Google Larang Karyawan Pakai Zoom di Laptop
A
A
A
MENLO PARK - Perusahaan induk Google, Alphabet, melarang penggunaan aplikasi konferensi video Zoom dikalangan karyawannya.
Namun larangan tersebut hanya berlaku di perangkat laptop, dengan alasan masalah keamanan. Sementara untuk penggunaan Zoom melalui aplikasi dan browser seluler masih diperbolehkan oleh Google.
"Baru-baru ini, tim keamanan kami memberi tahu bahwa karyawan menggunakan Zoom Dekstop Client yang tidak akan lagi berjalan di komputer perusahaan karena tidak memenuhi standar keamanan kami untuk aplikasi yang digunakan oleh karyawan," kata juru bicara Google Jose Castaneda dikutip dari laman Reuters, Kamis (9/4/2020).
Seperti yang diketahui, seiring dengan meroketnya nama Zoom di tengah pandemi COVID-19, platform telekonferensi video ini juga menghadapi isu keamanan data dan privasi pengguna.
Mulai dari kurangnya enkripsi ujung-ke-ujung atau end-to-end encryption saat rapat, dan adanya "zoombombing', di mana ada tamu tak diundang yang bisa menyusup masuk ke dalam ruang rapat virtual.
Alphabet bukan perusahaan pertama yang melarang penggunaan aplikasi ini, sebelumnya Elon Musk melarang karyawan di perusahaan roket miliknya SpaceX menggunakan Zoom dengan alasan yang sama.
CEO Zoom Eric Yuan pekan lalu telah memberikan permohonan maafnya kepada jutaan pengguna aplikasi. Permintaan maaf itu datang setelah mereka mendapat kecamaan karena sejumlah masalah data privasi yang muncul.
Zoom akan berhenti menambahkan fitur baru untuk 90 hari ke depan dan sebagai gantinya platform tersebut akan fokus pada mengatasi masalah privasi penggunanya.
Namun larangan tersebut hanya berlaku di perangkat laptop, dengan alasan masalah keamanan. Sementara untuk penggunaan Zoom melalui aplikasi dan browser seluler masih diperbolehkan oleh Google.
"Baru-baru ini, tim keamanan kami memberi tahu bahwa karyawan menggunakan Zoom Dekstop Client yang tidak akan lagi berjalan di komputer perusahaan karena tidak memenuhi standar keamanan kami untuk aplikasi yang digunakan oleh karyawan," kata juru bicara Google Jose Castaneda dikutip dari laman Reuters, Kamis (9/4/2020).
Seperti yang diketahui, seiring dengan meroketnya nama Zoom di tengah pandemi COVID-19, platform telekonferensi video ini juga menghadapi isu keamanan data dan privasi pengguna.
Mulai dari kurangnya enkripsi ujung-ke-ujung atau end-to-end encryption saat rapat, dan adanya "zoombombing', di mana ada tamu tak diundang yang bisa menyusup masuk ke dalam ruang rapat virtual.
Alphabet bukan perusahaan pertama yang melarang penggunaan aplikasi ini, sebelumnya Elon Musk melarang karyawan di perusahaan roket miliknya SpaceX menggunakan Zoom dengan alasan yang sama.
CEO Zoom Eric Yuan pekan lalu telah memberikan permohonan maafnya kepada jutaan pengguna aplikasi. Permintaan maaf itu datang setelah mereka mendapat kecamaan karena sejumlah masalah data privasi yang muncul.
Zoom akan berhenti menambahkan fitur baru untuk 90 hari ke depan dan sebagai gantinya platform tersebut akan fokus pada mengatasi masalah privasi penggunanya.
(wbs)