Ini Janji Bos Baru Xiaomi untuk Para Mi Fans di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Bos baru Xiaomi Indonesia, Alvin Tse, mengaku sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat penetrasi ponsel asal China itu di Indonesia. Pengalaman sebagai Global Head Pocophone membuat Alvin sangat fokus pada produk dan cara mengkomunikasikannya ke pasar. Berikut adalah sejumlah langkah Alvin di Indonesia.
Janjikan Rilis Lebih Banyak Ponsel Flagship
Fokus Alvin adalah membawa produk yang diinginkan Mi Fans. ”Bukan produk termahal atau termurah yang bakal menang. Tapi, produk yang memang diinginkan pasar,” ungkapnya.
Untuk Xiaomi, itu adalah ponsel flagship. ”Mi Fans protes ke saya, katanya akan ada flagship sejak 5 tahun lalu. Sekarang, janji itu akan saya ubah,” ungkapnya.
Menurut Alvin, pihaknya akan membawa flagship dengan positioning yang jelas. ”Terlalu banyak flagship yang sama. Konsumen yang membeli ponsel high end, mereka sedang ’membeli marketing’. Xiaomi tidak seperti itu,” ungkapnya.
Nantinya, Xiaomi akan membawa flagship yang mempermudah konsumen memilih. Misalnya flagship gaming, kamera, desain, atau performa. ”Misalnya Xiaomi Mi 9 series adalah flagship desain. Sedangkan Mi Note 10 dan Mi Note 10 Pro adalah flagship kamera. Sehingga lebih jelas bagi Mi Fans menentukan flagship apa yang ingin dibeli. Karena perbedaan flagship jelas,” ungkap Alvin.
Perkecil Pasar Blackmarket
Pasar ponsel non resmi (blackmarket) juga jadi masalah bagi Xiaomi Indonesia. Karena itu, mereka sangat mengapresiasi upaya pemerintah untuk langkah blokir IMEI pada April 2019. ”Kami juga akan agresif di produk, stabil di produksi, serta sistem offline yang semakin terbentuk. Sehingga pasar blackmarket tidak akan memiliki profit besar. Dan akan mengecil dengan sendirinya,” ujarnya.
Menambah Gerai Offline
Saat ini Mi Store sudah tersebar di sejumlah mal di kota-kota besar. Tapi, karena strategi Xiaomi sekarang fokus pada gerai offline, maka jumlahnya akan diperbanyak. Strateginya dengan membuat Mi Authorized Store di lokasi selain mal.
”Kami akan bekerja sama dengan patner terpilih, mengusung standar kualitas dan layanan ala Mi Store. Sehingga kedepannya konsumen dapat berbelanja di Mi Store, Mi Authorized Storo, Mi.com, dan online authorized partner dengan harga stabil dan pengalaman berbelanja yang sama,” tandasnya.
Belanja Langsung dari China
Saat ini Mi Fans bisa berbelanja langsung berbagai produk Xiaomi langsung dari China lewat aplikasi ShareSave. Mulai dari elektronik, home appliance, smartwatch, hingga peralatan kantor. Harganya kompetitif, pembayarannya mudah, dan barang akan dikirim dalam waktu 5-10 hari.
”Di ShareSave tidak perlu TKDN, jadi barang terbaru bisa langsung dibeli konsumen. Semuanya bergaransi setahun. Jika rusak, akan langsung diganti,” janjinya.
Memperkuat Ekosistem IoT
Xiaomi tidak pernah mengklaim sebagai perusahaan ponsel. Melainkan merek gaya hidup. Ini yang sedang dikomunikasikan oleh Alvin di Indonesia.
”Kami akan memperkuat ekosistem portofolio produk kami. Kedepannya setiap ada ponsel yang dirilis, ada 1 produk ekosistem. Salah satunya Mi TV yang akan dirilis tahun depan,” ungkap Alvin.
Janjikan Rilis Lebih Banyak Ponsel Flagship
Fokus Alvin adalah membawa produk yang diinginkan Mi Fans. ”Bukan produk termahal atau termurah yang bakal menang. Tapi, produk yang memang diinginkan pasar,” ungkapnya.
Untuk Xiaomi, itu adalah ponsel flagship. ”Mi Fans protes ke saya, katanya akan ada flagship sejak 5 tahun lalu. Sekarang, janji itu akan saya ubah,” ungkapnya.
Menurut Alvin, pihaknya akan membawa flagship dengan positioning yang jelas. ”Terlalu banyak flagship yang sama. Konsumen yang membeli ponsel high end, mereka sedang ’membeli marketing’. Xiaomi tidak seperti itu,” ungkapnya.
Nantinya, Xiaomi akan membawa flagship yang mempermudah konsumen memilih. Misalnya flagship gaming, kamera, desain, atau performa. ”Misalnya Xiaomi Mi 9 series adalah flagship desain. Sedangkan Mi Note 10 dan Mi Note 10 Pro adalah flagship kamera. Sehingga lebih jelas bagi Mi Fans menentukan flagship apa yang ingin dibeli. Karena perbedaan flagship jelas,” ungkap Alvin.
Perkecil Pasar Blackmarket
Pasar ponsel non resmi (blackmarket) juga jadi masalah bagi Xiaomi Indonesia. Karena itu, mereka sangat mengapresiasi upaya pemerintah untuk langkah blokir IMEI pada April 2019. ”Kami juga akan agresif di produk, stabil di produksi, serta sistem offline yang semakin terbentuk. Sehingga pasar blackmarket tidak akan memiliki profit besar. Dan akan mengecil dengan sendirinya,” ujarnya.
Menambah Gerai Offline
Saat ini Mi Store sudah tersebar di sejumlah mal di kota-kota besar. Tapi, karena strategi Xiaomi sekarang fokus pada gerai offline, maka jumlahnya akan diperbanyak. Strateginya dengan membuat Mi Authorized Store di lokasi selain mal.
”Kami akan bekerja sama dengan patner terpilih, mengusung standar kualitas dan layanan ala Mi Store. Sehingga kedepannya konsumen dapat berbelanja di Mi Store, Mi Authorized Storo, Mi.com, dan online authorized partner dengan harga stabil dan pengalaman berbelanja yang sama,” tandasnya.
Belanja Langsung dari China
Saat ini Mi Fans bisa berbelanja langsung berbagai produk Xiaomi langsung dari China lewat aplikasi ShareSave. Mulai dari elektronik, home appliance, smartwatch, hingga peralatan kantor. Harganya kompetitif, pembayarannya mudah, dan barang akan dikirim dalam waktu 5-10 hari.
”Di ShareSave tidak perlu TKDN, jadi barang terbaru bisa langsung dibeli konsumen. Semuanya bergaransi setahun. Jika rusak, akan langsung diganti,” janjinya.
Memperkuat Ekosistem IoT
Xiaomi tidak pernah mengklaim sebagai perusahaan ponsel. Melainkan merek gaya hidup. Ini yang sedang dikomunikasikan oleh Alvin di Indonesia.
”Kami akan memperkuat ekosistem portofolio produk kami. Kedepannya setiap ada ponsel yang dirilis, ada 1 produk ekosistem. Salah satunya Mi TV yang akan dirilis tahun depan,” ungkap Alvin.
(mim)