Presiden Xi Jinping: China Pacu Implementasi Teknologi Blockchain
A
A
A
JAKARTA - Di akhir 2019, pengembangan proyek kripto berbasis Blockchain di Cina terus menemui titik terang. Sentimen-sentimen positif sebelumnya memang telah muncul dari berbagai instansi China, seperti Hangzhou Internet Court yang menetapkan Bitcoin sebagai sebuah komoditas.
Dalam pidatonya, Presiden Xi Jin Ping mengatakan, China akan meningkatkan investasi dalam teknologi Blockchain setelah mengadakan sesi studi pekan lalu tentang pengembangan industri. “Kita harus menggunakan Blockchain sebagai terobosan penting bagi inovasi-inovasi teknologi inti berikutnya, memperjelas arah utama, meningkatkan investasi, fokus pada sejumlah teknologi utama, dan mempercepat pengembangan Blockchain dan inovasi industri," kata Xi JinPing.
Adapun Bank Sentral China dikabarkan sedang bersiap untuk meluncurkan mata uang digitalnya sendiri. Awalnya, industri perbankan ini telah membentuk tim khusus sejak 2014 yang bertujuan untuk mengeksplorasi keunggulan mata uang virtual. Agar lebih memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, mata uang kripto buatan negeri Tirai Bambu ini kelak dapat digunakan di berbagai platform seperti WeChat dan Alipay.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, pun merespons pernyataan pemimpin besar China tersebut. Dikatakan Oscar, adanya niat Pemerintah China untuk meningkatkan upaya riset dan penggunaan Blockchain akan mendongkrak permintaan atas aset digital berbasis teknologi publik blockchain. Bahkan, hal ini telah tercermin dari aktivitas market, di mana beberapa aset digital tadi ikut naik bersamaan dengan dukungan resmi dari Pemerintah Cina ini.
Blockchain sendiri memang dirasa mampu merevolusi sistem keuangan dan produksi menjadi lebih ekonomis, transparan, dan efisien dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial. “Pernyataan Presiden Xi JinPing tentu akan membuat gairah atau tren positif bagi pasar aset kripto yang berbasis blockchain secara global. Salah satu akibatnya adalah seminggu yang lalu ada lonjakan kenaikan harga pada Bitcoin sebesar 15% dikarenakan adanya dorongan efek psikologis dari berita ini," kata Oscar.
Selain itu, lanjut dia, Pemerintah China juga telah berkomitmen untuk memberikan investasi tambahan di bidang teknologi Blockchain dan Artificial Intelligence (AI) untuk pengembangan financial technology (fintech). Ini pun akan berdampak kepada seluruh sektor teknologi publik Blockchain lain yang bergerak di bidang tersebut.
"Perlu diketahui sebagian besar perusahaan publik Blockchain saat ini memang bermarkas di China. Itulah sebabnya, diharapkan Indonesia juga harus segera memberikan perhatian lebih kepada Blockchain, agar Indonesia juga bisa setara dan tidak tertinggal dengan negara maju lainnya," tuturnya.
Melalui Indodax yang diklaim sebagai start-up Blockchain terbesar di Asia Tenggara, Oscar Darmawan bersama timnya siap untuk terus mengedukasi masyarakat terkait Blockchain. Dengan adanya konsistensi dalam pengembangan teknologi blockchain ini, diharapkan akan meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Tidak seperti saat kemunculan internet di mana kita agak sedikit ketinggalan, harapannya masyarakat dapat lebih sigap terkait teknologi Blockchain. Pemerintah AS sedang menitikberatkan proyek Libra, sedangkan pemerintah China dengan proyek Blockchain seperti mata uang digital Yuan dan internet of things (IOT). Hendaknya Indonesia jangan sampai ketinggalan dalam upaya mendorong pertumbuhan teknologi ini," tutur Oscar Darmawan.
Indodax adalah perusahaan berpengalaman dalam bidang aset digital dan Blockchain serta penyedia platform jual-beli aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin, dan lebih dari 50 aset digital lainnya. Indodax sendiri berdiri sejak 2014 dan telah melayani lebih dari 1,8 juta orang di Indonesia.
