Taklukan Era 4.0, Jebolan Universitas Diminta Bekali Diri dengan CINTA
A
A
A
JAKARTA - Universitas Esa Unggul baru saja menggelar acara wisuda di Hotel Pullman, Jakarta Barat. Sebanyak 585 wisudawan dari jenjang D3, Profesi, S1 hingga Pasca-Sarjana diharapkan sudah siap memenangi persaingan di era Revolusi Industri 4.0.
Salah satu pembicara yang menyampaikan memberikan pesan kepada acara Wisuda kali ini ialah Pelaksana LLDIKTI Wilayah III, Samsuri. Kepada ratusan mahasiswa, dia mengingatkan, agar para sarjana Universitas Esa Unggul untuk selalu membekali dirinya dengan CINTA. Adapun CINTA yang dimaksud oleh Samsuri ialah Collabortion, Inovation, Norma, Transformation, dan Amanah.
"Bekal Anda setelah diwisuda ialah CINTA, 'C' pertama ialah Kolaborasi (Collaboration) bagaimana Anda setelah diwisuda nanti masuk ke dunia kerja, atau di lingkungan masyarakat salah satu yang menentukan kesuksesan ialah kemampuan untuk dapat berkolaborasi membangun networking serta bersinergi dengan sesama," papar Samsuri.
Samsuri menambahkan, "I" dalam CINTA ialah Inovation. Menurut dia, saat ini yang dibutuhkan dan akan berkembang sangat cepat ialah inovasi. Inovasi ini tentunya harus dilandaskan dengan ide-ide yang implementatif dan dapat dirasakan.
Huruf yang ketiga dalam CINTA ialah "N" yakni Norma. Norma di sini harus diikuti oleh para lulusan yang nantinya akan berkecimpung di lingkungan kerja. Mereka diingatkan untuk tidak melanggar norma-norma yang berlaku di dunia kerja.
"Huruf 'T' dalam CINTA, merupakan Transformation (Transformasi), dalam artian para lulusan harus mentransformasikan diri mereka ke dalam lingkungan masyarakat, maupun dunia kerja untuk mengarahkan kepada perubahan yang positif," sebutnya.
Huruf terakhir yakni "A" atau Amanah. Amanah ini dinilai sangat penting menjadi bekal lulusan perguruan tinggi. Karena dengan memegang amanah, maka mereka tidak akan lari dari tanggung jawab dan mampu menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Senada dengan Samsuri, Rektor Universitas Esa Unggul, Arief Kusuma, mengatakan, para wisudawan Esa Unggul merupakan generasi yang telah siap dengan segala kemungkinan yang terjadi di masa depan. Karena mereka telah diberikan keterampilan, baik soft skill maupun hard skill, selama menempuh pendidikan di Kampus Emas.
Selain itu, lanjut Arief, para sarjananya juga telah dididik untuk menjadi sarjana yang berkarakter serta mampu adaptif terhadap perkembangan zaman. Para Lulusan Esa Unggul ini telah dibekali dengan tiga komponen literasi yang dibutuhkan untuk bersaing di era digital. Di antara tiga komponen Literasi tersebut ialah Literasi Data, Literasi Teknologi, dan Literasi Manusia.
"Universitas Esa Unggul membekali para lulusannya dengan tiga literasi baru yang saat ini dibutuhkan untuk bersaing di era 4.0. Yang pertama Literasi Data, para lulusan akan mampu membaca dan menganalisis dengan menggunakan Informasi dari Big Data untuk mengambil keputusan. Dengan Literasi Teknologi para lulusan akan mampu memahami cara kerja mesin seperti Coding, Artificial Intelegence, dan Engineering Principle," paparnya.
Literasi ketiga yang menjadi bekal para lulusan Universitas Esa Unggul, yakni Literasi Manusia. Arief menjelaskan, para lulusan akan mampu untuk memimpin dengan baik jika bekerja sama dengan tim dan mampu bekerja di lingkungan budaya berbeda, serta memiliki jiwa kewirausahaan.
Sementara itu, Dirjen Iptek Dikti, Patdono Suwignjo, dalam orasi ilmiahnya mengajak sarjana mampu menghasilkan kreativitas, baik dalam hal karya maupun dalam sumbangsih pemikiran di masyarakat. Dirinya pun berharap agar mereka dapat menjalakan misi kampus yakni mencetak para entrepreneur muda yang sukses.
"Saya melihat Esa Unggul memiliki potensi yang sangat besar untuk menelurkan para lulusan yang berjiwa entrepreneur. Apalagi saat ini di era Industri 4.0, tentunya kemudahan dalam ber-entrepreneur dapat dijangkau oleh sejumlah pihak. Termasuk para sarjana, saya harap di kampus ini muncul digitalpreneur yang berkualitas untuk kemajuan bangsa dan negara," pungkasnya.
