Lewat Inovasi, Philips Bertransformasi Ciptakan Produk Digital

Selasa, 15 Oktober 2019 - 21:01 WIB
Lewat Inovasi, Philips Bertransformasi Ciptakan Produk Digital
Lewat Inovasi, Philips Bertransformasi Ciptakan Produk Digital
A A A
JAKARTA - Sebagai perusahaan yang telah berkancah di dunia sejak 128 tahun lalu, Royal Philips terus melalukan inovasi dan penyesuaian model bisnis untuk dapat terus bertahan.

Sejak 2011-2018 Philips sudah mulai melakukan perubahan dengan tidak hanya fokus di bidang pencahayaan dan elektronik, tapi juga pada teknologi kesehatan.

Di Indonesia sendiri Philips sudah mengibarkan benderanya sejak 125 tahun lalu. Bagi Philips, Indonesia merupakan pasar yang penting karena termasuk di dalam 16 pasar terbesar di dunia.

Secara global, bisnis Philips terbagi menjadi tiga, yakni pasar Amerika sebesar 35%, pasar Eropa 22%, dan pasar yang terus bertumbuh sebesar 33% di mana Indonesia masuk di dalamnya.

“Kami sangat berkomitmen dengan inovasi sehingga kami terus berinovasi terhadap produk kami. Kami juga mengalokasikan 10% dari hasil penjualan untuk research dan development,” kata Pim Pressman, yang baru saja ditunjuk sebagai Presiden Direktur Philips Indonesia.

Pim baru tujuh minggu menahkodai perusahaannya di Indonesia. Ia sudah 17 tahun berkarir di Royal Philips. Ia pernah ditempatkan di Amerika Latin, dan sebelum dipindahkan di Indonesia ia menjabat sebagai Vice President and Head of Investor Relations di Philips Corporate Center yang berlokasi di Amsterdam.

“Saya sangat senang bekerja dengan tim di Indonesia,” ujarnya, saat perkenalan kantor baru Philips Indonesia di Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Perusahaan yang berkantor pusat di Amsterdam, Belanda, ini memang sedang gencar memproduksi teknologi kesehatan. Philips memiliki fokus memberikan layanan kesehatan yang berkelanjutan, mulai dari gaya hidup sehat dan pencegahan, diagnosis, pengobatan, hingga perawatan di rumah.

Kehadiran Philips di Indonesia hingga saat ini identik dengan produk-produk pencahayaan dan elektornik. Padahal, pada tahun 30-an Philips sudah memboyong alat X-Ray mereka ke Indonesia.

Hingga saat ini inovasi teknologi kesehatan yang diproduksi Philips sudah banyak yang digunakan di Indonesia. “Mungkin kurang diketahui karena modelnya bisnis ke bisnis. Tapi untuk kalangan yang membutuhkan seperti rumah sakit, Philips sangat dikenal,” tambah Pim.

Semua produk Philips yang ada saat ini sudah berinovasi menjadi digital. Dalam bidang kesehatan, kata Pim, digitalisasi diharapkan dapat menolong dokter untuk mendiagnosa pasien secara akurat, sehingga dapat memberikan penanganan yang sesuai. “Misi kami dapat menyentuh 3 miliar orang di seluruh dunia pada 2030,” jelasnya.

Di bidang teknologi kesehatan ini Philips mengharapkan adanya kemitraan jangka panjang dengan instansi kesehatan. “Karena peralatan kesehatan ini usianya mungkin hanya 10 tahun. Dengan kemitraan yang panjang, kami ingin bisa terus memberikan perbaruan teknologi kesehatan seiring waktu,” tandas Pim.

Berkat komitmennya untuk terus berinovasi, pada 2018 Philips berhasil mencatatkan capaian penjualan sebesar EUR18,1 miliar dan memiliki sekitar 78 ribu karyawan di lebih dari 100 negara.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5242 seconds (0.1#10.140)