di Uni Eropa diiklankan 'Free', meskipun banyak biaya tersembunyi.
"Menyesatkan konsumen jelas model bisnis yang salah dan juga bertentangan dengan semangat aturan Uni Eropa tentang perlindungan konsumen," kata Komisaris Keadilan Uni Eropa, Viviane Reding, seperti dilansir Reuters, Kamis (27/2/2014).
"Komisi Eropa mengharapkan jawaban lebih konkret dari industri aplikasi atas keprihatinan yang diajukan warga dan organisasi konsumen nasional," paparnya.
Dalam satu kasus di Inggris, seorang gadis 8 tahun berhasil menjalankan sebuah tagihan 4.000 pound (USD6.700) akibat pembelian aplikasi dari permainan, seperti My Horse dan Smurfs' Village. Pembayaran terpaksa diganti ayah gadis itu.
"Konsumen dan khususnya anak-anak, membutuhkan perlindungan lebih baik terhadap biaya tak terduga dari pembelian dalam aplikasi," tegas Neven Mimica, komisaris kebijakan konsumen Eropa.
Dalam proposal pertemuan tersebut pembelian aplikasi mobile dapat dinonaktifkan, menghapus bujukan melakukan pembelian, seperti "beli sekarang!" atau "upgrade now!" serta mencegah pembayaran yang didebet tanpa persetujuan secara eksplisit.
Pertemuan ini juga akan membahas apakah perusahaan harus memberikan alamat email yang memungkinkan konsumen menghubungi mereka segera dengan pertanyaan atau keluhan.
Perusahaan yang ikut ambil bagian dalam pertemuan tersebut adalah Apple dan Google, bersama lembaga perlindungan konsumen dari Denmark, Inggris, Prancis, Italia, Belgia, Lithuania dan Luksemburg.
Industri Aplikasi di Eropa sendiri telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya penggunaan smartphone dan tablet, yang memungkinkan konsumen mengakses game dan aplikasi.
Pasar Uni Eropa diperkirakan memiliki nilai 63 miliar euro (USD86 miliar) dalam 5 tahun ke depan. Komisi mencatat, pengguna di Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, Belanda dan Belgia diperkirakan telah menghabiskan 16,5 miliar euro untuk game online pada 2011.
(dmd)