Lagi Perang Dagang, Belanja AS untuk Aplikasi China Malah Naik 65%
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah AS dan China masih menggelar perang dagang, tapi memanasnya hubungan keduanya tak berdampak terhadap transaksi di banyak aplikasi besutan negara Komunis tersebut.
Belum lama ini dikabarkan bagaimana salah satu aplikasi paling populer di Amerika Serikat, aplikasi video pendek TikTok, sedang diselidiki sebagai ancaman keamanan nasional. Mengapa? Pada dasarnya, itu untuk alasan yang sama mengapa anggota parlemen AS menganggap Huawei sebagai musuh publik nomor 1.
Undang-undang di China memungkinkan pemerintah komunis untuk menuntut agar perusahaan memata-matai atas nama kepentingannya. Para pembuat undang-undang AS pun menuding ponsel dan peralatan jaringan Huawei mengandung pintu belakang yang siap untuk mengirim informasi ke Beijing.
Ketika perusahaan China yang memiliki TikTok, Beijing ByteDance, membeli aplikasi video Musical.ly dua tahun lalu, mereka gagal mendapatkan persetujuan dari Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS).Menurut laman CNBC, di kuartal terakhir, yang mencakup tiga bulan sejak Juli hingga September 2019, aplikasi yang dikembangkan oleh perusahaan China atau yang memiliki investasi besar dari negara itu menyumbang pendapatan USD745 juta. Data, yang bersumber dari Sensor Tower, mengungkapkan bahwa pengeluaran untuk aplikasi tersebut naik 65% dari tahun ke tahun.
Orang Amerika sendiri diketahui menghabiskan USD3,43 miliar untuk 100 aplikasi teratas berdasarkan pendapatan di Apple App Store dan Google Play Store selama kuartal tersebut. Menariknya, aplikasi China yang tergolong aplikasi teratas itu mencapai 22%.
Dari 100 aplikasi teratas, 25 berasal dari China. Jumlah itu artinya naik dari kuartal ketiga tahun lalu ketika 21 dari 100 aplikasi teratas berdasarkan pendapatan berasal dari China. Dari 25 aplikasi itu, sebagian besar adalah game dengan PUBG Mobile di bagian atas daftar.
Belum lama ini dikabarkan bagaimana salah satu aplikasi paling populer di Amerika Serikat, aplikasi video pendek TikTok, sedang diselidiki sebagai ancaman keamanan nasional. Mengapa? Pada dasarnya, itu untuk alasan yang sama mengapa anggota parlemen AS menganggap Huawei sebagai musuh publik nomor 1.
Undang-undang di China memungkinkan pemerintah komunis untuk menuntut agar perusahaan memata-matai atas nama kepentingannya. Para pembuat undang-undang AS pun menuding ponsel dan peralatan jaringan Huawei mengandung pintu belakang yang siap untuk mengirim informasi ke Beijing.
Ketika perusahaan China yang memiliki TikTok, Beijing ByteDance, membeli aplikasi video Musical.ly dua tahun lalu, mereka gagal mendapatkan persetujuan dari Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS).Menurut laman CNBC, di kuartal terakhir, yang mencakup tiga bulan sejak Juli hingga September 2019, aplikasi yang dikembangkan oleh perusahaan China atau yang memiliki investasi besar dari negara itu menyumbang pendapatan USD745 juta. Data, yang bersumber dari Sensor Tower, mengungkapkan bahwa pengeluaran untuk aplikasi tersebut naik 65% dari tahun ke tahun.
Orang Amerika sendiri diketahui menghabiskan USD3,43 miliar untuk 100 aplikasi teratas berdasarkan pendapatan di Apple App Store dan Google Play Store selama kuartal tersebut. Menariknya, aplikasi China yang tergolong aplikasi teratas itu mencapai 22%.
Dari 100 aplikasi teratas, 25 berasal dari China. Jumlah itu artinya naik dari kuartal ketiga tahun lalu ketika 21 dari 100 aplikasi teratas berdasarkan pendapatan berasal dari China. Dari 25 aplikasi itu, sebagian besar adalah game dengan PUBG Mobile di bagian atas daftar.
(mim)