Kamboja-Srilanka Masuk Peta Jalan Penyebaran 5G versi Qualcomm, RI Enggak Masuk

JAKARTA - Raksasa pembuat chip asal Amerika Serikat, Qualcomm, baru-baru ini mengadakan Analyst Day 2019 di Kota New York. Dalam acara tersebut, President Qualcomm, Cristiano Amon, meluncurkan peta jalan visual yang komprehensif untuk peluncuran jaringan 5G secara global.

Dalam peta itu, juga diprediksi kesiapan setiap negara menyambut jaringan teknologi kelima, termasuk di negara-negara berkembang. Sayangnya negara berkembang yang diprediksi segera mengembangkan jaringan 5G, tidak termasuk Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, seorang Eksekutif Qualcomm mengatakan, perusahaannya berharap jaringan 5G dapat tersedia secara luas di kota-kota besar pada tahun depan. Kemudian diikuti oleh negara-negara berkembang di tahun-tahun berikutnya.

Peta jalan visual yang dirilis menunjukkan varian mid-band (sub-6GHz) dari 5G diproyeksikan bakal menyebar luas selama 2020. Negara-negara yang diharapkan mulai meluncurkan 5G antara lain Kanada, Meksiko, Brasil, Chili, Austria, Prancis, Turki, India, Vietnam, Hong Kong, Singapura, dan Afrika Selatan. Sementara jaringan 5G yang lebih cepat akan tersedia di Jepang, Korea Selatan, dan Rusia, di tahun yang sama.

Melansir laman Gizmo China, Kamis (21/11/2019), Qualcomm juga berharap 5G dapat tersebar di Peru, Nigeria, negara-negara kecil di Eropa, dan negara-negara berkembang di Asia. Sebut saja Kamboja dan Sri Lanka mulai 2021.

Kemudian, jaringan 5G yang lebih cepat diperkirakan akan digunakan oleh Meksiko, Brasil, Chili, Jerman, Italia, Hong Kong, dan Singapura, juga pada 2021.

Untuk ketersediaan chipset, Cristiano Amon menegaskan, perusahaan akan mulai menyediakannya pada tahun depan. Jaringan 5G akan mendukung Snapdragon seri 6, 7, 8, dan seri setelahnya.

Ponsel pintar premium nantinya juga akan didukung jaringan ini, begitupun ponsel pintar menengah dari sejumlah merek. Tidak hanya itu, Qualcomm juga berencana menyediakan 5G pada chip yang digunakan oleh PC.