Indodax juga memiliki hampir 200 karyawan dengan partner di seluruh dunia, seperti China, Singapura, Eropa, Korea Selatan, Meksiko, dan India yang berpengalaman dalam bidang aset digital. "Selain itu, kami memiliki customer support yang siap membantu para member selama 24/7," ucapnya.
Dalam pidatonya, Presiden Xi Jin Ping mengatakan, China akan meningkatkan investasi dalam teknologi Blockchain setelah mengadakan sesi studi pekan lalu tentang pengembangan industri. “Kita harus menggunakan Blockchain sebagai terobosan penting bagi inovasi-inovasi teknologi inti berikutnya, memperjelas arah utama, meningkatkan investasi, fokus pada sejumlah teknologi utama, dan mempercepat pengembangan Blockchain dan inovasi industri," kata Xi JinPing.
Adapun Bank Sentral China dikabarkan sedang bersiap untuk meluncurkan mata uang digitalnya sendiri. Awalnya, industri perbankan ini telah membentuk tim khusus sejak 2014 yang bertujuan untuk mengeksplorasi keunggulan mata uang virtual. Agar lebih memudahkan masyarakat dalam bertransaksi, mata uang kripto buatan negeri Tirai Bambu ini kelak dapat digunakan di berbagai platform seperti WeChat dan Alipay.
CEO Indodax, Oscar Darmawan, pun merespons pernyataan pemimpin besar China tersebut. Dikatakan Oscar, adanya niat Pemerintah China untuk meningkatkan upaya riset dan penggunaan Blockchain akan mendongkrak permintaan atas aset digital berbasis teknologi publik blockchain. Bahkan, hal ini telah tercermin dari aktivitas market, di mana beberapa aset digital tadi ikut naik bersamaan dengan dukungan resmi dari Pemerintah Cina ini.
Blockchain sendiri memang dirasa mampu merevolusi sistem keuangan dan produksi menjadi lebih ekonomis, transparan, dan efisien dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial. “Pernyataan Presiden Xi JinPing tentu akan membuat gairah atau tren positif bagi pasar aset kripto yang berbasis blockchain secara global. Salah satu akibatnya adalah seminggu yang lalu ada lonjakan kenaikan harga pada Bitcoin sebesar 15% dikarenakan adanya dorongan efek psikologis dari berita ini," kata Oscar.
Selain itu, lanjut dia, Pemerintah China juga telah berkomitmen untuk memberikan investasi tambahan di bidang teknologi Blockchain dan Artificial Intelligence (AI) untuk pengembangan financial technology (fintech). Ini pun akan berdampak kepada seluruh sektor teknologi publik Blockchain lain yang bergerak di bidang tersebut.
"Perlu diketahui sebagian besar perusahaan publik Blockchain saat ini memang bermarkas di China. Itulah sebabnya, diharapkan Indonesia juga harus segera memberikan perhatian lebih kepada Blockchain, agar Indonesia juga bisa setara dan tidak tertinggal dengan negara maju lainnya," tuturnya.
Melalui Indodax yang diklaim sebagai start-up Blockchain terbesar di Asia Tenggara, Oscar Darmawan bersama timnya siap untuk terus mengedukasi masyarakat terkait Blockchain. Dengan adanya konsistensi dalam pengembangan teknologi blockchain ini, diharapkan akan meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Tidak seperti saat kemunculan internet di mana kita agak sedikit ketinggalan, harapannya masyarakat dapat lebih sigap terkait teknologi Blockchain. Pemerintah AS sedang menitikberatkan proyek Libra, sedangkan pemerintah China dengan proyek Blockchain seperti mata uang digital Yuan dan internet of things (IOT). Hendaknya Indonesia jangan sampai ketinggalan dalam upaya mendorong pertumbuhan teknologi ini," tutur Oscar Darmawan.
Indodax adalah perusahaan berpengalaman dalam bidang aset digital dan Blockchain serta penyedia platform jual-beli aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin, dan lebih dari 50 aset digital lainnya. Indodax sendiri berdiri sejak 2014 dan telah melayani lebih dari 1,8 juta orang di Indonesia.
Indodax juga memiliki hampir 200 karyawan dengan partner di seluruh dunia, seperti China, Singapura, Eropa, Korea Selatan, Meksiko, dan India yang berpengalaman dalam bidang aset digital. "Selain itu, kami memiliki customer support yang siap membantu para member selama 24/7," ucapnya.
(mim)