Salah satu pembicara yang menyampaikan memberikan pesan kepada acara Wisuda kali ini ialah Pelaksana LLDIKTI Wilayah III, Samsuri. Kepada ratusan mahasiswa, dia mengingatkan, agar para sarjana Universitas Esa Unggul untuk selalu membekali dirinya dengan CINTA. Adapun CINTA yang dimaksud oleh Samsuri ialah Collabortion, Inovation, Norma, Transformation, dan Amanah.
"Bekal Anda setelah diwisuda ialah CINTA, 'C' pertama ialah Kolaborasi (Collaboration) bagaimana Anda setelah diwisuda nanti masuk ke dunia kerja, atau di lingkungan masyarakat salah satu yang menentukan kesuksesan ialah kemampuan untuk dapat berkolaborasi membangun networking serta bersinergi dengan sesama," papar Samsuri.
Samsuri menambahkan, "I" dalam CINTA ialah Inovation. Menurut dia, saat ini yang dibutuhkan dan akan berkembang sangat cepat ialah inovasi. Inovasi ini tentunya harus dilandaskan dengan ide-ide yang implementatif dan dapat dirasakan.
Huruf yang ketiga dalam CINTA ialah "N" yakni Norma. Norma di sini harus diikuti oleh para lulusan yang nantinya akan berkecimpung di lingkungan kerja. Mereka diingatkan untuk tidak melanggar norma-norma yang berlaku di dunia kerja.
"Huruf 'T' dalam CINTA, merupakan Transformation (Transformasi), dalam artian para lulusan harus mentransformasikan diri mereka ke dalam lingkungan masyarakat, maupun dunia kerja untuk mengarahkan kepada perubahan yang positif," sebutnya.
Huruf terakhir yakni "A" atau Amanah. Amanah ini dinilai sangat penting menjadi bekal lulusan perguruan tinggi. Karena dengan memegang amanah, maka mereka tidak akan lari dari tanggung jawab dan mampu menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Senada dengan Samsuri, Rektor Universitas Esa Unggul, Arief Kusuma, mengatakan, para wisudawan Esa Unggul merupakan generasi yang telah siap dengan segala kemungkinan yang terjadi di masa depan. Karena mereka telah diberikan keterampilan, baik soft skill maupun hard skill, selama menempuh pendidikan di Kampus Emas.
Selain itu, lanjut Arief, para sarjananya juga telah dididik untuk menjadi sarjana yang berkarakter serta mampu adaptif terhadap perkembangan zaman. Para Lulusan Esa Unggul ini telah dibekali dengan tiga komponen literasi yang dibutuhkan untuk bersaing di era digital. Di antara tiga komponen Literasi tersebut ialah Literasi Data, Literasi Teknologi, dan Literasi Manusia.
"Universitas Esa Unggul membekali para lulusannya dengan tiga literasi baru yang saat ini dibutuhkan untuk bersaing di era 4.0. Yang pertama Literasi Data, para lulusan akan mampu membaca dan menganalisis dengan menggunakan Informasi dari Big Data untuk mengambil keputusan. Dengan Literasi Teknologi para lulusan akan mampu memahami cara kerja mesin seperti Coding, Artificial Intelegence, dan Engineering Principle," paparnya.
Literasi ketiga yang menjadi bekal para lulusan Universitas Esa Unggul, yakni Literasi Manusia. Arief menjelaskan, para lulusan akan mampu untuk memimpin dengan baik jika bekerja sama dengan tim dan mampu bekerja di lingkungan budaya berbeda, serta memiliki jiwa kewirausahaan.
Sementara itu, Dirjen Iptek Dikti, Patdono Suwignjo, dalam orasi ilmiahnya mengajak sarjana mampu menghasilkan kreativitas, baik dalam hal karya maupun dalam sumbangsih pemikiran di masyarakat. Dirinya pun berharap agar mereka dapat menjalakan misi kampus yakni mencetak para entrepreneur muda yang sukses.
"Saya melihat Esa Unggul memiliki potensi yang sangat besar untuk menelurkan para lulusan yang berjiwa entrepreneur. Apalagi saat ini di era Industri 4.0, tentunya kemudahan dalam ber-entrepreneur dapat dijangkau oleh sejumlah pihak. Termasuk para sarjana, saya harap di kampus ini muncul digitalpreneur yang berkualitas untuk kemajuan bangsa dan negara," pungkasnya.
(mim)