10 Cara Menjaga Privasi secara Online
A
A
A
PRIVASI masih menjadi isu penting pada 2020. Di Indonesia, banyak warganet yang belum paham atau menaruh perhatian sangat rendah terhadap isu privasi. Padahal, dampaknya sangat besar jika data pribadi kita jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dari sekadar mengganti password, mengunjungi situs palsu, hingga menghubungkan akun sosial media keaplikasi atau gim tanpa terlebih dulu mengecek latar belakangnya. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga privasi pada 2020 versi Kaspersky.
1. Cek Pengaturan Privasi Medsos
Anda mungkin akan terkejut betapa banyak data pribadi dalam jejaring tersebut yang dapat dilihat siapa saja di internet. Karena itu, selalu cek pengaturan privasi, bisa dengan membagi informasi mana yang dapat dibagikan kepada orang asing, teman, atau diri sendiri. Ini berlaku untuk Facebook,Twitter, LinkedIn, Instagram, dan Snapchat.
2. Hindari Menyimpan Informasi Pribadi Cloud Membagikan segala sesuatu pada jejaringsosial tidak pernah ada batasnya. Jangan gunakan layanan online untuk menyimpan informasi pribadi. Google Documents bukan tempat ideal untuk menyimpan daftar kata sandi dan Dropbox bukan tempat terbaik untuk memindai paspor Anda, kecuali dalam arsip terenkripsi.
3. Hindari Pelacakan
Ketika mengunjungi situs web, browser akan mengungkapkan banyak hal hingga riwayat selancar Anda. Pengiklan menggunakan informasi tersebut untuk melacak dan menargetkan Anda dengan iklan. Bahkan, mode penyamaran (incognito) dapat mencegah pelacakan seperti itu.
4. Jaga Data Pribadi Berbagi alamat email dan nomor telepon pribadi membuat Anda mendapat banyak spam di kotak masuk email dan ratusan SMS di ponsel. Apabila harus membagikan informasi untuk layanan internet dan toko online , jangan membagikannya kepada orang-orang asing secara acak di jejaring sosial. Selalu pertimbangkan untuk membuat alamat email terpisah, sekali pakai, dan jika mungkin nomor telepon terpisah untuk jenis kasus seperti ini.
5. Aplikasi Pesan Aman
Sebagian besar aplikasi perpesanan modern menggunakan enkripsi, tetapi dalam banyak kasus itulah yang mereka sebut sebagai enkripsi transit, pesan didekripsi pihak penyedia layanan dan disimpan pada servernya. Pilihlah enkripsi end-to-end karena siapa pun, bahkan penyedia layanan perpesanan, tidak dapat melihat percakapan Anda, misalnya WhatsApp. Sementara Facebook Messenger, Telegram, dan Google Allo tidak menggunakan enkripsi end-to-end. Untuk mengaktifkannya, mulailah obrolan rahasia secara manual.
6. Kata Sandi Aman
Sulit menghafal kata sandi panjang dan unik untuk semua layanan. Tetapi dengan pengelola kata sandi, Anda dapat mengingat hanya satu kata sandi utama. Gunakan kata sandi yang cukup panjang (12 karakter atau lebih) dan berbeda untuk setiap layanan.
7. Tinjau Izin Aplikasi Seluler
Aplikasi seluler acap meminta izin untuk mengakses kontak atau file dalam penyimpanan perangkat, menggunakan kamera, mikrofon, geolokasi, dan sebagainya. Beberapa aplikasi memang benar-benar tidak dapat bekerja tanpa izin ini, tetapi beberapa menggunakan informasi ini untuk membuat profil Anda bagi pengiklan (dan lebih buruk lagi). Tinjau izin yang diberikan pada aplikasi seluler.
8. Amankan Ponsel dan Komputer dengan Kata Sandi
Komputer dan ponsel memiliki banyak data yang lebih baik dirahasiakan, karena itu lindungilah dengan kata sandi. Kata sandi tidak harus rumit dan unik, tetapi cukup untuk menyingkirkan orang asing menggunakannya. Pada perangkat seluler, mari lakukan sedikit lebih baik, menerapkan PIN enam digit atau kata sandi aktual dari pada empat digit dan pola kunci layar.
9. Nonaktifkan Pemberitahuan Layar Kunci Melindungi ponsel Anda dengan kata sandi yang panjang dan aman, tetapi membiarkan pemberitahuan di layar kunci muncul begitu saja? Sekarang setiap orang bisa saja melihat dan mengetahui urusan Anda. Agar informasi itu tidak muncul dilayar yang terkunci, atur notifikasi dengan tepat.
