SIRCLO yang Terdepan, Inilah 6 E-commerce Enabler Terbaik Indonesia

Kamis, 26 Desember 2019 - 21:08 WIB
SIRCLO yang Terdepan,...
SIRCLO yang Terdepan, Inilah 6 E-commerce Enabler Terbaik Indonesia
A A A
JAKARTA - Kemajuan ekonomi digital di Indonesia didukung kuat oleh kemunculan platform e-commerce dalam satu dekade terakhir. Menurut riset berjudul “Navigating Market Opportunities in Indonesia’s E-Commerce” dari SIRCLO, penjualan ritel e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai USD15 miliar (sekitar Rp 210 triliun) pada 2018 dan akan meningkat lebih dari empat kali lipat pada tahun 2022, menyentuh angka US$65 miliar (sekitar Rp 910 triliun).Dengan prediksi tersebut, ritel online yang tadinya hanya menyumbang 8% dari total penjualan pada tahun 2018, diprediksi akan menembus 24% di tahun 2022.
Kehadiran platform e-commerce hingga mencapai level kesuksesan ini juga dipengaruhi oleh dukungan dan inovasi dari e-commerce enabler. E-commerce enabler adalah perusahaan yang menyediakan layanan strategi digital A-Z (end-to-end) ke unit bisnis lain yang ingin menjual produknya secara online. Meskipun model bisnis B2B ini masih terhitung baru di industri dagang digital, layanan yang dihadirkan pun beragam, meliputi: produksi konten, pembuatan halaman Official Store di marketplace, eksekusi pemasaran, integrasi kanal penjualan online, hingga pengiriman produk ke pelanggan.

Di Indonesia, berikut ini adalah lima e-commerce enabler yang cukup terkenal dan memiliki portofolio klien yang beragam:

1. SIRCLO

Sebagai e-commerce enabler terdepan di Indonesia, SIRCLO melayani ratusan pemilik usaha untuk meningkatkan penjualan mereka di berbagai marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak, dan Blibli.com. Melalui SIRCLO Commerce, perusahaan ini menangani proses penjualan end-to-end di marketplace, mulai dari pengaturan stok hingga pemasaran produk. SIRCLO mengelola lebih dari 200 brand, dengan nama-nama klien global seperti Reckitt Benckiser, KAO, L'Oréal, Eiger, Levi's, dan Unilever.

SIRCLO sendiri merupakan perusahaan lokal yang beroperasi secara eksklusif di pasar Indonesia. Hal ini memberikan keuntungan bagi SIRCLO yang dinilai memiliki pengetahuan mendalam seputar ekosistem e-commerce tanah air. Dibangun tahun 2013, perusahaan teknologi yang dikepalai oleh Brian Marshal ini terbilang sedang naik daun. Mereka secara agresif terus merekrut talenta baru dan mengembangkan infrastruktur seperti ekspansi fulfillment center di berbagai kota di Indonesia.

2. aCommerce

aCommerce merupakan e-commerce enabler yang berpusat di Bangkok, Thailand. Didirikan pada tahun 2013, kegiatan operasionalnya tersebar di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Sejumlah kliennya yang tercatat pernah dikelola diantaranya Adidas, Abbott, Samsung, dan Nescafe.

3. Jet Commerce


Jet Commerce pertama kali didirikan pada tahun 2017 sebagai mitra distribusi resmi Alibaba.com. Seiring berjalannya waktu, Jet Commerce kemudian merambah ke industri e-commerce dengan menyediakan layanan terpadu untuk brand yang ingin berjualan secara online. Saat ini, Jet Commerce beroperasi di sejumlah negara yaitu Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Tiongkok. Dalam situs resminya, portofolio klien Jet Commerce meliputi Pedigree, Oppo, Sariayu, dan Shiseido.

4. LincGroup (8Commerce)


LincGroup memiliki spesialisasi di bidang manajemen rantai pasok. Setelah memiliki rantai pasok di Indonesia bagian tengah dan barat, kini LincGroup membuka unit bisnis khusus untuk ecommerce enabler bernama 8Commerce. Layanan ini mencakup pembuatan strategi pemasaran digital, operasional toko, manajemen kanal digital, pergudangan, dan pengiriman produk. Mirip seperti SIRCLO, 8Commerce beroperasi secara eksklusif di Indonesia.

5. SCI E-Commerce

SCI E-Commerce adalah e-commerce enabler asal Singapura yang menangani berbagai brand di Asia Tenggara dan Tiongkok. Tahun 2017, SCI E-Commerce mulai beroperasi di Indonesia dan bermitra dengan lapak marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, JD.id, dan Tmall Global. SCI E-commerce sedang menangani klien seperti Vivo, Mondelez International, dan Eversoft.

6. Intrepid Group


Perusahaan yang didirikan di Vietnam pada tahun 2017 ini, Intrepid telah mendapatkan pendanaan awal sejumlah USD 2 juta sebelum berekspansi ke Filipina dan Singapura. Intrepid Group mulai menawarkan jasa profesionalnya di Indonesia pada bulan Januari 2019. Intrepid membantu para brand untuk menjangkau pasar konsumen yang lebih luas melalui kanal dan strategi e-commerce yang tepat. Perusahaan ini menawarkan jasa pemasaran yang dapat memberikan masukan-masukan untuk pembuatan kebijakan bisnis strategis para pemilik bisnis.

Kehadiran e-commerce enabler berperan penting dalam melayani kebutuhan brand dan marketplace, serta memberikan solusi terintegrasi agar setiap brand dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Ketika industri e-commerce tumbuh, misi Indonesia dalam memanfaatkan ekonomi digital secara maksimal akan semakin mudah.

Menurut data yang terkumpul dalam laporan SIRCLO, industri e-commerce Indonesia berkontribusi lebih dari setengah nilai ekonomi digital di tahun 2019 dan diprediksi akan mendominasi sektor digital hingga 60% di tahun 2025. Nilai kapitalisasi pasar e-commerce pada tahun 2019 mencapai US$21 miliar (sekitar Rp 294 triliun), mengalahkan sektor ekonomi digital lain, seperti pariwisata online (US$10 miliar atau setara dengan Rp 140 triliun) dan industri ride-hailing atau jasa transportasi online (US$6 miliar atau setara dengan Rp 84 triliun). Nilai ini pun diprediksi akan meningkat hingga US$82 miliar (sekitar Rp 1.148 triliun) pada tahun 2025.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1186 seconds (0.1#10.140)