Tips Keamanan Siber Bekerja Secara Virtual
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan bekerja belajar dan beribadah dari rumah demi memutus rantai penyebaran virus corona, membuat sebagian besar komunikasi dilakukan secara online.
Dari pertemuan yang biasa terjadi dengan tatap muka kini terjadi perubahan dengan maraknya konferensi video call. Tren ini menjadi peluang bagi para pelaku kejahatn siber untuk melakukan serangan terhadap jaringan yang digunakan.
"Pelaku kejahatan siber mengetahui tren ini dan mereka bisa memanfaatkan, mengeksploitasi dan menyusup melalui entri atau pintu masuk yang berbeda, seperti Wi-Fi yang tidak aman, jaringan tanpa enkripsi, penggunaan kata sandi yang lemah, dan izin aplikasi yang buruk atau diabaikan.” kata Yeo
Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara (SEA) Kaspersky.
Dalam keterangan resminya Selasa (7/4/2020), Tiong menyarankan untuk perusahaan melakukan beberapa hal ini.
1. Menyediakan VPN bagi para staf untuk terhubung dengan aman ke jaringan perusahaan
2. Seluruh perangkat perusahaan - termasuk ponsel dan laptop - harus dilindungi dengan perangkat lunak keamanan yang sesuai, termasuk perangkat seluler (misalnya, memungkinkan data untuk dihapus dari perangkat yang dilaporkan hilang atau dicuri, memisahkan data pribadi dan pekerjaan, serta membatasi aplikasi apa saja yang dapat diinstal)
3. Selalu terapkan pembaruan terbaru untuk sistem operasi dan aplikasi
4. Batasi hak akses orang yang terhubung ke jaringan perusahaan
5. Pastikan bahwa staf menyadari bahaya menanggapi pesan yang tidak diminta atau dari sumber tidak dikenal
Sementara, khusus untuk konferensi video, Kasperky menyarankan perusahaan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melakukan penilaian (assessment) fitur keamanan pada platform yang akan Anda gunakan.
2. Pastikan aplikasi Anda diperbarui.
3. Baca dan mengatur izin dengan seksama, baik selama konferensi maupun dalam penyimpanan
rekaman konferensi.
4. Untuk otentikasi pengguna, gunakan sistem masuk tunggal (SSO) sehingga tim TI dapat
melacak dan memverifikasi kredensial.
5. Enkripsi dan amankan jaringan Anda dengan ketat
6. Buat kebijakan konferensi video yang dapat menetapkan harapan serta batasan di antara semua
pesertanya.
Dari pertemuan yang biasa terjadi dengan tatap muka kini terjadi perubahan dengan maraknya konferensi video call. Tren ini menjadi peluang bagi para pelaku kejahatn siber untuk melakukan serangan terhadap jaringan yang digunakan.
"Pelaku kejahatan siber mengetahui tren ini dan mereka bisa memanfaatkan, mengeksploitasi dan menyusup melalui entri atau pintu masuk yang berbeda, seperti Wi-Fi yang tidak aman, jaringan tanpa enkripsi, penggunaan kata sandi yang lemah, dan izin aplikasi yang buruk atau diabaikan.” kata Yeo
Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara (SEA) Kaspersky.
Dalam keterangan resminya Selasa (7/4/2020), Tiong menyarankan untuk perusahaan melakukan beberapa hal ini.
1. Menyediakan VPN bagi para staf untuk terhubung dengan aman ke jaringan perusahaan
2. Seluruh perangkat perusahaan - termasuk ponsel dan laptop - harus dilindungi dengan perangkat lunak keamanan yang sesuai, termasuk perangkat seluler (misalnya, memungkinkan data untuk dihapus dari perangkat yang dilaporkan hilang atau dicuri, memisahkan data pribadi dan pekerjaan, serta membatasi aplikasi apa saja yang dapat diinstal)
3. Selalu terapkan pembaruan terbaru untuk sistem operasi dan aplikasi
4. Batasi hak akses orang yang terhubung ke jaringan perusahaan
5. Pastikan bahwa staf menyadari bahaya menanggapi pesan yang tidak diminta atau dari sumber tidak dikenal
Sementara, khusus untuk konferensi video, Kasperky menyarankan perusahaan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melakukan penilaian (assessment) fitur keamanan pada platform yang akan Anda gunakan.
2. Pastikan aplikasi Anda diperbarui.
3. Baca dan mengatur izin dengan seksama, baik selama konferensi maupun dalam penyimpanan
rekaman konferensi.
4. Untuk otentikasi pengguna, gunakan sistem masuk tunggal (SSO) sehingga tim TI dapat
melacak dan memverifikasi kredensial.
5. Enkripsi dan amankan jaringan Anda dengan ketat
6. Buat kebijakan konferensi video yang dapat menetapkan harapan serta batasan di antara semua
pesertanya.
(wbs)