10. Tetap Menjaga Privasi di Jaringan Wi -Fi Jaringan Wi-Fi publik biasanya tidak mengenkripsi lalu lintas. Hindari mengirimkan data sensitif apa pun, login, kata sandi, data kartu kredit, dan sebagainya melalui Wi-Fi publik dan gunakan VPN untuk mengenkripsi data Anda serta melindunginya dari pengintaian. (Danang Arradian)
1. Cek Pengaturan Privasi Medsos
Anda mungkin akan terkejut betapa banyak data pribadi dalam jejaring tersebut yang dapat dilihat siapa saja di internet. Karena itu, selalu cek pengaturan privasi, bisa dengan membagi informasi mana yang dapat dibagikan kepada orang asing, teman, atau diri sendiri. Ini berlaku untuk Facebook,Twitter, LinkedIn, Instagram, dan Snapchat.
2. Hindari Menyimpan Informasi Pribadi Cloud Membagikan segala sesuatu pada jejaringsosial tidak pernah ada batasnya. Jangan gunakan layanan online untuk menyimpan informasi pribadi. Google Documents bukan tempat ideal untuk menyimpan daftar kata sandi dan Dropbox bukan tempat terbaik untuk memindai paspor Anda, kecuali dalam arsip terenkripsi.
3. Hindari Pelacakan
Ketika mengunjungi situs web, browser akan mengungkapkan banyak hal hingga riwayat selancar Anda. Pengiklan menggunakan informasi tersebut untuk melacak dan menargetkan Anda dengan iklan. Bahkan, mode penyamaran (incognito) dapat mencegah pelacakan seperti itu.
4. Jaga Data Pribadi Berbagi alamat email dan nomor telepon pribadi membuat Anda mendapat banyak spam di kotak masuk email dan ratusan SMS di ponsel. Apabila harus membagikan informasi untuk layanan internet dan toko online , jangan membagikannya kepada orang-orang asing secara acak di jejaring sosial. Selalu pertimbangkan untuk membuat alamat email terpisah, sekali pakai, dan jika mungkin nomor telepon terpisah untuk jenis kasus seperti ini.
5. Aplikasi Pesan Aman
Sebagian besar aplikasi perpesanan modern menggunakan enkripsi, tetapi dalam banyak kasus itulah yang mereka sebut sebagai enkripsi transit, pesan didekripsi pihak penyedia layanan dan disimpan pada servernya. Pilihlah enkripsi end-to-end karena siapa pun, bahkan penyedia layanan perpesanan, tidak dapat melihat percakapan Anda, misalnya WhatsApp. Sementara Facebook Messenger, Telegram, dan Google Allo tidak menggunakan enkripsi end-to-end. Untuk mengaktifkannya, mulailah obrolan rahasia secara manual.
6. Kata Sandi Aman
Sulit menghafal kata sandi panjang dan unik untuk semua layanan. Tetapi dengan pengelola kata sandi, Anda dapat mengingat hanya satu kata sandi utama. Gunakan kata sandi yang cukup panjang (12 karakter atau lebih) dan berbeda untuk setiap layanan.
7. Tinjau Izin Aplikasi Seluler
Aplikasi seluler acap meminta izin untuk mengakses kontak atau file dalam penyimpanan perangkat, menggunakan kamera, mikrofon, geolokasi, dan sebagainya. Beberapa aplikasi memang benar-benar tidak dapat bekerja tanpa izin ini, tetapi beberapa menggunakan informasi ini untuk membuat profil Anda bagi pengiklan (dan lebih buruk lagi). Tinjau izin yang diberikan pada aplikasi seluler.
8. Amankan Ponsel dan Komputer dengan Kata Sandi
Komputer dan ponsel memiliki banyak data yang lebih baik dirahasiakan, karena itu lindungilah dengan kata sandi. Kata sandi tidak harus rumit dan unik, tetapi cukup untuk menyingkirkan orang asing menggunakannya. Pada perangkat seluler, mari lakukan sedikit lebih baik, menerapkan PIN enam digit atau kata sandi aktual dari pada empat digit dan pola kunci layar.
9. Nonaktifkan Pemberitahuan Layar Kunci Melindungi ponsel Anda dengan kata sandi yang panjang dan aman, tetapi membiarkan pemberitahuan di layar kunci muncul begitu saja? Sekarang setiap orang bisa saja melihat dan mengetahui urusan Anda. Agar informasi itu tidak muncul dilayar yang terkunci, atur notifikasi dengan tepat.
10. Tetap Menjaga Privasi di Jaringan Wi -Fi Jaringan Wi-Fi publik biasanya tidak mengenkripsi lalu lintas. Hindari mengirimkan data sensitif apa pun, login, kata sandi, data kartu kredit, dan sebagainya melalui Wi-Fi publik dan gunakan VPN untuk mengenkripsi data Anda serta melindunginya dari pengintaian. (Danang Arradian)
(nfl)